@beautybysherika: Sleek ponytail tutorial 😍 for the ✨thick & curly✨ hair girlies! Save For Later! Part 1: Wash Day @Beauty by Sherika 💜 #sleekponytail #ponytailtutorial #ponytailhairstyle #naturalhairtutorial #naturalhairstyles

Beauty by Sherika 💜
Beauty by Sherika 💜
Open In TikTok:
Region: BS
Wednesday 27 March 2024 22:01:56 GMT
1236
90
6
5

Music

Download

Comments

vanessaelliott__
VanessaElliott__ :
I love this look on you💜💜
2024-03-31 15:52:16
1
maylaysha_b
MayLaySha💕 :
I’m bald but I watch all the way 😭❤️
2024-04-02 02:43:25
1
delikaalthea
Delika Andrews :
Cutee
2024-03-28 00:34:34
1
To see more videos from user @beautybysherika, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

*SEJARAH YANG PERTAMA KALI MENGADAKAN MAULID ADALAH ORANG SYI
*SEJARAH YANG PERTAMA KALI MENGADAKAN MAULID ADALAH ORANG SYI"AH* *Perayaan Maulid Nabi Adalah Produk Syiah* Seluruh ulama sepakat bahwa Maulid Nabi ﷺ tidak pernah diperingati pada masa Nabi ﷺ hidup dan tidak juga pada masa Khulafaur Rasyidin. Lalu kapan dimulainya peringatan Maulid Nabi dan siapa yang pertama kali mengadakannya? Al Maqrizy (seorang ahli sejarah Islam) dalam bukunya “Al Khutath” menjelaskan, bahwa Maulid Nabi mulai diperingati pada abad IV Hijriyah oleh Dinasti Fathimiyah di Mesir. Dinasti Fathimiyah mulai menguasai Mesir pada tahun 362 H dengan raja pertamanya Al Muiz Lidznillah. Di awal tahun menaklukkan Mesir dia membuat enam perayaan hari lahir sekaligus: hari lahir ( Maulid ) Nabi, hari lahir Ali bin Abi Thalib, hari lahir Fatimah, hari lahir Hasan, hari lahir Husein dan hari lahir raja yang berkuasa. Kemudian tahun 487 H pada masa pemerintahan Al Afdhal, peringatan enam hari lahir tersebut dihapuskan dan tidak diperingati. Raja ini meninggal pada tahun 515 H. Pada tahun 515 H dilantik Raja yang baru bergelar Al Amir Liahkamillah. Dia menghidupkan kembali peringatan enam Maulid tersebut. Begitulah seterusnya peringatan Maulid Nabi ﷺ yang jatuh pada Rabiul awal diperingati dari tahun ke tahun hingga zaman sekarang, dan meluas hampir ke seluruh dunia. Hakikat Dinasti Fathimiyah Abu Syamah (Ahli Hadis dan Tarikh wafat th 665 H) menjelaskan dalam bukunya “Raudhatain”, bahwa raja pertama dinasti ini berasal dari Maroko. Dia bernama Said. Setelah menaklukkan Mesir dia mengganti namanya menjadi Ubaidillah, serta mengaku berasal dari keturunan Ali dan Fatimah dan pada akhirnya dia memakai gelar Al Mahdi. Akan tetapi para ahli nasab menjelaskan, bahwa sesungguhnya dia berasal dari keturunan Al Qaddah beragama Majusi. Pendapat lain menjelaskan, bahwa dia adalah anak seorang Yahudi yang bekerja sebagai pandai besi di Syam. Dinasti ini menganut paham Syiah Bathiniyah. Di antara kesesatannya adalah, bahwa para pengikutnya meyakini Al Mahdi sebagai Tuhan pencipta dan pemberi rezeki. Setelah Al Mahdi mati, anaknya yang menjadi raja selalu mengumandangkan kutukan di pasar-pasar, terhadap Aisyah istri Rasulullah ﷺ. Kesesatan dinasti ini tidak dibiarkan begitu saja. Maka banyak ulama yang hidup di masa itu menjelaskan kepada umat akan kesesatannya, di antaranya Al Ghazali menulis buku yang berjudul “Fadhaih Bathiniyyah (Borok Akidah Bathiniyyah)”. Dalam buku tersebut, dalam bab ke delapan, beliau menghukumi penganutnya telah kafir , murtad serta keluar dari agama Islam. Dinasti Fathimiyah sendiri diruntuhkan oleh Shalahuddin Al Ayyubi. Oleh karena itu Syiah menyimpan dendam kepada Shalahuddin, dan sampai sekarang berambisi mengembalikan kejayaan dinasti Fathimiyah di Mesir. Hukum Perayaan Maulid Nabi Sebenarnya, dengan mengetahui asal muasal perayaan Maulid yang dibuat oleh sebuah kelompok sesat, tidak perlu lagi dijelaskan tentang hukumnya. Karena saya yakin bahwa seorang Muslim yang taat pasti tidak akan mau ikut merayakan perhelatan sesat ini. Akan tetapi mengingat bahwa sebagian orang masih ragu akan kesesatan perayaan ini, maka dipandang perlu menjelaskan beberapa dalil ( argumen ) yang menyatakan HARAM hukumnya merayakan hari Maulid Nabi ﷺ. Di antara dalilnya: 1. Allah taala berfirman: Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. Al Maidah: 3 ). Ayat di atas menjelaskan, bahwa agama Islam telah sempurna. Tidak boleh ditambah dan dikurangi. Maka orang yang mengadakan perayaan Maulid Nabi yang dibuat setelah Rasulullah ﷺ wafat berarti menetang ayat ini, dan menganggap agama belum sempurna. Masih perlu ditambah. Sungguh peringatan Maulid BERTENTANGAN dengan ayat di atas. 2. Sabda Nabi ﷺ : “Hindarilah amalan yang tidak kucontohkan (bidah), karena setiap bidah menyesatkan”. (HR. Abu Daud dan Tarmizi). Peringatan Maulid Nabi tidak pernah dicontohkan Nabi ﷺ. Berarti itu adalah bi’dah, dan setiap bi’dah adalah sesat.!!!

About