@thoaxinhdep99: Dấu hiệu tìm dc người đàn ông nghiêm túc yêu mình #gaixinh #xuhuong

Thoaxinhdep99
Thoaxinhdep99
Open In TikTok:
Region: VN
Tuesday 23 August 2022 03:18:44 GMT
75519
1647
37
76

Music

Download

Comments

linhqueenmakeup68
Linh Queen Makeup🇻🇳 :
nghiêm túc r nhưng vẫn rời đi 🥺
2022-08-23 12:25:09
6
_trieuha..197
. :
chuan nuôn
2022-08-25 06:49:40
3
cuc_phuong1986
Cúc Phương :
Sao lại thế vậy c 😳
2022-08-23 14:10:07
1
huyenemm0
Ngọc Huyền :
qh mà bị đau hoài thì có sau kh ạ
2022-08-24 05:15:10
2
sangpham1234561
Sang Phạm :
rồi fb Zalo .. tiktok luôn
2022-08-23 13:55:49
2
mua.oo1
🤍🤍 :
Lại bảo sai đi
2022-08-28 07:40:28
2
hoamongrong_90
Vp.1.9.9.0 ♥️ :
Chuẩn luôn
2022-08-25 10:57:29
3
pkhoa.2008
Khozj💩 :
cj ơi 3ngày xuất 1 lần có sao ko ạ
2022-10-25 16:18:17
1
user2167372807431
user2167372807431 :
Sai
2022-08-23 15:24:57
1
thuyr.9x
Thủy :
kp đâu c ơi. vì n bạn của e họ k dùng fb. 😂
2022-08-24 14:35:31
2
userzieffydi8o
userzieffydi8o :
Chị ơi lần nào em làm sông rồi đi tè vậy chị
2022-08-30 16:47:42
1
ngoc1211197o
Thanh Trà :
vấn đề ở đây là nó lén ăn phở có cho bố nó cũng ko giám
2022-08-25 04:41:28
1
phaitjnhnhat
Tình nhạt phai💝💝💝 :
chuẩn mến bn nhé
2022-08-24 01:14:11
1
thanh.nhan.shopbhd
Thanh Nhan ShopBHD :
Hay quá nè🥰
2024-07-03 08:29:24
0
thuthuy10.1994
THU THUÝ LTTLK 🍵 :
Chính xác luôn chị yêu ơi
2024-10-02 00:29:47
0
nguyet7a23md
DuocSiLien24h :
hay ah
2023-07-16 07:57:04
0
phepmautaohoa
Phép Màu Tạo Hoá :
Hay quá
2023-06-22 03:51:38
0
congtruc06
Công Trực :
diem G la sao ha chi
2023-03-19 20:19:28
0
dyz11jab9wc8
Pé_Anh :
Chuẩn nhe chị
2022-08-23 11:04:52
0
thaison12021983
Ông Trùm Se Khít Thái Sơn :
yêu thoa quá 😳
2023-02-26 01:29:58
0
chauvohoangphuc3312
kemvaniᝰ.ᐟ :
😍
2025-07-16 07:22:56
0
kimngan_99930
Ngân.64-vl :
9xat
2022-08-24 14:40:34
2
To see more videos from user @thoaxinhdep99, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

“Tolong lahirkan anak untukku. Setelah itu.. kamu bebas.” Begitulah Jay pertama kali menawarimu, dengan suara tenang dan mata yang tak bergetar sedikitpun. Kamu—yang saat itu tengah jatuh di titik terendah hidup—tidak punya banyak pilihan. Maka kamu mengangguk, menandatangani kontrak, lalu menikahinya secara sah. Namun kamu tahu, kamu bukan satu-satunya wanita di hidup Jay. Kamu hanya rahim yang disewa. Dan wanita lain—wanita yang duduk di meja seberang sambil menggenggam tangan Jay—adalah istri yang sesungguhnya. Namanya Aera. Cantik, dewasa, dan.. dingin. Tapi sorot matanya penuh luka setiap kali memandangmu—penuh rasa kalah yang ditutupi harga diri. ♡♡♡ 3 bulan usia kandungan. Jay mulai rutin menjemputmu dari pemeriksaan kandungan. Ia selalu menatap monitor USG dengan mata merah—bukan karena bahagia, tapi karena sesak. “Dia sehat,” katamu suatu hari sambil tersenyum pelan. Jay hanya mengangguk. Namun saat kamu memalingkan wajah, kamu melihat refleksnya menggenggam tangan Aera yang berdiri tak jauh dari kalian. Kamu langsung membungkam perasaan yang tiba-tiba tumbuh dalam diam. Kamu tidak boleh mencintainya. Kamu hanya dititipi kehidupan yang bukan milikmu. ♡♡♡ Bulan ke-6. Jay membelikanmu tempat tidur lebih nyaman, selimut hangat, bahkan mengantar makanan sendiri ke kamarmu. “Kamu kenapa repot banget?” kamu bertanya waktu itu. Jay tidak menjawab. Tapi malam itu kamu mendengar suara pelan dari balik dinding kamarnya dengan Aera. “Kamu cinta dia Jay?” “Aku bahkan ga kenal dia, Aera. Aku hanya mencintai anak yang dia bawa. Anak kita.” Kata-kata itu menghancurkanmu. Kamu meringkuk di balik selimut dengan rahim yang mulai bergerak, menendang halus seolah menenangkanmu. Namun tak ada tendangan yang bisa menahan tangismu malam itu. ♡♡♡ Malam menjelang kelahiran. Air ketubanmu pecah lebih cepat. Kamu berteriak, menangis, gemetar. Jay yang paling pertama sampai di sisi ranjang rumah sakit. Matanya panik. Tanganmu diremas erat. “Kamu kuat, ya. Demi dia. Demi.. anak kita.” “Kita?” kamu menahan isak. “Tapi setelah ini.. kamu buang aku, Jay..” Jay menunduk. Tak bisa menjawab. Saat anak itu lahir, tangisnya pecah memenuhi ruangan. Seiring dengan air matamu yang tak berhenti mengalir. Jay mengambil bayi itu dalam pelukannya—menatap mata si kecil dengan gemetar. Lalu ia berkata. “Papa di sini..” Tapi bukan padamu. Pada anak itu. Pada darah daging yang ia tunggu, dari tubuh wanita yang tidak ia cintai. ♡♡♡ 6 minggu setelah kelahiran. Hari itu, kamu berdiri di depan rumah Jay—dengan koper kecil di sisi kananmu dan tangan kiri menggenggam dokumen yang membuat dadamu sesak. Surat cerai. Bukan karena kalian bercerai secara sah—karena sejak awal, kamu bahkan tak pernah merasa menikah dengan pria itu sepenuhnya. Karna dia—tidak mencintaimu. Jay berdiri di ambang pintu, menatapmu dengan pandangan yang kosong. Di belakangnya, Aera berdiri memeluk sang bayi. Bayi yang baru beberapa hari lalu keluar dari rahimmu. Bayi yang harusnya kamu gendong lebih lama. Tapi tidak hari ini. Hari ini kamu pergi. “Aku udah balikin semuanya,” katamu lirih. “Kecuali.. luka yang harusnya ga pernah aku rasain.” Jay tak menjawab. Hanya menggenggam gagang pintu kuat-kuat, menahan bibirnya agar tak gemetar. “Aku—” Jay akhirnya bersuara, “Aku ga bisa tahan kamu..” Kamu tersenyum miris. “Karena dari awal kita memang ga pernah punya niat untuk mempertahankan, Jay..” Jay menarik napas. Dadanya naik turun. Tapi masih.. tak satupun langkah ia ambil untuk menahanmu. Jadi kamu berbalik. Melangkah menjauh dari rumah itu. Namun Jay, tepat setelah kamu menyeberangi gerbang, menatap punggungmu dan berbisik, “jangan pergi..” Sayangnya angin terlalu kencang, dan kamu sudah terlalu hancur untuk kembali menoleh. “𝘋𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘰𝘬𝘰𝘩 𝘶𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯—𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘩𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪.” 📌next chapter di postingan baru ↔️ #fyp #jayenhypen #pov #jayedit #parkjongseong
“Tolong lahirkan anak untukku. Setelah itu.. kamu bebas.” Begitulah Jay pertama kali menawarimu, dengan suara tenang dan mata yang tak bergetar sedikitpun. Kamu—yang saat itu tengah jatuh di titik terendah hidup—tidak punya banyak pilihan. Maka kamu mengangguk, menandatangani kontrak, lalu menikahinya secara sah. Namun kamu tahu, kamu bukan satu-satunya wanita di hidup Jay. Kamu hanya rahim yang disewa. Dan wanita lain—wanita yang duduk di meja seberang sambil menggenggam tangan Jay—adalah istri yang sesungguhnya. Namanya Aera. Cantik, dewasa, dan.. dingin. Tapi sorot matanya penuh luka setiap kali memandangmu—penuh rasa kalah yang ditutupi harga diri. ♡♡♡ 3 bulan usia kandungan. Jay mulai rutin menjemputmu dari pemeriksaan kandungan. Ia selalu menatap monitor USG dengan mata merah—bukan karena bahagia, tapi karena sesak. “Dia sehat,” katamu suatu hari sambil tersenyum pelan. Jay hanya mengangguk. Namun saat kamu memalingkan wajah, kamu melihat refleksnya menggenggam tangan Aera yang berdiri tak jauh dari kalian. Kamu langsung membungkam perasaan yang tiba-tiba tumbuh dalam diam. Kamu tidak boleh mencintainya. Kamu hanya dititipi kehidupan yang bukan milikmu. ♡♡♡ Bulan ke-6. Jay membelikanmu tempat tidur lebih nyaman, selimut hangat, bahkan mengantar makanan sendiri ke kamarmu. “Kamu kenapa repot banget?” kamu bertanya waktu itu. Jay tidak menjawab. Tapi malam itu kamu mendengar suara pelan dari balik dinding kamarnya dengan Aera. “Kamu cinta dia Jay?” “Aku bahkan ga kenal dia, Aera. Aku hanya mencintai anak yang dia bawa. Anak kita.” Kata-kata itu menghancurkanmu. Kamu meringkuk di balik selimut dengan rahim yang mulai bergerak, menendang halus seolah menenangkanmu. Namun tak ada tendangan yang bisa menahan tangismu malam itu. ♡♡♡ Malam menjelang kelahiran. Air ketubanmu pecah lebih cepat. Kamu berteriak, menangis, gemetar. Jay yang paling pertama sampai di sisi ranjang rumah sakit. Matanya panik. Tanganmu diremas erat. “Kamu kuat, ya. Demi dia. Demi.. anak kita.” “Kita?” kamu menahan isak. “Tapi setelah ini.. kamu buang aku, Jay..” Jay menunduk. Tak bisa menjawab. Saat anak itu lahir, tangisnya pecah memenuhi ruangan. Seiring dengan air matamu yang tak berhenti mengalir. Jay mengambil bayi itu dalam pelukannya—menatap mata si kecil dengan gemetar. Lalu ia berkata. “Papa di sini..” Tapi bukan padamu. Pada anak itu. Pada darah daging yang ia tunggu, dari tubuh wanita yang tidak ia cintai. ♡♡♡ 6 minggu setelah kelahiran. Hari itu, kamu berdiri di depan rumah Jay—dengan koper kecil di sisi kananmu dan tangan kiri menggenggam dokumen yang membuat dadamu sesak. Surat cerai. Bukan karena kalian bercerai secara sah—karena sejak awal, kamu bahkan tak pernah merasa menikah dengan pria itu sepenuhnya. Karna dia—tidak mencintaimu. Jay berdiri di ambang pintu, menatapmu dengan pandangan yang kosong. Di belakangnya, Aera berdiri memeluk sang bayi. Bayi yang baru beberapa hari lalu keluar dari rahimmu. Bayi yang harusnya kamu gendong lebih lama. Tapi tidak hari ini. Hari ini kamu pergi. “Aku udah balikin semuanya,” katamu lirih. “Kecuali.. luka yang harusnya ga pernah aku rasain.” Jay tak menjawab. Hanya menggenggam gagang pintu kuat-kuat, menahan bibirnya agar tak gemetar. “Aku—” Jay akhirnya bersuara, “Aku ga bisa tahan kamu..” Kamu tersenyum miris. “Karena dari awal kita memang ga pernah punya niat untuk mempertahankan, Jay..” Jay menarik napas. Dadanya naik turun. Tapi masih.. tak satupun langkah ia ambil untuk menahanmu. Jadi kamu berbalik. Melangkah menjauh dari rumah itu. Namun Jay, tepat setelah kamu menyeberangi gerbang, menatap punggungmu dan berbisik, “jangan pergi..” Sayangnya angin terlalu kencang, dan kamu sudah terlalu hancur untuk kembali menoleh. “𝘋𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘰𝘬𝘰𝘩 𝘶𝘵𝘢𝘮𝘢, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘮𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯—𝘥𝘪𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘩𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘥𝘪𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪.” 📌next chapter di postingan baru ↔️ #fyp #jayenhypen #pov #jayedit #parkjongseong

About