@ltsmikaylacampinos: happens unexpectedly too #fyp #relatable

mik <3
mik <3
Open In TikTok:
Region: CA
Monday 15 April 2024 20:41:24 GMT
298915
28653
108
799

Music

Download

Comments

kovakay
GP :
theyre so nice
2024-04-16 02:11:05
77
gagesievers05
Gage05 :
She wants me
2024-04-15 23:31:42
14
lucasioxz03
𖣂 Lucas 𖣂 :
Damn
2024-04-15 20:48:20
2
321.tay
🇺🇸🐟🌊 :
i told my mom about us
2024-04-15 20:45:31
37
vinny_failed
Vinnyp16🇮🇹 :
If you respond I’ll shave my head
2024-04-15 20:46:24
77
austisfeiub
✝️Austin✝️ :
Yup I’m gonna die alone
2024-04-15 22:14:27
333
flynnmegan
megan :
where’s your top from??
2024-04-15 20:55:32
11
princxf
princxf :
chat am I cooked😭🙏
2024-04-16 01:47:52
1
To see more videos from user @ltsmikaylacampinos, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Gegara Lukisan Mirip Jokowi, Pameran Tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional Dibredel Pameran tunggal pelukis Yos Suprapto 19 Desember 2024 di Galeri Nasional Gambir, Jakarta Pusat gagal dibuka gegara ada lukisan mirip Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Pihak Galeri Nasional mematikan lampu dan mengunci ruangan serta mengembok pintu masuk. Pembatalan pameran bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” ini dibatalkan karena Yos Suprapto keberatan beberapa lukisannya diturunkan oleh kurator dari Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo. Dari 30 lukisan yang telah disiapkan Yos Suprapto selama setahun terakhir, Suwarno meminta dua lukisan untuk tidak dipamerkan. Namun menurut Yos, ada 5 lukisannya yang diminta kurator agar tidak dipamerkan. Tema kelima lukisan itu tentang nasib petani dengan sosok sentral tokoh mirip Jokowi. Menurut Yos, jika kelima lukisan tersebut diturunkan, maka ia akan membatalkan pameran secara keseluruhan dan membawa pulang seluruh lukisan pulang ke Yogyakarta. “Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos Suprapto, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Jumat (20/12/2024). Sementara itu, pihak Galeri Nasional dan kurator Suwarno Wisetrotomo menjelaskan alasan di balik permintaan menurunkan lima lukisan bergambar Jokowi di pameran tunggal tersebut. Suwarno menyebut bahwa lukisan itu tidak sejalan dengan tema yang disepakati. “Terdapat 2 karya yang menggambarkan opini seniman tentang praktek kekuasaan. Saya sampaikan kepada seniman, bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran,” demikian keterangan tertulis Suwarno Wisestrotomo tertanggal 20 Desember 2024. Ia juga menilai lukisan tersebut sarat akan makian, bukan ekspresi yang sesuai dengan tema kebangkitan. “Menurut pendapat saya, dua karya tersebut ‘terdengar’ seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya,” lanjut Suwarno. Ia lantas tak menyetujui dua lukisan tersebut dipajang, namun Yos bersikukuh untuk tetap memamerkannya. Perdebatan tersebut berlangsung selama masa kurasi sejak bulan Oktober 2024. Karena tak ada titik tengah, Suwarno kemudian mengundurkan diri sebagai kurator di pameran tunggal tersebut pada 16 Desember 2024. “Pernyataan pengunduran diri saya sebagai kurator tidak bermaksud untuk menghentikan pameran,” ungkap Suwarno. Pembredelan pameran lukisan ini sontak memicu beragam tanggapan dari seniman serta politikus. Umumnya mereka menilai kebebasan berekspresi melalui seni seharusnya tidak boleh dibatasi. Pembredelan itu bertentangan dengan semangat reformasi dan kembali ke era Orde Baru yang otoriter. Penulis Okky Madasari melalui media sosialnya mempertanyakan apakah pembatalan ini menandai dimulainya kembali era sensor seperti di masa Orde Baru. Gara-gara 5 lukisan mirip Jokowi ini, pameran tunggal Yos Suprapto yang seharusnya dibuka kemarin (19/12) di Galeri Nasional, batal. Pintu ruang pameran di Galeri Nasional dikunci. Era sensor dan pembungkaman terhadap karya seni di bawah rezim Prabowo resmi dimulai?” tulis Okky Madasari melalui akun @okkymadasari di X, Jumat 20 Desember 2024. Mantan Menko Polhukam RI Mahfud MD menanggapi unggahan Galeri Nasional di akun medsosnya berkomentar bahwa lukisan adalah ekspresi. “Galeri Nasional bilang menunda karena alasan teknis, tapi praktisnya membatalkan. Lukisan adalah ekspresi,” kata Mahfud. “Saya rasa itu ekspresi kurator yang takut secara berlebihan,” kata Budayawan Eros Djarot dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/12/2024). “Ini adalah pembredelan pameran seni rupa pertama di era Prabowo Subianto,” ujar Oscar Motulloh, fotografer profesional yang juga pengamat seni. (807) Sumber https://www.google.com/amp/s/patrolipost.com/gegara-lukisan-mirip-jokowi-pameran-tunggal-yos-suprapto-di-galeri-nasional-dibredel/%3famp=1
Gegara Lukisan Mirip Jokowi, Pameran Tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional Dibredel Pameran tunggal pelukis Yos Suprapto 19 Desember 2024 di Galeri Nasional Gambir, Jakarta Pusat gagal dibuka gegara ada lukisan mirip Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Pihak Galeri Nasional mematikan lampu dan mengunci ruangan serta mengembok pintu masuk. Pembatalan pameran bertajuk “Kebangkitan: Tanah Untuk Kedaulatan Pangan” ini dibatalkan karena Yos Suprapto keberatan beberapa lukisannya diturunkan oleh kurator dari Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo. Dari 30 lukisan yang telah disiapkan Yos Suprapto selama setahun terakhir, Suwarno meminta dua lukisan untuk tidak dipamerkan. Namun menurut Yos, ada 5 lukisannya yang diminta kurator agar tidak dipamerkan. Tema kelima lukisan itu tentang nasib petani dengan sosok sentral tokoh mirip Jokowi. Menurut Yos, jika kelima lukisan tersebut diturunkan, maka ia akan membatalkan pameran secara keseluruhan dan membawa pulang seluruh lukisan pulang ke Yogyakarta. “Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan,” kata Yos Suprapto, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Jumat (20/12/2024). Sementara itu, pihak Galeri Nasional dan kurator Suwarno Wisetrotomo menjelaskan alasan di balik permintaan menurunkan lima lukisan bergambar Jokowi di pameran tunggal tersebut. Suwarno menyebut bahwa lukisan itu tidak sejalan dengan tema yang disepakati. “Terdapat 2 karya yang menggambarkan opini seniman tentang praktek kekuasaan. Saya sampaikan kepada seniman, bahwa karya tersebut tidak sejalan dengan tema kuratorial dan berpotensi merusak fokus terhadap pesan yang sangat kuat dan bagus dari tema pameran,” demikian keterangan tertulis Suwarno Wisestrotomo tertanggal 20 Desember 2024. Ia juga menilai lukisan tersebut sarat akan makian, bukan ekspresi yang sesuai dengan tema kebangkitan. “Menurut pendapat saya, dua karya tersebut ‘terdengar’ seperti makian semata, terlalu vulgar, sehingga kehilangan metafora yang merupakan salah satu kekuatan utama seni dalam menyampaikan perspektifnya,” lanjut Suwarno. Ia lantas tak menyetujui dua lukisan tersebut dipajang, namun Yos bersikukuh untuk tetap memamerkannya. Perdebatan tersebut berlangsung selama masa kurasi sejak bulan Oktober 2024. Karena tak ada titik tengah, Suwarno kemudian mengundurkan diri sebagai kurator di pameran tunggal tersebut pada 16 Desember 2024. “Pernyataan pengunduran diri saya sebagai kurator tidak bermaksud untuk menghentikan pameran,” ungkap Suwarno. Pembredelan pameran lukisan ini sontak memicu beragam tanggapan dari seniman serta politikus. Umumnya mereka menilai kebebasan berekspresi melalui seni seharusnya tidak boleh dibatasi. Pembredelan itu bertentangan dengan semangat reformasi dan kembali ke era Orde Baru yang otoriter. Penulis Okky Madasari melalui media sosialnya mempertanyakan apakah pembatalan ini menandai dimulainya kembali era sensor seperti di masa Orde Baru. Gara-gara 5 lukisan mirip Jokowi ini, pameran tunggal Yos Suprapto yang seharusnya dibuka kemarin (19/12) di Galeri Nasional, batal. Pintu ruang pameran di Galeri Nasional dikunci. Era sensor dan pembungkaman terhadap karya seni di bawah rezim Prabowo resmi dimulai?” tulis Okky Madasari melalui akun @okkymadasari di X, Jumat 20 Desember 2024. Mantan Menko Polhukam RI Mahfud MD menanggapi unggahan Galeri Nasional di akun medsosnya berkomentar bahwa lukisan adalah ekspresi. “Galeri Nasional bilang menunda karena alasan teknis, tapi praktisnya membatalkan. Lukisan adalah ekspresi,” kata Mahfud. “Saya rasa itu ekspresi kurator yang takut secara berlebihan,” kata Budayawan Eros Djarot dalam keterangan tertulisnya, Jumat (20/12/2024). “Ini adalah pembredelan pameran seni rupa pertama di era Prabowo Subianto,” ujar Oscar Motulloh, fotografer profesional yang juga pengamat seni. (807) Sumber https://www.google.com/amp/s/patrolipost.com/gegara-lukisan-mirip-jokowi-pameran-tunggal-yos-suprapto-di-galeri-nasional-dibredel/%3famp=1

About