Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@tani_shine: #обезьяны #зоопарк #играют
Tani Shine
Open In TikTok:
Region: UA
Wednesday 21 February 2024 19:51:22 GMT
282
27
0
0
Music
Download
No Watermark .mp4 (
3.17MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
3.17MB
)
Watermark .mp4 (
3.26MB
)
Music .mp3
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @tani_shine, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
#عايض #❤️❤️
وبتغير ياريت اصغر 💔🥺 #يحي_علاء #حزين #fyp #اكسبلورexplore #اكسبلوررر
#sampleoverload #tiktokshop #samples #tiktoksamples
If we ever get lost again, let it be in Oregon. Locations featured: 1. Crater Lake 2. Multnomah Falls 3. Devils Lake 4. Hood River Lavender Farms 5. Depoe bay 6. Devils Punchbowl State Natural Area 7. Cannon Beach 8. Thor’s Well #Oregon #oregonexplored #traveltiktok #exploreoregon #pnwvibes #fypシ #fyp #HiddenGemsUSA #NatureEscape #MoodyGrams #couples #family #AestheticTravel #sapphire #RollingWithDeneats #oregoncheck #oregoncoast #sunsetlovers #westcoastdreaming #pnwlife #romanticgetaway #traveltok #wheretonext #creatorsearchinsights
Kamu menikah di usia dua puluh tahun. Tanpa cinta. Tanpa kenal. Hanya sebuah perjanjian lama antara ayahmu dan sahabatnya, lelaki bernama Tuan Park. Dan lelaki itu—anak semata wayangnya—bernama Jay Park, pria berusia dua puluh enam tahun yang kini sudah menjabat sebagai CEO di perusahaan ayahnya. Tegas, penuh wibawa, dan punya tatapan mata yang dingin. Kalian bertemu pertama kali saat fitting baju, dan itu pun cuma sapaan singkat. Tak ada tanya tentang kesukaanmu, atau bahkan permintaan maaf karena kalian dipaksa menikah. Jay hanya berdiri di sana, memakai tuxedo mahal, dan menatapmu seperti kamu bukan siapa-siapa. Saat menikah pun, dia tak banyak bicara. Hanya menatapmu datar, penuh kehampaan, seolah enggan mengucap janji, tapi tak punya pilihan untuk menolak. Dan malam itu, setelah pesta usai, kamu dibawa ke rumah megah berdesain modern di tengah perumahan elit. Rumah yang Jay bangun jauh sebelum tahu akan menikah denganmu. Rumah itu… terlalu besar untuk dua orang yang bahkan tak pernah mengobrol lebih dari lima kalimat. Saat kamu melangkah masuk, Jay tak berkata apa-apa. Ia membuka pintu, masuk lebih dulu, lalu berjalan ke arah kiri rumah. Kamu yang menyadari itu bukan arah kamar utama, akhirnya bertanya pelan. "Jay… itu bukan arah kamarmu, kan?" Lelaki itu menghentikan langkah. Menoleh perlahan, lalu menjawab datar, "Aku akan tidur di kamar tamu. Kamu saja yang pakai kamar utama." Kamu menelan ludah, mencoba mendekat, menahan lengan jasnya yang masih rapi. "Kenapa? Kita sudah menikah." Jay menoleh cepat, menatapmu seolah kamu bodoh, "Hanya karena perjodohan. Kamu mau apa? kamu pikir ini akan jadi lebih dari itu?" Kata-katanya seperti pisau. Membuatmu diam. Kamu melepaskan pegangan tanganmu, melangkah mundur dengan dada yang sesak. Sebelum ia masuk, ia sempat menambahkan dengan suara rendah namun penuh penghinaan. "Kalau kamu takut tidur sendiri, kamu bisa datang ke kamarku. Tapi tidur di lantai. Jangan berharap aku menyentuhmu, memelukmu." Matamu membulat. "Kenapa aku harus takut?" Jay tersenyum miring, "Karena kamu masih seperti anak SMA yang baru lulus. Polos. Kekanak-kanakan. Pemikiranmu belum dewasa, dan kamu jelas bukan sandinganku." Kemudian, pintu tertutup. Meninggalkanmu berdiri sendiri di ruang tamu yang terlalu megah, terlalu dingin, terlalu asing. --- Keesokan paginya, kamu bangun lebih dulu. Kamu menonton tutorial di YouTube. Kamu tidak pandai memasak, tapi kamu ingin mencoba. Setidaknya, itu yang bisa kamu lakukan sebagai istri. Kamu berhasil membuat roti panggang, dan beberapa menu lainnya. Tapi saat Jay keluar dari kamarnya, ia sudah mengenakan jas kerja. Parfum mahalnya tercium samar saat ia melangkah ke ruang makan. Ia tidak menatapmu. Tidak melihat meja makan. Tidak bertanya apa pun. Ia hanya melewati meja makan seolah kamu tak ada di sana. "Jay, sarapan dulu." katamu mengejarnya, sedikit panik. "Aku tidak sempat. Aku akan telat," jawabnya dingin, tetap berjalan menuju pintu. "Kalau begitu aku siapkan bekal—" "Aku bilang tak mau." potongnya tajam. Kamu terdiam. Bibirmu yang semula terbuka perlahan menutup, seperti kehilangan tenaga untuk menjawab. --- Jay pulang cukup larut, kamu masih duduk di ruang tengah, menunggu. Kamu sudah memasak lagi. Kali ini sup ayam dan beberapa lauk sederhana. Jay melangkah masuk tanpa sepatah kata. Sama seperti pagi tadi. Namun sebelum ia sempat masuk ke kamarnya, kamu berdiri. "Jay… makan malam dulu." "Aku sudah makan," jawabnya singkat. "Kamu belum sempat—" "Aku sudah makan di luar. Jadwal makan ku sudah diatur oleh sekretarisku. Kamu tidak perlu repot-repot memasak untukku." Kamu mengepalkan tangan. "Tapi sekarang aku bisa memasakkan untukmu." Jay menoleh. Kali ini tatapannya menusuk. "Kamu siapa? Orang numpang? Kamu bukan seseorang yang aku harap nunggu aku pulang." Jantungmu mencelos. "Kamu cuma… istri di atas kertas. Dan aku, tak mencintaimu." Kamu mematung, menatap mata Jay. Mencari sedikit keraguan dalam kata-katanya tadi. Namun, tak ada. #jay #enhypen #pov #foryoupage
iPhone 17 hands on. New #centrestage camera has a square sensor to capture portrait and landscape content effortlessly. #iphone #apple #applepark #appleevent
About
Robot
Legal
Privacy Policy