@xomelrous: Celebrating our 1 year wedding Anniversary at Nobu w/our baby🤍 #ftm #firsttimemom #nobu #nobunewportbeach #breastfeedingjourney #grwm #dayinthelife

MELODY
MELODY
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 18 July 2023 21:14:26 GMT
17301
669
10
14

Music

Download

Comments

cleangirlhacks
Clean Girl Hacks :
I wanna go there 😍
2023-07-19 00:41:41
1
pancit.princess
adelyn :
you look beautiful!
2023-07-18 22:44:37
1
swordyfish
swordyfish :
I wish I could pump 4oz 😩 the food looks so yumm!
2023-07-19 00:11:29
0
jaychiu0
Jay Chiu :
Happy Anniversary you two!!! 💗💞
2023-07-19 03:54:15
0
alexislynnp
alexislynnp :
Such a beautiful family! May I ask for details on the white skirt, it’s beautiful!! 😍🥰
2023-07-20 05:26:20
0
nicks_rn
Nicole Q :
Congrats on your anny and the milk! We had our first about a month before our first anny too! ♥️How do you like the MCS12s? The suction’s strong!
2023-07-22 02:29:41
0
To see more videos from user @xomelrous, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih populer dengan sebutan Abah Guru Sekumpul atau Guru Ijai (11 Februari 1942 – 10 Agustus 2005) adalah salah seorang ulama yang berpengaruh dari Kalimantan Selatan. Abah Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 11 Februari 1942 (27 Muharam 1361 Hijriah) di desa Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri yang sholeh dan sholehah yaitu Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin. Abah Guru Sekumpul merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama Hj. Rahmah. Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari. Adapun silsilah keturunannya adalah: Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Abah Guru Sekumpul memiliki 2 orang putra, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. Saat masa kecil, Guru Sekumpul selalu berada di samping orang tua dan neneknya yang bernama Salbiyah. Mereka menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al-Qur'an. Karena itulah, guru pertama dari Guru Sekumpul adalah orang tua dan neneknya sendiri. Semenjak kecil beliau sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama dan habaib. Menurut riwayat, Abah Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya. Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamannya semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil beliau sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnya sendiri. Misalnya, suatu saat ketika hujan turun deras, sedangkan rumah Guru Sekumpul sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah. Pada waktu itu, sang ayah menelungkupinya untuk melindungi tubuh Guru Sekumpul dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan. Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang yang saleh dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem manajemen usaha dia sampaikan kepada generasi sekarang lewat cerita-cerita itu. Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah saat Guru Sekumpul kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah sekalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnya membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnya selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada Qusyairi (nama kecil Guru Sekumpul). Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga. Sumber: Wikipedia #syekhmuhammadzainiabdulghani #abahgurusekumpul #guruijai #syekhmuhammadzainibinabdulghanialbanjari
Muhammad Zaini Abdul Ghani atau lebih populer dengan sebutan Abah Guru Sekumpul atau Guru Ijai (11 Februari 1942 – 10 Agustus 2005) adalah salah seorang ulama yang berpengaruh dari Kalimantan Selatan. Abah Guru Sekumpul dilahirkan pada malam Rabu 11 Februari 1942 (27 Muharam 1361 Hijriah) di desa Keraton, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar dari pasangan suami-istri yang sholeh dan sholehah yaitu Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin. Abah Guru Sekumpul merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama Hj. Rahmah. Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari. Adapun silsilah keturunannya adalah: Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Abah Guru Sekumpul memiliki 2 orang putra, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. Saat masa kecil, Guru Sekumpul selalu berada di samping orang tua dan neneknya yang bernama Salbiyah. Mereka menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al-Qur'an. Karena itulah, guru pertama dari Guru Sekumpul adalah orang tua dan neneknya sendiri. Semenjak kecil beliau sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama dan habaib. Menurut riwayat, Abah Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya. Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamannya semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil beliau sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnya sendiri. Misalnya, suatu saat ketika hujan turun deras, sedangkan rumah Guru Sekumpul sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah. Pada waktu itu, sang ayah menelungkupinya untuk melindungi tubuh Guru Sekumpul dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan. Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang yang saleh dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem manajemen usaha dia sampaikan kepada generasi sekarang lewat cerita-cerita itu. Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah saat Guru Sekumpul kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah sekalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnya membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnya selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada Qusyairi (nama kecil Guru Sekumpul). Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga. Sumber: Wikipedia #syekhmuhammadzainiabdulghani #abahgurusekumpul #guruijai #syekhmuhammadzainibinabdulghanialbanjari

About