@mongabay.id: Fenomena alam yang menakjubkan dan misterius sering kali terjadi di sekitar kita, salah satunya adalah fenomena yang dikenal sebagai “ant circle of death” atau “lingkaran kematian semut”. Fenomena ini melibatkan sekelompok semut yang berjalan dalam lingkaran terus menerus hingga akhirnya mati karena kelelahan. Fenomena ini pertama kali dideskripsikan oleh William Beebe pada tahun 1921, yang mengamati lingkaran semut dengan panjang sekitar 370 meter. Setiap semut membutuhkan waktu sekitar dua setengah jam untuk melakukan satu putaran1. Lingkaran kematian semut terjadi ketika sekelompok semut, biasanya semut tentara, terpisah dari kelompok utama dan kehilangan jejak feromon. Mereka mulai mengikuti satu sama lain, membentuk lingkaran yang berputar terus menerus1. Fenomena ini juga dikenal sebagai “ant mill” atau “kincir semut”. Sistem navigasi semut biasanya sangat efisien. Semut-semut di garis depan meninggalkan jejak feromon yang kemudian diikuti oleh semut-semut lainnya. Namun, masalah muncul ketika semut-semut ini gagal mengikuti jejak utama dan tersesat. Saat mencoba menemukan jejak, mereka mungkin tanpa sengaja kembali ke jejak mereka sendiri, dan semut-semut yang mengikuti mereka juga ikut serta. Inilah awal mula terbentuknya lingkaran kematian semut. Meskipun tampaknya mustahil bagi semut untuk keluar dari lingkaran kematian, namun hal tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin. Faktor eksternal seperti angin kencang atau hujan bisa memecahkan lingkaran. Namun, kemungkinan untuk lolos tetap rendah2. Fenomena lingkaran kematian semut ini adalah contoh menarik dari bagaimana perilaku insting dapat berubah menjadi bencana jika tidak ada intervensi dari luar. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dan navigasi dalam kelompok hewan sosial seperti semut. Video credit: @namedatbug

Mongabay Indonesia

Open In TikTok:

Region: ID

Monday 11 December 2023 05:30:06 GMT