@utastekitchenuk: Strawberry Crepe Cake. Recipe linked in my bio. #strawberry #crepecake #strawberrycrepecake #crepes #Recipe #dessert #fyp #viraltiktok #viralvideo

U-Taste Kitchen
U-Taste Kitchen
Open In TikTok:
Region: GB
Tuesday 19 December 2023 07:11:59 GMT
1563214
154614
422
7968

Music

Download

Comments

victory_friday
vicky :
Try writing the names of the ingredients 😏🙂
2023-12-22 19:51:55
147
tee.a24s
tee ⭒๋𐙚 :
looks so good omds
2023-12-19 07:15:20
45
lightening.lil
Lightening.Lil :
Looks so beautiful and delicious 😋🥰🥰
2023-12-28 22:52:19
0
bill_lazos_jr
bill_lazos_jr :
Why is never the recipes there?
2024-01-25 09:11:32
13
leodmcb
Leopold Orland Chumbe M. :
Primer paso la Jalea: Azucar 1/4 de tasa x media de fresa, un poco de agua para hacer la consistencia, de lo contrario se hace caramelo😊
2024-01-29 00:02:14
23
aryrojas.22
Aryrojas.22 :
quiero la receta🙏
2024-01-24 03:51:51
37
aeterna.gladius
aeterna.gladius :
Рецепт?)
2024-02-01 20:19:59
1
bentlhiyyyani
Teftef :
Ingrédients
2025-06-20 20:48:09
0
mss.ego
mss.ego :
Ingredientes?
2024-01-13 23:46:20
0
karlistit11
Karlis Tit :
pueden pasar la receta porfa 🙏🏼
2023-12-20 16:44:06
1
slender0209x
slender0209x :
que es lo amarillo del inicio ?
2024-01-26 05:05:25
0
idangelok38
ангелок :
это типа тортик моти?
2024-01-20 18:45:43
36
oskitar8118
oscar :
podrías explicar por favor colocando la receta y hablando por favor, saludos de cusco Perú.
2023-12-30 12:28:35
27
lza204_
IZa :
how much time the recipe take?
2024-01-31 17:40:19
3
ali67348
Ali :
bol ker please bat du recipe please 🥺🥺🥺🥺
2024-01-07 15:11:19
2
eduardoalme
Eduardo Al-Me :
perdona puedes hacer lo video escribiendo los ingredientes mientras los preparas 😁
2024-01-25 14:00:04
1
user3796003792145
joyleen :
Can you please write the ingredients
2024-01-01 15:40:23
3
sheeeen8090
Shen :
Can you smb post the link of their website? It’s not visible to me
2023-12-21 00:29:16
7
nicolegeraldine0
Nicole Geraldine :
sale mal si no le pongo manteca?
2024-01-25 00:05:36
0
matchaobsessionnn
xoxo :
how is the crepe not getting brown in the pan?
2024-01-03 16:16:26
2
rosetavares6139
Rose Tavares :
colocar a receita completa com todas as medidas👍🤗
2023-12-26 22:57:39
13
user6285819640027
Azik Alizadeh :
Обратите внимание там внизу бисквит а потом блины
2024-02-05 20:10:34
2
yuukiasuna28
Yuuki Asuna :
taehyung thích khumm mình làm cho iêmmm
2024-01-09 06:52:55
1
claudinpereira959
claudinpereira959 :
coloquen receta
2024-01-11 15:35:07
0
To see more videos from user @utastekitchenuk, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Narasi Gustika, Cucu Bung Hatta yang Berani Bicara Di tengah suasana hening perayaan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, muncul satu sosok yang menyita perhatian publik. Namanya Gustika Fardani Jusuf Hatta, cucu dari Bung Hatta, Proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama RI. Perempuan kelahiran 19 Januari 1994 ini bukan hanya pewaris nama besar sejarah, tetapi juga sosok intelektual muda dengan rekam jejak akademik dan aktivisme yang mengglobal. Sejak muda, Gustika sudah menapaki panggung internasional. Ia menimba ilmu di King’s College London, mengambil bidang War Studies—ilmu yang membedah konflik dan strategi perang. Pengembaraan akademisnya berlanjut ke Geneva, Lyon, hingga Oxford. Di saat kebanyakan anak muda seusianya sibuk dengan dunia hiburan digital, Gustika justru berada di ruang-ruang konferensi PBB, membicarakan isu-isu krusial: perubahan iklim, keamanan global, hak asasi manusia, dan feminisme. Namun, momentum terbesarnya justru terjadi di tanah air. Pada 17 Agustus 2025, di halaman Istana Negara, Gustika hadir dalam upacara kenegaraan dengan busana yang tidak biasa. Ia mengenakan kebaya hitam dengan kain batik slobog—kain tradisi Jawa yang identik dengan suasana duka dan pelepasan. Tanpa sepatah kata pun, busana itu menjelma menjadi pernyataan: sebuah “silent protest” atas luka HAM yang belum pernah benar-benar sembuh. Protesnya tidak berhenti pada simbol visual. Melalui unggahan di media sosial, Gustika menulis dengan lantang bahwa bangsa ini kini dipimpin oleh “seorang Presiden penculik dan penjahat HAM” serta “Wakil Presiden anak haram konstitusi.” Kritik tajam yang sontak membuat riuh jagat politik dan media. Ada yang mendukung keberaniannya, ada pula yang mengecam, namun satu hal jelas: Gustika berhasil mengguncang kesunyian yang sering melingkupi isu-isu serius bangsa. Bagi Gustika, diam bukanlah tanda pasrah. Diam bisa jadi lebih lantang dari teriakan. Dengan kebaya hitam dan batik slobog, ia menyampaikan pesan bahwa kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni, melainkan harus diwujudkan dalam keadilan dan keberanian menuntut kebenaran. Ia bahkan berjanji akan mengenakan busana simbolis itu di setiap upacara kemerdekaan sepanjang pemerintahan berjalan. Keberanian ini bukan yang pertama. Beberapa tahun sebelumnya, Gustika pernah menggugat pemerintah ke PTUN terkait pengangkatan penjabat kepala daerah tanpa aturan jelas. Ia juga menolak keras politisasi nama Bung Hatta oleh tim sukses calon presiden. Sikapnya konsisten: membela konstitusi, melawan penyalahgunaan kekuasaan, dan menjaga integritas sejarah. Kini, Gustika berdiri sebagai representasi generasi muda yang tidak hanya mewarisi nama besar keluarga, tetapi juga menegaskan peran sebagai pejuang HAM, peneliti, dan intelektual kritis. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya soal bendera berkibar, melainkan keberanian untuk menyuarakan kebenaran di tengah tekanan. Dalam diamnya, Gustika berbicara. Dan diam itu, justru lebih berisik daripada ribuan pidato politik.#fypシ゚ #fypシ゚viral #turimancorner #CerealCerdik #tikusberdasi
Narasi Gustika, Cucu Bung Hatta yang Berani Bicara Di tengah suasana hening perayaan kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, muncul satu sosok yang menyita perhatian publik. Namanya Gustika Fardani Jusuf Hatta, cucu dari Bung Hatta, Proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama RI. Perempuan kelahiran 19 Januari 1994 ini bukan hanya pewaris nama besar sejarah, tetapi juga sosok intelektual muda dengan rekam jejak akademik dan aktivisme yang mengglobal. Sejak muda, Gustika sudah menapaki panggung internasional. Ia menimba ilmu di King’s College London, mengambil bidang War Studies—ilmu yang membedah konflik dan strategi perang. Pengembaraan akademisnya berlanjut ke Geneva, Lyon, hingga Oxford. Di saat kebanyakan anak muda seusianya sibuk dengan dunia hiburan digital, Gustika justru berada di ruang-ruang konferensi PBB, membicarakan isu-isu krusial: perubahan iklim, keamanan global, hak asasi manusia, dan feminisme. Namun, momentum terbesarnya justru terjadi di tanah air. Pada 17 Agustus 2025, di halaman Istana Negara, Gustika hadir dalam upacara kenegaraan dengan busana yang tidak biasa. Ia mengenakan kebaya hitam dengan kain batik slobog—kain tradisi Jawa yang identik dengan suasana duka dan pelepasan. Tanpa sepatah kata pun, busana itu menjelma menjadi pernyataan: sebuah “silent protest” atas luka HAM yang belum pernah benar-benar sembuh. Protesnya tidak berhenti pada simbol visual. Melalui unggahan di media sosial, Gustika menulis dengan lantang bahwa bangsa ini kini dipimpin oleh “seorang Presiden penculik dan penjahat HAM” serta “Wakil Presiden anak haram konstitusi.” Kritik tajam yang sontak membuat riuh jagat politik dan media. Ada yang mendukung keberaniannya, ada pula yang mengecam, namun satu hal jelas: Gustika berhasil mengguncang kesunyian yang sering melingkupi isu-isu serius bangsa. Bagi Gustika, diam bukanlah tanda pasrah. Diam bisa jadi lebih lantang dari teriakan. Dengan kebaya hitam dan batik slobog, ia menyampaikan pesan bahwa kemerdekaan tidak boleh berhenti pada seremoni, melainkan harus diwujudkan dalam keadilan dan keberanian menuntut kebenaran. Ia bahkan berjanji akan mengenakan busana simbolis itu di setiap upacara kemerdekaan sepanjang pemerintahan berjalan. Keberanian ini bukan yang pertama. Beberapa tahun sebelumnya, Gustika pernah menggugat pemerintah ke PTUN terkait pengangkatan penjabat kepala daerah tanpa aturan jelas. Ia juga menolak keras politisasi nama Bung Hatta oleh tim sukses calon presiden. Sikapnya konsisten: membela konstitusi, melawan penyalahgunaan kekuasaan, dan menjaga integritas sejarah. Kini, Gustika berdiri sebagai representasi generasi muda yang tidak hanya mewarisi nama besar keluarga, tetapi juga menegaskan peran sebagai pejuang HAM, peneliti, dan intelektual kritis. Ia mengingatkan bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya soal bendera berkibar, melainkan keberanian untuk menyuarakan kebenaran di tengah tekanan. Dalam diamnya, Gustika berbicara. Dan diam itu, justru lebih berisik daripada ribuan pidato politik.#fypシ゚ #fypシ゚viral #turimancorner #CerealCerdik #tikusberdasi

About