@gracianattio: 𝓛𝓲𝓵'𝓼𝓲𝓼𝓽 bagian 5| Setelah memastikan obatnya diminum, Shani merebahkan kepalanya di tempat tidur yang sama dengan Gracia. beberapa menit hening, seolah sibuk dengan isi kepala masing2. rasanya seperti deja vu ke beberapa tahun lalu, bedanya kali ini ada Kenzo diantara keduanya. tangan Shani menyebrangi buah hatinya untuk meraih tangan Gracia. memastikan demam pada bayik gede itu sudah turun atau belum. lega, ternyata obat itu bereaksi cukup cepat pada adik kesayangannya tersebut. "kangen siapa kamu?" tiba2 Shani bersuara. "hah?" Gracia mengerutkan alisnya heran, tiba2 ditanyai seperti itu "kangen siapa?" Shani mengulang. "maksudnya?" "itu tau2 demam?" "korelasinya apa, Ciii?" Gracia benar2 bingung. "inimah kangen aku doang, Ci." Shani menirukan gaya bicara Gracia. sekelebat Gracia langsung konek ke beberapa minggu lalu saat Kenzo demam. lama sekali Gracia menyusun kata2, "beda lah!" hanya itu yang keluar, bayik gede itu kehabisan akal untuk membela diri. Shani beranjak dari tidurnyaa, diikuti ekor mata Gracia mengamati pergerakannya. Gracia seperti disambar petir saat Shani berbaring persis di belakang dirinya, "mepet Enzo sana," titah Shani enteng. "hah? gimana?" sepersekian detik Gracia ngefreez. "kamu geseran mepet Enzo sedikit, ini sempit nanti aku jatoh," ulang Shani lagi. "lagian suruh siapa malah mepet ke sini sini. udah bener2 di sana, luas." protes Gracia pura2, padahal didadanya serasa ada yang mau meledak saat itu juga. senang, kaget, gugup, takut. perasaan Gracia amburadul total. mulutnya bilang engga, tapi badannya bergeser tanpa diminta. Shani tersenyum meledek mendapati itu, "mulutnya bilang engga, hati dan otaknya malah kasih sinyal lain ke tubuhnya," batin Shani dalam hati selagi ia membenarkan posisi tidur dirinya dan Gracia. sementara senyum itu belum juga lepas dibibir indahnya. "apasih senyum2?" "emang kenapasih ngga boleh?" "mencurigakan!" kontan Shani ngakak melihat ekspresi lucu Gracia, mencurigai dirinya. Gracia meringkuk ke sisi kanan memeluk Kenzo, membelakangi Shani. Gracia tersentak, seperti ada sengatan listrik di sekujur tubuhnya saat Shani meletakan tangan di pinggangnya. memeluk dirinya. di waktu bersamaan rasa damai menjalar di hatinya. rasanya seperti menemukan kembali sesuatu yang sudah lama sekali pergi. "Ciii," "hmm?" Shani menenggelamkan wajahnya di punggung Gracia. "udah ngantuk, ya?" Gracia meneliti setiap lekuk bocah kecil dipelukkannya selagi mati2an mengontrol degub di dadanya. "belum. kenapa?" Gracia tak menjawab. kamar itu kembali sepi. hanya ada debaran yang seolah tidak mau berhenti sejak tadi. riuh tapi sunyi. entah bagaimana kesunyian itu tampak menghubungkan keduanya dengan cara yang tidak pernah bisa diungkapkan dengan kata. demi Tuhan merindu dalam diam adalah sakit hati yang tidak akan pernah hilang. "Gee," Shani kembali bersuara. memutus keheningan. "iyaa?" sahut Gracia lembut. "aku mau bahas soal yang tadi ... boleh?" takut2 Shani mengutarakan keresahan yang ia pendam sedari tadi. "tadi yang mana?" gadis itu berpura tak mengingatnya. "yang tiba2 kamu jutekin aku. sebelum mandi." "aku? jutekin kamu? masa sih?" Gracia masih berusaha mengelak. "kalo kamu ngga nyaman bahas ini, gapapa. aku ngga mau maksa kamu." lagi, hening menyapa keduanya. "tapi aku takut ..." Shani mengambil jeda, "... takut kamu pergi lagi." "aku ngga pernah pergi, Ci," "kamu pergi! ngga ada lagi hubungin aku, selalu ngehindar setiap kali aku minta ketemu. kamu mutusin hubungan sama aku empat tahun, Ge! kamu pikir itu apa? enggak pergi?!" Gracia kaget mendapati nada tinggi Shani, "apasih berisik banget?! Kenzo, Ci!" perempuan itu mengingatkan Shani kalo suaranya akan menganggangu tidur bocah kesayangngannya itu. Shani menarik lengan Gracia, membalikan tubuh mungil itu agar menghadap ke arahnya. kedua wajah itu beradu, saling mengunci mata satu sama lain. Gracia takut2 menatap mata Shani. di mata teduh itu ada kilatan api kali ini. marah, benci, kecewa, sakit, rindu, beradu jadi satu. #greshan

gracianattio

Open In TikTok:

Region: ID

Monday 25 September 2023 14:09:35 GMT