@hindavi_patil3232: Sarkar 😎😎#LifebuoyKarona #hgforever #foryoupage #gocoronago #handwashchallenge #coronagoback @gauravdorage 😎😎😎😎

hindavi satkar
hindavi satkar
Open In TikTok:
Region: IN
Thursday 26 March 2020 11:36:24 GMT
419401
46938
596
412

Music

Download

Comments

mr_anush_sonwane143
MR___AS__King :
tai tu gavakade geliye ka😀😁😊
2020-03-26 12:23:16
24
krish17122
randivekrishna24 :
Bhari ye
2020-03-26 11:37:17
18
rahul_koli_rk_1126
꧁༒ 𝕽𝖆𝖍𝖚𝖑 ℜӃ ༒꧂ :
Mast aahe na 😘😍😘
2020-03-26 11:39:25
17
hamraj007
⛳@hamraj007⛳ :
mast aahe aankhin yek veles once more taisaheb
2020-03-26 12:19:28
13
hrishiraut
Hrishi Raut :
kdkkk
2020-03-26 11:37:05
11
mr_ayaz_00
MR.__A_y@z..🖤 :
mast DiDi 😍👌 @hindavi_patil3232
2020-03-26 11:41:43
11
omkar_patil_0202
Omkar Patil :
Kdkkk
2020-03-26 11:37:04
10
ajinkya_palaskar0037
ajinkya_palaskar0037 :
💪hindvi Patil 💪 ♥️♥️kkddkk 💪
2020-03-27 01:40:16
9
prathameshwagh2
Prathamesh Wagh :
nice 🌹 sarkar 🌹😍
2020-03-26 11:37:32
9
navnathshinde007.7
Navnath Shinde Patil :
😎🤘Ahhheeeee Laich bhari ....🚩😍
2020-03-26 12:33:57
9
vishalbagal43
बागल पाटिल :
आमचे परम मित्र दोस्तीच्या दुनियेतील राजा माणूस योगेश भैया बागल आपणास वाढदिवसाच्या हार्दिक शुभेच्छा आई तुळजाभवानी आपणास उदंड आयुष्य देयो हीच शिव चरणी प
2020-03-26 11:52:23
9
vaibhavraut003
#VR Vaibhavraut :
class sarkar
2020-03-26 12:29:03
9
To see more videos from user @hindavi_patil3232, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pertempuran Shanghai adalah pertempuran pertama dari 22 pertempuran besar antara Tentara Revolusioner Nasional, Republik Tiongkok dan Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini adalah salah satu yang paling besar dan paling berdarah selama masa perang tersebut. Sejak 1931, Tiongkok dan Jepang telah terlibat dalam konflik-konflik kecil tiada putus, sering kali dikenal sebagai ”insiden”, yang membuat Tiongkok kehilangan wilayah sepotong demi sepotong. Pada Agustus 1937, mengikuti Insiden Jembatan Marco Polo pada 7 Juli, dan invasi Jepang terhadap Tiongkok Utara, Generalissimo Chiang Kai-shek memutuskan untuk memimpin Tiongkok dalam perang total terhadap Jepang, meskipun tanpa deklarasi resmi. Perlawanan Tiongkok di Shanghai bertujuan mematahkan gerak maju Jepang yang cepat, memberikan banyak waktu yang diperlukan kepada pemerintah Tiongkok untuk memindahkan industri-industri vital ke tempat yang lebih dalam, di mana pada saat yang sama berusaha mengambil simpati Kekuatan Barat. Selama tiga bulan pertempuran sengit, Pasukan Tiongkok dan Jepang bertempur di pusat kota Shanghai, kota-kota terpencil, dan pantai-pantai sepanjang pesisir Provinsi Jiangsu, tempat Jepang melakukan pendaratan amfibi. Tentara Tiongkok hanya mengandalkan senjata-senjata kaliber kecil dalam melawan serangan gencar besar-besaran dari udara, laut, dan kekuatan pemukul lapis baja Jepang. Pada akhirnya, Shanghai jatuh, dan Tiongkok kehilangan sebagian besar pasukan terbaik mereka, serta gagal mendapatkan intervensi internasional. Namun, perlawanan Tiongkok datang sebagai kejutan besar terhadap penyerbu Jepang, yang telah terindoktrinasi dengan pikiran superior secara budaya dan militer, dan secara dramatis menurunkan moral tentara Jepang. Cerita kepahlawanan mempertahankan Shanghai dan cerita selanjutnya mengenai kekejaman tentara Jepang yang amat terkejut dengan perlawanan tersebut, menginspirasi bangkitnya perlawanan nasionalisme Tiongkok dalam sebuah konflik brutal selama delapan tahun. Di Tiongkok, Pertempuran Shanghai dikenal sebagai Pertempuran Songhu (Hanzi: 淞滬會戰; Pinyin: Sōnghù Huìzhàn). Kata Song berasal dari Wusong (吳凇), nama lain Sungai Suzhou, sebuah sungai kecil yang mengalir melalui Shanghai. Hu (滬) adalah singkatan untuk kota itu sendiri. Dalam beberapa sumber Jepang, pertempuran tersebut dikenal sebagai
Pertempuran Shanghai adalah pertempuran pertama dari 22 pertempuran besar antara Tentara Revolusioner Nasional, Republik Tiongkok dan Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini adalah salah satu yang paling besar dan paling berdarah selama masa perang tersebut. Sejak 1931, Tiongkok dan Jepang telah terlibat dalam konflik-konflik kecil tiada putus, sering kali dikenal sebagai ”insiden”, yang membuat Tiongkok kehilangan wilayah sepotong demi sepotong. Pada Agustus 1937, mengikuti Insiden Jembatan Marco Polo pada 7 Juli, dan invasi Jepang terhadap Tiongkok Utara, Generalissimo Chiang Kai-shek memutuskan untuk memimpin Tiongkok dalam perang total terhadap Jepang, meskipun tanpa deklarasi resmi. Perlawanan Tiongkok di Shanghai bertujuan mematahkan gerak maju Jepang yang cepat, memberikan banyak waktu yang diperlukan kepada pemerintah Tiongkok untuk memindahkan industri-industri vital ke tempat yang lebih dalam, di mana pada saat yang sama berusaha mengambil simpati Kekuatan Barat. Selama tiga bulan pertempuran sengit, Pasukan Tiongkok dan Jepang bertempur di pusat kota Shanghai, kota-kota terpencil, dan pantai-pantai sepanjang pesisir Provinsi Jiangsu, tempat Jepang melakukan pendaratan amfibi. Tentara Tiongkok hanya mengandalkan senjata-senjata kaliber kecil dalam melawan serangan gencar besar-besaran dari udara, laut, dan kekuatan pemukul lapis baja Jepang. Pada akhirnya, Shanghai jatuh, dan Tiongkok kehilangan sebagian besar pasukan terbaik mereka, serta gagal mendapatkan intervensi internasional. Namun, perlawanan Tiongkok datang sebagai kejutan besar terhadap penyerbu Jepang, yang telah terindoktrinasi dengan pikiran superior secara budaya dan militer, dan secara dramatis menurunkan moral tentara Jepang. Cerita kepahlawanan mempertahankan Shanghai dan cerita selanjutnya mengenai kekejaman tentara Jepang yang amat terkejut dengan perlawanan tersebut, menginspirasi bangkitnya perlawanan nasionalisme Tiongkok dalam sebuah konflik brutal selama delapan tahun. Di Tiongkok, Pertempuran Shanghai dikenal sebagai Pertempuran Songhu (Hanzi: 淞滬會戰; Pinyin: Sōnghù Huìzhàn). Kata Song berasal dari Wusong (吳凇), nama lain Sungai Suzhou, sebuah sungai kecil yang mengalir melalui Shanghai. Hu (滬) adalah singkatan untuk kota itu sendiri. Dalam beberapa sumber Jepang, pertempuran tersebut dikenal sebagai "Insiden Shanghai Kedua" (第二次上海事変, Dai-niji Shanhai jiken), membedakannya dengan Insiden Shanghai Pertama pada 1932. Namun, Pertempuran Shanghai 1937 adalah sebuah pertempuran skala penuh menandai awal perang mati-matian antara dua negara tersebut. Istilah “insiden” secara tradisional digunakan untuk memperhalus invasi Tiongkok oleh Jepang. Pertempuran dapat dibagi ke dalam tiga tahap, dan secara keseluruhan melibatkan hampir satu juta pasukan. Tahap pertama berlangsung dari 13 Agustus sampai 22 Agustus, yaitu saat Tentara Revolusioner Nasional berusaha menghalau kehadiran Tentara Kekaisaran Jepang dari pusat kota Shanghai. Tahap kedua berlangsung dari 23 Agustus sampai 26 Oktober, yaitu selama Jepang melancarkan pendaratan amfibi di pesisir Jiangsu dan kedua pihak bertempur dari bangunan ke bangunan, dengan Jepang berusaha memperoleh kendali terhadap kota dan daerah di sekitarnya. Tahap terakhir berlangsung dari 27 Oktober hingga akhir November, melibatkan mundurnya tentara Tiongkok dalam menghadapi manuver penjepitan Jepang, dan kemudian pertempuran di jalan menuju ibu kota Tiongkok, Nanjing. Sumber:Wikipedia #jedagjedug #history #sejarah #ww2 #pertempuran #battleofshanghai1937 #china #jepang #historycreatorteam #fypage #xml #fypシ

About