@betterbrandhealth: Mullein + chlorophyll will clean out your lungs. #mullein #mullien #naturaldetox #lungcleanse #mucusbuildup #mucusbusterherbs #smokerscough

betterbrandhealth
betterbrandhealth
Open In TikTok:
Region: US
Tuesday 03 October 2023 15:15:34 GMT
857713
5696
156
1687

Music

Download

Comments

christopher_hatchett
christopher_hatchett :
Why would something you drink clean out your lungs?
2023-12-08 08:34:18
15
mina65642
mina :
how to order?
2025-07-30 12:57:35
0
atlgentleman128
Virgil Lee Walker IV :
I wonder does it help those who have asthma problems.
2023-12-14 20:32:36
27
neglect_me
Neglectme :
2 drops, proceeds too use 2 TUBES
2023-12-18 19:18:06
9
gqimnnfnu
dagqimnnfnuprinceomar :
what helps me is eating a few slices of pineapple in the morning. all my mucus empties shortly after
2023-12-12 20:22:55
28
tpayne021
Tommy Payne :
I’m in the hospital 🏥 thanks 🙏
2023-12-09 01:29:37
18
user3966913130323
KAI :
I have been doing this for 8 days and nothing. Is there a money back guarantee?
2023-12-14 04:22:41
10
criss.suneyy7
Criss Suneyy :
magkano poh
2025-07-23 04:56:14
0
yourmumshort69
YOURboiRAVEN :
I'm confused, do you inhale it because how would it get to your lungs??
2023-12-14 22:07:09
32
jayy_martt
Jay🦂 :
I bought from Amazon, waiting on results.
2023-10-27 03:47:22
2
justdoik04
🇰🇷just.do.it🪐 :
Hm po
2025-08-20 08:54:01
0
abigailsowemimo24
abigailsowemimo24 :
where can l buy the product
2024-03-20 20:50:34
13
lady.gagas.left.bigtoe
Harley :
this is not tasteless at all. it's not a horrible taste but definitely not tasteless
2023-12-16 14:04:15
15
janetcaroltt
Janet W :
How can I buy one
2024-06-26 19:52:25
2
msbenezy
Ms benezy :
Is it organic?
2024-04-23 16:42:54
1
carolbartha3
carolbartha3 :
How long will be coughing?😳
2023-12-18 19:38:22
1
tess.genciana.bar
Tess Genciana Barretto :
magknu po
2025-07-28 04:23:29
0
fordplay41
Dennis ray :
Why is it? I bought a bottle of that I’ve been to. I’ve been doing too Boss for a day and I’m not yet coughed up anything from this you tell me that i
2023-12-13 09:22:32
1
rhino16383
Rhino! :
Trying it now, still waiting……….
2023-12-19 21:20:35
1
lauro.magalso
lauro magalso :
magkano
2025-07-26 08:35:41
0
coachcarsonforever
Carson finds :
love this. just got mine.
2023-12-07 17:55:10
1
anjeltaylor5
Anjel Taylor :
Lol! It is NOT tasteless! It’s good for you tho!!
2025-04-09 20:21:15
0
windsong1963
Sharon Helmer :
i bought this exact one its brown not green is mine any good
2024-10-05 14:53:53
0
beautifulog1
beautifulog1 :
How much chlorophyll is it 2 full droops as well ? Thank you
2024-11-14 05:07:40
0
To see more videos from user @betterbrandhealth, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

STOP! Guru Bukan Beban Negara, Tapi Pengabdi dan Pencetak Generasi Penerus Bangsa. Oleh: Wijaya  (Badan Khusus Komunikasi dan Digitalisasi PGRI) Jakarta, 18 Agustus 2025. PGRI menyesalkan adanya pernyataan Ibu Menteri Keuangan bahwa profesi guru disebut sebagai “beban negara”. Pernyataan itu dinilai berlebihan dan menyakitkan, mengingat fakta bahwa guru, terutama yang berstatus honorer dan mengabdi di daerah pelosok, justru menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, pada 2022 jumlah guru honorer mencapai 704.503 orang, ditambah 141.724 guru tidak tetap (GTT) kabupaten/kota serta 13.328 GTT provinsi. Untuk mengurangi kesenjangan, pemerintah telah mengangkat 774.999 guru menjadi ASN PPPK hingga awal 2024, dengan target mencapai 1 juta guru PPPK. Jabatan guru bahkan mendominasi ASN PPPK secara nasional, dengan jumlah mencapai sekitar 770 ribu orang. Meski demikian, pemerataan guru di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) masih menjadi tantangan besar. Rasio murid dan guru secara nasional memang relatif baik di angka 16:1, tetapi distribusinya tidak merata. Hingga kini, banyak guru yang harus mengajar lintas mata pelajaran karena keterbatasan tenaga pendidik di pelosok. Pengabdian guru di lapangan memperlihatkan fakta berbeda dari stigma “beban negara”. Di Sigi, Sulawesi Tengah, guru SMPN 16 mendaki bukit dan mengunjungi rumah siswa hingga tiga kali seminggu karena ketiadaan internet dan listrik. Di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, seorang guru honorer bernama Rudi Hartono setiap hari menyeberangi sungai dengan rakit bambu, bahkan menggendong muridnya ketika arus deras agar mereka tetap bisa bersekolah. Sementara di Lebak, Banten, Jubaedah sudah 30 tahun berjalan kaki menembus jalan hutan, meski pernah terperosok jurang, demi memastikan anak-anak di desanya tetap belajar. Selain itu, pemerintah sebenarnya sudah menetapkan tunjangan khusus setara satu kali gaji pokok bagi guru yang bertugas di daerah sangat tertinggal. Namun realisasi di lapangan masih menghadapi kendala, baik dari segi distribusi anggaran maupun ketepatan sasaran. PGRI mendesak pemerintah, khususnya Menteri Keuangan, untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan pernyataan publik. Alih-alih melontarkan ucapan yang merendahkan martabat dan menyakiti guru, kebijakan seharusnya diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan, percepatan pengangkatan honorer menjadi ASN PPPK, serta pemenuhan hak-hak guru sesuai amanat Undang-Undang. “Kalau mau disebut beban negara,
STOP! Guru Bukan Beban Negara, Tapi Pengabdi dan Pencetak Generasi Penerus Bangsa. Oleh: Wijaya (Badan Khusus Komunikasi dan Digitalisasi PGRI) Jakarta, 18 Agustus 2025. PGRI menyesalkan adanya pernyataan Ibu Menteri Keuangan bahwa profesi guru disebut sebagai “beban negara”. Pernyataan itu dinilai berlebihan dan menyakitkan, mengingat fakta bahwa guru, terutama yang berstatus honorer dan mengabdi di daerah pelosok, justru menjadi garda terdepan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, pada 2022 jumlah guru honorer mencapai 704.503 orang, ditambah 141.724 guru tidak tetap (GTT) kabupaten/kota serta 13.328 GTT provinsi. Untuk mengurangi kesenjangan, pemerintah telah mengangkat 774.999 guru menjadi ASN PPPK hingga awal 2024, dengan target mencapai 1 juta guru PPPK. Jabatan guru bahkan mendominasi ASN PPPK secara nasional, dengan jumlah mencapai sekitar 770 ribu orang. Meski demikian, pemerataan guru di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) masih menjadi tantangan besar. Rasio murid dan guru secara nasional memang relatif baik di angka 16:1, tetapi distribusinya tidak merata. Hingga kini, banyak guru yang harus mengajar lintas mata pelajaran karena keterbatasan tenaga pendidik di pelosok. Pengabdian guru di lapangan memperlihatkan fakta berbeda dari stigma “beban negara”. Di Sigi, Sulawesi Tengah, guru SMPN 16 mendaki bukit dan mengunjungi rumah siswa hingga tiga kali seminggu karena ketiadaan internet dan listrik. Di Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, seorang guru honorer bernama Rudi Hartono setiap hari menyeberangi sungai dengan rakit bambu, bahkan menggendong muridnya ketika arus deras agar mereka tetap bisa bersekolah. Sementara di Lebak, Banten, Jubaedah sudah 30 tahun berjalan kaki menembus jalan hutan, meski pernah terperosok jurang, demi memastikan anak-anak di desanya tetap belajar. Selain itu, pemerintah sebenarnya sudah menetapkan tunjangan khusus setara satu kali gaji pokok bagi guru yang bertugas di daerah sangat tertinggal. Namun realisasi di lapangan masih menghadapi kendala, baik dari segi distribusi anggaran maupun ketepatan sasaran. PGRI mendesak pemerintah, khususnya Menteri Keuangan, untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan pernyataan publik. Alih-alih melontarkan ucapan yang merendahkan martabat dan menyakiti guru, kebijakan seharusnya diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan, percepatan pengangkatan honorer menjadi ASN PPPK, serta pemenuhan hak-hak guru sesuai amanat Undang-Undang. “Kalau mau disebut beban negara, "Yang patut disebut sebagai beban negara adalah mereka yang memakan dan menghabiskan uang negara tanpa tanggung jawab, seperti para koruptor". Guru justru mengabdi meski tanpa bayaran layak, mendidik anak-anak bangsa di pelosok negeri lebih dari 62 Jt Murid”. Profesi guru bukan sekadar pekerjaan, melainkan panggilan pengabdian yang menopang masa depan bangsa. Karena itu, dukungan penuh dari negara menjadi keharusan, bukan pilihan apalagi merendahkan dan menyakiti para Guru.

About