@kazishafiqur: What do actuaries actually do?? #muslim #riba #london #bangladesh #pakistan #success

Side by Side with KSR
Side by Side with KSR
Open In TikTok:
Region: GB
Friday 13 October 2023 17:17:43 GMT
174526
2694
41
163

Music

Download

Comments

npcomarreally
NPC Omar :
all I know is they make like 300k a year
2023-10-13 17:45:11
208
yes79757
yes :
How much maths do actuaries do? Because I like maths but mist jobs just do it on a computer i've found
2024-04-06 20:35:06
19
dave.loblo.55
Dave L :
basically how to help the rich companies keep getting richer
2023-10-17 17:37:44
68
m98264
mellamarket :
Quantify Risk ; im still grasping that
2023-10-14 21:01:12
7
nagar_90
casualscrolling1990 :
Wha do you actuary do
2023-10-14 23:21:05
57
danishkayani79
zyk361 :
AI is looking at your job as well brother 😔
2024-07-01 00:44:03
4
user6845149533341
user6845149533341 :
Sounds easy
2023-10-14 15:16:46
2
justynrusso
justynrusso :
I would mystify the job like I was doctor strange of my company hahahah
2024-09-13 00:04:08
2
faki388
faki388 :
man needs to stop podcasting fr
2023-10-14 21:39:38
1
mncedisisibasha
Mncedisi Mkhatshwa(Sibasha) :
“ 99.5% in a 200 year period “
2025-05-22 16:14:12
0
lynsey7364
Lynsey :
I understand 3 words he said. Am I a good candidate? I can start tomorrow 😎
2024-08-28 05:07:59
0
shehnaz.ahmad
shehnaz ahmad :
❤️
2025-05-30 02:06:38
0
visitor7893
Ab9393 :
When you going to tell him his income is haram? Or is this another of your “music is halal” moment
2023-10-15 04:39:43
4
prumbley
prumbley :
AI will have this job obsolete in 2 years.
2024-08-22 11:35:59
0
y082203
Y :
Yeah I understood all that
2023-10-15 06:49:27
2
flowerpoweron
user4860011151491 :
haram
2023-10-14 22:05:17
0
langleyish
TheMonksOrchard :
Kazi looks really interested in the monte carlo bit...
2023-10-14 21:18:23
0
To see more videos from user @kazishafiqur, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025: Perempuan Ecopreneur Berdayakan Diri Warga Binaan LPP Kerobokan Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar membuka program Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025 di Lapas Perempuan Kerobokan, Badung, Jumat 15 Agustus 2025. Mengusung tema “Perempuan Ecopreneur Berdayakan Diri Warga Binaan”, program ini berlangsung hingga 28 Oktober 2025, menghadirkan ruang pembelajaran inklusif bagi perempuan binaan untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan berbasis lingkungan. Program ini merupakan kelanjutan dari kelas perempuan tahap pertama yang telah menghasilkan 11 mahasiswa warga binaan. Enam di antaranya mendapat dukungan Rotary District 3420, sisanya dari anggota DPD RI Niluh Djelantik. Meski sebagian telah bebas, mereka tetap melanjutkan kuliah secara hybrid di STIE Satya Dharma Singaraja. Pada tahap kedua, sebanyak 25 warga binaan mengikuti seleksi ketat sebelum terpilih menjadi peserta kuliah gratis di STIE Satya Dharma. Inisiatif ini menjadi wujud nyata implementasi Merdeka Belajar yang menembus batas ruang dan status sosial, membuka kesempatan bagi warga binaan untuk belajar, membangun percaya diri, dan mandiri secara ekonomi. Kekuatan program terletak pada sinergi lintas sektor, antara PSU, Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Bali, Rotary Club of Bali Bersinar, HIPPI Bali, Koperasi Perempuan Ramah Keluarga, IKABOGA Bali, hingga komunitas lokal. Kolaborasi ini mempertegas semangat “Sinergi, Pang Pade Payu” sebagai langkah strategis membangun masyarakat inklusif. Ketua Perpina Bali, Irma Lumiga, menegaskan pembinaan di lapas tidak boleh terbuang sia-sia. “Program ini membuka peluang nyata bagi warga binaan untuk naik kelas. Mereka belajar kuliner, kriya, hingga fashion, sekaligus menyiapkan bekal hidup setelah bebas,” katanya. Kepala Lapas Perempuan Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani, menyebut program ini melanjutkan jalur pendidikan berjenjang. Setelah kejar paket A, B, dan C, kini dibuka kesempatan kuliah gratis. “Ini kesempatan langka, bahkan tidak semua orang di luar lapas bisa mendapatkannya,” ujarnya. Koordinator Sinergi Pang Pade Payu, Dr. Gung Tini Gorda, menambahkan warga binaan tak hanya mengejar gelar, tetapi juga dituntut berkompetensi sebagai wirausaha. “Pendidikan di lapas harus menyiapkan keterampilan praktis agar mereka mandiri setelah bebas,” tegasnya. Pembukaan program dilakukan oleh Dr. Nyoman Sedana, Kepala Pusat Kajian Ilmu Sosial PSU Undiknas, bertepatan dengan HUT ke-80 RI. Ia menekankan makna Jegeg Bersinar sebagai simbol perempuan cerdas, tangguh, dan berdaya. “Kalau dulu perjuangan dengan senjata, kini perjuangan adalah membangun intelektualitas dan kemandirian,” ujarnya. Program ini juga didukung Rotary Club of Bali Bersinar melalui RCC of Lapas Perempuan. Presidennya, Gung Rai Wahyuni, menyebut pendidikan sebagai tonggak utama kemajuan perempuan. “Dengan pendidikan, perempuan berdaya dan mampu membawa kesejahteraan bagi keluarga,” katanya. Selain kuliah, peserta mengikuti Pelatihan Penguatan Mental Calon Entrepreneur bersama Yayuk Koeswara dari Perpina Bali. Mereka diajak memahami jati diri, mengendalikan emosi, dan membangun tekad positif. Suasana haru muncul ketika warga binaan mengenang masa lalu, lalu menumbuhkan tekad untuk bangkit. Bagi para peserta, kesempatan ini adalah anugerah. Pendidikan bukan sekadar teori, melainkan bekal nyata untuk hidup baru. “Dari balik jeruji, kami masih bisa belajar dan menata masa depan,” ungkap seorang peserta. Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025 membuktikan bahwa pendidikan mampu menembus batas sosial. Program ini menjadi laboratorium pemberdayaan perempuan, membangun generasi tangguh dan mandiri yang siap kembali ke masyarakat. Sebuah pesan lahir dari balik jeruji: ketika perempuan berdaya, satu generasi ikut terselamatkan. #MerdekaBelajar #JegegBersinar #PerempuanBerdaya #Ecopreneur #PemberdayaanPerempuan #WargaBinaan #BangkitDariLapas #BelajarTanpaBatas #GenerasiBerdaya #sinergipangpadepayu #kabarbalisatu
Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025: Perempuan Ecopreneur Berdayakan Diri Warga Binaan LPP Kerobokan Pusat Studi Undiknas (PSU) Denpasar membuka program Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025 di Lapas Perempuan Kerobokan, Badung, Jumat 15 Agustus 2025. Mengusung tema “Perempuan Ecopreneur Berdayakan Diri Warga Binaan”, program ini berlangsung hingga 28 Oktober 2025, menghadirkan ruang pembelajaran inklusif bagi perempuan binaan untuk mengembangkan keterampilan kewirausahaan berbasis lingkungan. Program ini merupakan kelanjutan dari kelas perempuan tahap pertama yang telah menghasilkan 11 mahasiswa warga binaan. Enam di antaranya mendapat dukungan Rotary District 3420, sisanya dari anggota DPD RI Niluh Djelantik. Meski sebagian telah bebas, mereka tetap melanjutkan kuliah secara hybrid di STIE Satya Dharma Singaraja. Pada tahap kedua, sebanyak 25 warga binaan mengikuti seleksi ketat sebelum terpilih menjadi peserta kuliah gratis di STIE Satya Dharma. Inisiatif ini menjadi wujud nyata implementasi Merdeka Belajar yang menembus batas ruang dan status sosial, membuka kesempatan bagi warga binaan untuk belajar, membangun percaya diri, dan mandiri secara ekonomi. Kekuatan program terletak pada sinergi lintas sektor, antara PSU, Perempuan Pemimpin Indonesia (Perpina) Bali, Rotary Club of Bali Bersinar, HIPPI Bali, Koperasi Perempuan Ramah Keluarga, IKABOGA Bali, hingga komunitas lokal. Kolaborasi ini mempertegas semangat “Sinergi, Pang Pade Payu” sebagai langkah strategis membangun masyarakat inklusif. Ketua Perpina Bali, Irma Lumiga, menegaskan pembinaan di lapas tidak boleh terbuang sia-sia. “Program ini membuka peluang nyata bagi warga binaan untuk naik kelas. Mereka belajar kuliner, kriya, hingga fashion, sekaligus menyiapkan bekal hidup setelah bebas,” katanya. Kepala Lapas Perempuan Kerobokan, Ni Luh Putu Andiyani, menyebut program ini melanjutkan jalur pendidikan berjenjang. Setelah kejar paket A, B, dan C, kini dibuka kesempatan kuliah gratis. “Ini kesempatan langka, bahkan tidak semua orang di luar lapas bisa mendapatkannya,” ujarnya. Koordinator Sinergi Pang Pade Payu, Dr. Gung Tini Gorda, menambahkan warga binaan tak hanya mengejar gelar, tetapi juga dituntut berkompetensi sebagai wirausaha. “Pendidikan di lapas harus menyiapkan keterampilan praktis agar mereka mandiri setelah bebas,” tegasnya. Pembukaan program dilakukan oleh Dr. Nyoman Sedana, Kepala Pusat Kajian Ilmu Sosial PSU Undiknas, bertepatan dengan HUT ke-80 RI. Ia menekankan makna Jegeg Bersinar sebagai simbol perempuan cerdas, tangguh, dan berdaya. “Kalau dulu perjuangan dengan senjata, kini perjuangan adalah membangun intelektualitas dan kemandirian,” ujarnya. Program ini juga didukung Rotary Club of Bali Bersinar melalui RCC of Lapas Perempuan. Presidennya, Gung Rai Wahyuni, menyebut pendidikan sebagai tonggak utama kemajuan perempuan. “Dengan pendidikan, perempuan berdaya dan mampu membawa kesejahteraan bagi keluarga,” katanya. Selain kuliah, peserta mengikuti Pelatihan Penguatan Mental Calon Entrepreneur bersama Yayuk Koeswara dari Perpina Bali. Mereka diajak memahami jati diri, mengendalikan emosi, dan membangun tekad positif. Suasana haru muncul ketika warga binaan mengenang masa lalu, lalu menumbuhkan tekad untuk bangkit. Bagi para peserta, kesempatan ini adalah anugerah. Pendidikan bukan sekadar teori, melainkan bekal nyata untuk hidup baru. “Dari balik jeruji, kami masih bisa belajar dan menata masa depan,” ungkap seorang peserta. Merdeka Belajar Jegeg Bersinar 2025 membuktikan bahwa pendidikan mampu menembus batas sosial. Program ini menjadi laboratorium pemberdayaan perempuan, membangun generasi tangguh dan mandiri yang siap kembali ke masyarakat. Sebuah pesan lahir dari balik jeruji: ketika perempuan berdaya, satu generasi ikut terselamatkan. #MerdekaBelajar #JegegBersinar #PerempuanBerdaya #Ecopreneur #PemberdayaanPerempuan #WargaBinaan #BangkitDariLapas #BelajarTanpaBatas #GenerasiBerdaya #sinergipangpadepayu #kabarbalisatu

About