@asiralshawqk2:

asir alshawq
asir alshawq
Open In TikTok:
Region: SA
Friday 14 June 2024 06:48:34 GMT
101253
1093
27
2757

Music

Download

Comments

gsi165
عبد الله الشهراني :
تكفى في الحفظ خلني انسخها فخامه اقسم بمن احل القسم انك كفو
2024-07-16 02:44:58
0
user81499848150152
ابراهيم :
آمين
2024-08-06 09:36:42
0
abdullahalmarey
Abdullah :
راااااائع
2024-07-26 21:27:24
0
s..a7402
S. سعد A :
الله يسعدك ويحفظك
2024-07-25 09:28:59
0
a.k.eel
عقيل🇾🇪الصقراليمني 🇾🇪 :
ياااااااارررررررب
2024-06-28 00:30:10
0
dypaa9x3ec4f
dypaa9x3ec4f :
امين يارب العالمين
2024-06-25 08:53:09
0
omaraliomar1273
______________________________ :
افتح التنزيل ياطيب
2024-06-19 01:07:04
0
sazu002
روح.بلاجسد :
امين واياك يارب العالمين
2024-06-14 20:19:23
0
aaa_12.2
الدكتوره امينه علي احمد :
👍
2024-07-13 20:52:02
1
user8995119875468
مجهول الهوية :
🥺💔
2024-08-01 22:43:59
0
adorahhhvkk
adorahhhvkk :
merci beaucoup
2024-07-14 02:26:29
0
ameraa897
A :
يارب
2024-07-07 21:12:39
0
rey.de.los.deporte
🫶$🇩🇿#El amante# :
♥♥♥
2024-07-03 17:10:06
0
dyglkvof737j
dyglkvof737j :
اللهم امين ولكم ب المثل
2024-06-29 08:56:00
0
awatefrednh
Awatef Rednh :
🌷🌷💐💐
2024-06-26 22:30:45
0
user10963050257922
خادمة العترة :
اللهم امين يارب العالمين
2024-06-25 23:50:19
0
dylqh1mz2tto
234@ :
اللهم آمين يارب العالمين
2024-06-25 15:04:27
0
user2508102541213
مهيوب محمد :
🌹
2024-06-24 00:16:59
0
To see more videos from user @asiralshawqk2, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Mengenal Sifan Hassan, Berhijab di Tengah Larangan Saya terharu baca perjuangan Sifan Hassan.  Gadis imigran mengibarkan bendera Belanda di Olimpiade Paris. Ia persembahkan emas untuk negara barunya. Ia tegar berjilban di tengah larangan berhijab. Yok, berkenalan dengan perempuan asal Ethiopia ini. Dalam sunyi yang menyelimuti pagi di Paris, langkah-langkah Sifan Hassan menggema seperti denting harapan. Di bawah langit abu-abu yang mengiringi Olimpiade Paris 2024, Sifan Hassan, seorang perempuan berhijab asal Belanda. Ia baru saja menorehkan sejarah di jalan-jalan kota cinta itu. Dengan waktu 2 jam, 22 menit, dan 55 detik, ia bukan hanya memenangkan maraton putri, tetapi juga memecahkan rekor Olimpiade. Kemenangan ini bukan sekadar angka atau medali emas yang gemerlap; ini adalah kisah tentang keberanian, keteguhan, dan cinta yang tak pernah goyah. Hassan bukanlah nama baru di dunia atletik. Di Olimpiade Tokyo 2020, ia telah membuat dunia terkesima dengan dua medali emas di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Tapi, Paris menghadirkan tantangan yang berbeda. Di sini, bukan hanya kecepatan atau kekuatan yang diuji, tetapi juga identitas, keyakinan, dan prinsip. Sejak larangan mengenakan hijab bagi atlet perempuan Prancis diumumkan oleh panitia Olimpiade Paris 2024, dunia terpecah. Sebagian mendukung dengan alasan netralitas, sementara yang lain melihat ini sebagai bentuk diskriminasi, termasuk Amnesti Internasional yang lantang mengkritik. Namun, di balik polemik itu, Sifan Hassan berdiri tegak, tidak bergeming dari keyakinannya. Ketika Hassan melintasi garis finis, keringat dan air mata bercampur menjadi satu. Di saat-saat itulah, dunia melihat bukan hanya seorang pemenang, tetapi juga seorang pejuang. Ia mengenakan hijabnya dengan penuh kebanggaan saat menerima medali emas, momen yang abadi dalam sejarah olahraga. Semburat senyum di wajahnya menyampaikan pesan yang lebih kuat dari kata-kata; bahwa keyakinan adalah bagian dari siapa dirinya, dan kemenangan adalah bukti dari cinta yang ia dedikasikan untuk setiap langkah. Hassan bukanlah seorang perempuan yang lahir dengan segala kemudahan. Ia lahir di Adama, Oromia, Ethiopia, pada 1 Januari 1993. Di usianya yang ke-15, ia meninggalkan kampung halamannya dan pindah ke Belanda sebagai pengungsi. Di tanah asing itu, ia menemukan sebuah rumah baru, tetapi tidak pernah melupakan akar dan identitasnya. Perjalanan hidupnya bukanlah sekadar tentang melarikan diri dari perang, tetapi tentang menemukan diri di tengah kebebasan yang baru ia kecap.  Mungkin itulah yang membuat setiap lari Hassan penuh dengan semangat. Setiap langkahnya adalah tanda syukur atas hidup yang ia miliki, dan setiap kemenangan adalah bukti bahwa cinta terhadap tanah air, keyakinan, dan kemanusiaan, tidak dapat dipisahkan. Penampilan Hassan dengan hijab di atas podium Olimpiade Paris 2024 bukan hanya kemenangan bagi dirinya, tetapi juga bagi semua perempuan yang pernah merasakan tekanan karena identitasnya. Di tengah kontroversi dan larangan, ia menunjukkan bahwa hijab bukanlah penghalang untuk meraih impian, tetapi justru bagian dari jati diri yang memberi kekuatan. Sifan Hassan telah mengukir namanya dalam sejarah, bukan hanya sebagai pelari yang cepat, tetapi sebagai simbol keteguhan hati. Dalam setiap langkahnya, ia membawa serta cerita tentang cinta, perjuangan, dan keberanian yang akan terus menginspirasi generasi mendatang. Paris mungkin kota cinta, tetapi bagi Sifan Hassan, Paris adalah kota di mana cinta dan keteguhan hati bertemu dalam garis finis sebuah maraton. #camanewak
Mengenal Sifan Hassan, Berhijab di Tengah Larangan Saya terharu baca perjuangan Sifan Hassan. Gadis imigran mengibarkan bendera Belanda di Olimpiade Paris. Ia persembahkan emas untuk negara barunya. Ia tegar berjilban di tengah larangan berhijab. Yok, berkenalan dengan perempuan asal Ethiopia ini. Dalam sunyi yang menyelimuti pagi di Paris, langkah-langkah Sifan Hassan menggema seperti denting harapan. Di bawah langit abu-abu yang mengiringi Olimpiade Paris 2024, Sifan Hassan, seorang perempuan berhijab asal Belanda. Ia baru saja menorehkan sejarah di jalan-jalan kota cinta itu. Dengan waktu 2 jam, 22 menit, dan 55 detik, ia bukan hanya memenangkan maraton putri, tetapi juga memecahkan rekor Olimpiade. Kemenangan ini bukan sekadar angka atau medali emas yang gemerlap; ini adalah kisah tentang keberanian, keteguhan, dan cinta yang tak pernah goyah. Hassan bukanlah nama baru di dunia atletik. Di Olimpiade Tokyo 2020, ia telah membuat dunia terkesima dengan dua medali emas di nomor 5.000 meter dan 10.000 meter. Tapi, Paris menghadirkan tantangan yang berbeda. Di sini, bukan hanya kecepatan atau kekuatan yang diuji, tetapi juga identitas, keyakinan, dan prinsip. Sejak larangan mengenakan hijab bagi atlet perempuan Prancis diumumkan oleh panitia Olimpiade Paris 2024, dunia terpecah. Sebagian mendukung dengan alasan netralitas, sementara yang lain melihat ini sebagai bentuk diskriminasi, termasuk Amnesti Internasional yang lantang mengkritik. Namun, di balik polemik itu, Sifan Hassan berdiri tegak, tidak bergeming dari keyakinannya. Ketika Hassan melintasi garis finis, keringat dan air mata bercampur menjadi satu. Di saat-saat itulah, dunia melihat bukan hanya seorang pemenang, tetapi juga seorang pejuang. Ia mengenakan hijabnya dengan penuh kebanggaan saat menerima medali emas, momen yang abadi dalam sejarah olahraga. Semburat senyum di wajahnya menyampaikan pesan yang lebih kuat dari kata-kata; bahwa keyakinan adalah bagian dari siapa dirinya, dan kemenangan adalah bukti dari cinta yang ia dedikasikan untuk setiap langkah. Hassan bukanlah seorang perempuan yang lahir dengan segala kemudahan. Ia lahir di Adama, Oromia, Ethiopia, pada 1 Januari 1993. Di usianya yang ke-15, ia meninggalkan kampung halamannya dan pindah ke Belanda sebagai pengungsi. Di tanah asing itu, ia menemukan sebuah rumah baru, tetapi tidak pernah melupakan akar dan identitasnya. Perjalanan hidupnya bukanlah sekadar tentang melarikan diri dari perang, tetapi tentang menemukan diri di tengah kebebasan yang baru ia kecap. Mungkin itulah yang membuat setiap lari Hassan penuh dengan semangat. Setiap langkahnya adalah tanda syukur atas hidup yang ia miliki, dan setiap kemenangan adalah bukti bahwa cinta terhadap tanah air, keyakinan, dan kemanusiaan, tidak dapat dipisahkan. Penampilan Hassan dengan hijab di atas podium Olimpiade Paris 2024 bukan hanya kemenangan bagi dirinya, tetapi juga bagi semua perempuan yang pernah merasakan tekanan karena identitasnya. Di tengah kontroversi dan larangan, ia menunjukkan bahwa hijab bukanlah penghalang untuk meraih impian, tetapi justru bagian dari jati diri yang memberi kekuatan. Sifan Hassan telah mengukir namanya dalam sejarah, bukan hanya sebagai pelari yang cepat, tetapi sebagai simbol keteguhan hati. Dalam setiap langkahnya, ia membawa serta cerita tentang cinta, perjuangan, dan keberanian yang akan terus menginspirasi generasi mendatang. Paris mungkin kota cinta, tetapi bagi Sifan Hassan, Paris adalah kota di mana cinta dan keteguhan hati bertemu dalam garis finis sebuah maraton. #camanewak

About