@arifbayat5: آهنگ سر زمین من با صدای راغب... #سرزمین_من #راغب #افغانستان

Arif Bayat
Arif Bayat
Open In TikTok:
Region: AE
Sunday 22 August 2021 10:47:03 GMT
3587
105
4
11

Music

Download

Comments

rahmani2023
Sara.Rhmaniسارا رحمانی :
🥺🥺🥺🥺
2021-12-10 12:04:33
1
iqbal_duty7
👑IBL👑 :
🥺🥺
2021-12-14 01:57:19
0
sara70596
sara :
راغب جان صدات فوقالعاده بینظیرباکنپوزامیرجان صبوری
2023-12-20 11:07:49
0
fereshtehshakeri
Princess :
🥺🥺🥺🥺💔💔😭
2024-03-02 19:35:47
0
To see more videos from user @arifbayat5, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Saya ingat betul hari itu. Langit pagi biasanya berwarna biru cerah, tapi hari itu terasa berat dan mencekam. Saya sedang bermain di halaman belakang rumah, dekat dengan ladang jagung, tidak jauh dari Bukit Boko. Biasanya, dari sana saya bisa melihat Abhayagirivihara berdiri megah, tapi hari itu ada sesuatu yang berbeda. Tiba-tiba, suara teriakan memecah keheningan. Bukan teriakan biasa, tapi teriakan marah dan ketakutan. Ibu saya segera menarik saya masuk ke dalam rumah. Dari celah-celah dinding bambu, saya mengintip. Saya melihat orang-orang berlarian, beberapa membawa senjata, beberapa hanya membawa obor. Mereka berlari ke arah Bukit Boko. Semakin lama, suara-suara itu semakin keras. Suara benturan senjata, teriakan, dan raungan bercampur menjadi satu. Ibu saya memeluk saya erat-erat, wajahnya pucat. Saya bisa merasakan tubuhnya bergetar. Saya sendiri juga sangat takut. Jantung saya berdebar kencang. Saya mendengar ayah saya berbicara dengan tetangga di luar. Mereka berbicara tentang Rakai Walaing, tentang pemberontakan, tentang pertempuran di Bukit Boko. Saya tidak mengerti banyak, tapi saya tahu ada sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dari balik jendela, saya melihat asap mulai mengepul dari arah Bukit Boko. Asap hitam tebal membubung ke langit, menutupi sebagian vihara. Saya melihat beberapa rumah di lereng bukit juga terbakar. Api berkobar, melalap apapun yang ada di dekatnya. Saya melihat beberapa orang berlarian turun dari bukit, wajah mereka penuh ketakutan dan debu. Beberapa dari mereka terluka, berdarah. Saya melihat seorang wanita menggendong anaknya yang menangis histeris. Pemandangan itu membuat saya semakin takut. Hari itu terasa sangat panjang. Matahari seakan enggan beranjak dari peraduannya. Suara-suara pertempuran baru mereda menjelang malam. Tapi keheningan yang menyusul justru terasa lebih menakutkan. Keheningan yang diisi dengan isak tangis dan ketidakpastian. Malam itu, saya tidur di samping ibu saya. Saya tidak bisa memejamkan mata. Bayangan api, teriakan, dan wajah-wajah ketakutan terus menghantui saya. Saya berdoa dalam hati agar semua ini cepat berlalu, agar semuanya kembali seperti semula. Tapi saya tahu, semuanya telah berubah. Geger Walaing telah meninggalkan luka yang dalam, bukan hanya di Bukit Boko, tapi juga di hati saya. #WhatIf ada anak kecil yang menyaksikan peristiwa Geger Walaing  CUMA NGARANG YA!! 🫵🏻🫵🏻🫵🏻 #KeratonRatuBoko #RatuBoko #GegerWalaing #TTPetualangNewbie
Saya ingat betul hari itu. Langit pagi biasanya berwarna biru cerah, tapi hari itu terasa berat dan mencekam. Saya sedang bermain di halaman belakang rumah, dekat dengan ladang jagung, tidak jauh dari Bukit Boko. Biasanya, dari sana saya bisa melihat Abhayagirivihara berdiri megah, tapi hari itu ada sesuatu yang berbeda. Tiba-tiba, suara teriakan memecah keheningan. Bukan teriakan biasa, tapi teriakan marah dan ketakutan. Ibu saya segera menarik saya masuk ke dalam rumah. Dari celah-celah dinding bambu, saya mengintip. Saya melihat orang-orang berlarian, beberapa membawa senjata, beberapa hanya membawa obor. Mereka berlari ke arah Bukit Boko. Semakin lama, suara-suara itu semakin keras. Suara benturan senjata, teriakan, dan raungan bercampur menjadi satu. Ibu saya memeluk saya erat-erat, wajahnya pucat. Saya bisa merasakan tubuhnya bergetar. Saya sendiri juga sangat takut. Jantung saya berdebar kencang. Saya mendengar ayah saya berbicara dengan tetangga di luar. Mereka berbicara tentang Rakai Walaing, tentang pemberontakan, tentang pertempuran di Bukit Boko. Saya tidak mengerti banyak, tapi saya tahu ada sesuatu yang buruk sedang terjadi. Dari balik jendela, saya melihat asap mulai mengepul dari arah Bukit Boko. Asap hitam tebal membubung ke langit, menutupi sebagian vihara. Saya melihat beberapa rumah di lereng bukit juga terbakar. Api berkobar, melalap apapun yang ada di dekatnya. Saya melihat beberapa orang berlarian turun dari bukit, wajah mereka penuh ketakutan dan debu. Beberapa dari mereka terluka, berdarah. Saya melihat seorang wanita menggendong anaknya yang menangis histeris. Pemandangan itu membuat saya semakin takut. Hari itu terasa sangat panjang. Matahari seakan enggan beranjak dari peraduannya. Suara-suara pertempuran baru mereda menjelang malam. Tapi keheningan yang menyusul justru terasa lebih menakutkan. Keheningan yang diisi dengan isak tangis dan ketidakpastian. Malam itu, saya tidur di samping ibu saya. Saya tidak bisa memejamkan mata. Bayangan api, teriakan, dan wajah-wajah ketakutan terus menghantui saya. Saya berdoa dalam hati agar semua ini cepat berlalu, agar semuanya kembali seperti semula. Tapi saya tahu, semuanya telah berubah. Geger Walaing telah meninggalkan luka yang dalam, bukan hanya di Bukit Boko, tapi juga di hati saya. #WhatIf ada anak kecil yang menyaksikan peristiwa Geger Walaing CUMA NGARANG YA!! 🫵🏻🫵🏻🫵🏻 #KeratonRatuBoko #RatuBoko #GegerWalaing #TTPetualangNewbie

About