Fauzan :
@Fauzan⚡:Oke, jadi gini. Ketika seseorang mengalami hilang ingatan, itu biasanya memengaruhi memori episodik, yaitu ingatan tentang kejadian atau pengalaman tertentu. Memori episodik disimpan di bagian otak yang disebut hipokampus dan sekitarnya, yang memang sering terpengaruh oleh trauma, cedera, atau penyakit.
Nah, kemampuan berbahasa itu beda lagi ceritanya. Bahasa, terutama yang kita gunakan sehari-hari, disimpan di area otak yang namanya area Broca dan area Wernicke. Kedua area ini ada di bagian otak yang disebut korteks serebral. Meskipun seseorang kehilangan ingatan tentang peristiwa tertentu, area otak yang mengatur bahasa nggak selalu terdampak. Jadi mereka masih bisa ngomong, ngerti kata-kata, dan pakai bahasa seperti biasanya.
Selain itu, bahasa termasuk dalam memori prosedural, yaitu memori tentang keterampilan dan kebiasaan yang udah terlatih dan otomatis. Contohnya, kayak kita nggak perlu mikir keras buat jalan, nulis, atau ngomong bahasa yang biasa kita pakai, karena udah terekam di otak secara otomatis. Itu juga alasan kenapa orang yang hilang ingatan tetap bisa berbahasa: karena otaknya udah terlatih dari kecil dan keterampilan itu tersimpan di memori jangka panjang.
Kalau amnesianya bukan yang parah banget dan cuma memengaruhi ingatan jangka pendek atau kejadian-kejadian tertentu, memori yang lebih mendalam kayak bahasa atau kemampuan dasar lainnya biasanya masih aman. Tapi kalau ada kerusakan parah di bagian otak yang lebih luas, termasuk yang ngatur bahasa, barulah kemampuan berbahasanya juga bisa kena dampak.
Jadi intinya, bahasa itu bukan cuma tentang ingatan, tapi lebih ke keterampilan otomatis yang udah tertanam di otak, dan biasanya nggak gampang hilang meskipun ingatan tentang kejadian-kejadian tertentu hilang.
2024-10-20 02:54:51