@o_s_a_m_a___________f16: ما خطيت 🖤🚶#فهد_الشهراني #شعر #اهدي_ضميري_وهو_حي☹ #قصيدة #capcut #تصميمي🎬 #اكسبلور

𓆩_ᵒ ᔆ ᴬᴹᴬᶠ¹⁶_𓆪﮼خذاني،الشوق
𓆩_ᵒ ᔆ ᴬᴹᴬᶠ¹⁶_𓆪﮼خذاني،الشوق
Open In TikTok:
Region: AE
Monday 03 June 2024 12:11:04 GMT
328
27
3
0

Music

Download

Comments

user582351835
★آحمـــــد★ :
🔥🔥🔥
2024-06-03 22:17:52
0
To see more videos from user @o_s_a_m_a___________f16, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Sore itu, langit Madinah memerah, seakan ikut menanggung rasa lelah dunia. Di antara riuh pasar yang perlahan sepi, seorang lelaki miskin berjalan dengan langkah yang rapuh. Bajunya lusuh penuh tambalan, tubuhnya kurus, dan keringat bercucuran di wajahnya. Namun di matanya, ada secercah cahaya yang tak pernah padam, cinta yang tulus kepada Rasulullah SAW. Di genggamannya ada segenggam anggur kecil. Bukan anggur manis yang bisa dibeli orang kaya, tapi anggur sisa yang bahkan ia tidak mengetahui bahwa rasanya asam. Ia tahu, uang terakhir yang ia gunakan untuk membeli anggur itu bukanlah persembahan yang layak bagi kekasih Allah. Namun hatinya berbisik,
Sore itu, langit Madinah memerah, seakan ikut menanggung rasa lelah dunia. Di antara riuh pasar yang perlahan sepi, seorang lelaki miskin berjalan dengan langkah yang rapuh. Bajunya lusuh penuh tambalan, tubuhnya kurus, dan keringat bercucuran di wajahnya. Namun di matanya, ada secercah cahaya yang tak pernah padam, cinta yang tulus kepada Rasulullah SAW. Di genggamannya ada segenggam anggur kecil. Bukan anggur manis yang bisa dibeli orang kaya, tapi anggur sisa yang bahkan ia tidak mengetahui bahwa rasanya asam. Ia tahu, uang terakhir yang ia gunakan untuk membeli anggur itu bukanlah persembahan yang layak bagi kekasih Allah. Namun hatinya berbisik,"Andai Rasulullah memakannya, ia akan bahagia. Aku tak punya emas, tak punya harta, tapi aku punya cinta. Itu cukup." Langkahnya semakin pelan ketika mendekati rumah Rasulullah SAW. Jantungnya berdegup kencang. Saat berhadapan dengan beliau, suaranya bergetar, hampir pecah. "Wahai Rasulullah," ucapnya lirih, "Aku tidak punya apa-apa...hanya anggur ini. Terimalah dariku, walau tak seberapa." Rasulullah menatapnya dengan pandangan lembut. Mata beliau seakan merangkul hati lelaki itu. "Terima kasih, saudaraku," ujar Rasulullah dengan senyum yang menenangkan jiwa. "Hadiahmu sangat berharga." Beliau mengambil satu butir anggur, lalu meletakkannya ke dalam mulut. Asam. Sangan asam. Namun tidak ada satu pun guratan tak suka di wajah beliau. Beliau tersenyum, dan dengan penuh kelembutan, beliau mengambil butir berikutnya, lalu butir berikutnya lagi. Para sahabat yang duduk di sekeliling terdiam. Mereka terheran. Rasulullah biasanya selalu berbagi, tapi kali ini beliau makan semuanya sendiri, satu butir demi satu butir, hingga tidak tersisa. Lelaki miskin itu menatap Rasulullah dengan mata berbinar. "Beliau memakan semua anggurku... berarti beliau menyukainya. Ya Allah, aku telah membahagiakan kekasih-Mu." Gumamnya dalam hati. Di wajahnya senyum bahagia merekah. Hatinya terasa ringan, seolah semua beban hidup terangkat. Ketika butir terakhir anggur itu habis, lelaki miskin itu berpamitan dengan wajah berseri-seri, matanya penuh syukur. Salag seorang sahabat memberanikan diri bertanya setelah lelaki itu pergi. "Wahai Rasulullah, mengapa engkau memakan semua anggur itu tanpa sedikit pun membagikan nya pada kami?" Rasulullah SAW menatap wajah para sahabat dengan senyum damai, lalu berkata,"Anggur itu sangat asam. Aku khawatir jika aku memberikannya kepada kalian, kalian tidak dapat menahan ekspresi wajah kalian. Aku takut lelaki itu merasa tersakiti. Maka aku memakannya sendiri, agar ia merasa bahwa hadiah kecilnya berharga dihadapanku." Seketika para sahabat terdiam, mata mereka berkaca-kaca. Mereka tahu, Rasulullah tidak hanya mengajarkan akhlak dengan kata-kata, tapi dengan perbuatan yang penuh cinta. Beliau rela menelan rasa asam, hanya untuk menjaga rasa manis dihati seorang fakir. Dalam hati seolah Rasulullah berkata pada dirinya sendiri. "Betapa sering manusia lupa, bahwa di balik pemberian kecil ada hati yang berjuang keras. Aku tak ingin wajahku atau wajah sahabatku melukai hati lelaki ini. Biarlah aku yang menelan rasa asam itu. Bukankah kebahagiaannya lebih manis daripada rasa apapun di dunia ini?" Rasulullah SAW mengajarkan bahwa menjaga hati orang lain lebih mulia daripada sekadar memikirkan rasa nyaman diri sendiri. Menghargai sekecil apapun pemberian adalah cerminan akhlak yang agung. Sumber: Kisah Hikmah #sejarah #sejarahislam #sahabatnabi #hikmah #kisahnabi

About