@lessandro.l: Eres increíble, no lo olvides! #fypage #fyp #paratiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii #xyzbca #viral #greenscreenvideo #parati #fyppppppppppppppppppppppp #contenido #gym #gymboy #metas #GymTok #amorproprio #frases #real #superacion #videomotivacional #facts

PocoDetodo1 🧃
PocoDetodo1 🧃
Open In TikTok:
Region: US
Sunday 14 July 2024 00:50:31 GMT
3654
336
1
15

Music

Download

Comments

alexis20_mg
𝗘𝗫𝗖𝗟𝗨𝗦𝗜𝗩𝗢👤🖤💸 :
Todo es mental 🧠⌛🔥
2024-07-14 18:53:14
1
nelson277288
·.¸¸.·♩♪♫ Nelson jogador ♫♪♩· :
amém 🙏🏼🙏🏼🙏🏼
2024-07-14 23:15:32
1
To see more videos from user @lessandro.l, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di desa Kuo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) terpaksa harus menggunakan sandal jepit di hari pertama masuk sekolah lantara orang  tuanya tak mampu belikan sepatu. Dimana, terlihat anak tersebut duduk di halaman sekolah dengan menggunakan sandal jepit tanpa didampingi orang tuanya. Diketahui, anak tersebut bernama Muhammad Firdaus, ia datang ke sekolah tidak didampingi oleh kedua orang tuanya, ia masuk di dalam kelas hanya beralaskan sandal jepit tidak seperti murid-murid baru lainnya. “Anak saya tidak pakai sepatu ke sekolah karena saya sebagai orang tua tidak ada uang untuk membelikan sepatu untuk anak saya,” ungkap Siti Aisyah, orang tua Muhammad Firdaus saat di konfirmasi,  Senin (15/7/24). Tak ada Dana Beli Sepatu, Anak PenjuaL Sayur di Desa Kuo Masuk Sekolah Perdana Hanya Pakai Sandal Aisyah, menambahkan, dia sebagai orang tua tidak mengantar anaknya masuk sekolah karena anaknya pergi sekolah hanya memakai sandal jepit. Saya sebenarnya malu pak, tapi mau diapa lagi karena saya tidak punya uang untuk membelikan sepatu anak saya,” kata Siti Aisyah dengan wajah yang sedih. Kata  Siti Aisyah, baju seragam yang dipakai Muhammad Firdaus merupakan baju yang dicicil kepada penjual baju seragam. Baju seragam nya pun harus dibayar tiap bulan. Jangankan untuk beli sepatu pak, untuk beli baju seragam saja saya harus mencicil sama penjual baju,” keluhnya pada wartawan. Diketahui, orang tua Muhammad Firdaus, sehari harinya hanya berprofesi sebagai penjual sayur keliling kampung dengan menggunakan sepeda. Penghasilan sehari-hari hanya berkisaran 100 ribu rupiah, itu kalau semua laku. Tapi kalau sayur atau tempe yang saya bawa tidak laku maka bisa rugi,” bebernya. Diketahui, Muhammad Firdaus memiliki saudara kandung sebanyak 4 orang, dia merupakan anak yang terakhir. Satu saudaranya saat ini masih sekolah dengan dibiayai pakai beasiswa di Jakarta. “Kondisi saudara Firdaus saat ini di Jakarta sangat memprihatinkan sehingga terancam putus sekolah,” katanya. Orang tua Firdaus hanya bisa berharap agar anak bisa terus lanjut sekolah meskipun hanya beralaskan sandal jepit. “Saya berharap agar pemerintah memberikan beasiswa kepada anak saya yang bungsu ini untuk bisa sekolah seperti anak anak lainnya,”tukasnya.
Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di desa Kuo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar) terpaksa harus menggunakan sandal jepit di hari pertama masuk sekolah lantara orang  tuanya tak mampu belikan sepatu. Dimana, terlihat anak tersebut duduk di halaman sekolah dengan menggunakan sandal jepit tanpa didampingi orang tuanya. Diketahui, anak tersebut bernama Muhammad Firdaus, ia datang ke sekolah tidak didampingi oleh kedua orang tuanya, ia masuk di dalam kelas hanya beralaskan sandal jepit tidak seperti murid-murid baru lainnya. “Anak saya tidak pakai sepatu ke sekolah karena saya sebagai orang tua tidak ada uang untuk membelikan sepatu untuk anak saya,” ungkap Siti Aisyah, orang tua Muhammad Firdaus saat di konfirmasi,  Senin (15/7/24). Tak ada Dana Beli Sepatu, Anak PenjuaL Sayur di Desa Kuo Masuk Sekolah Perdana Hanya Pakai Sandal Aisyah, menambahkan, dia sebagai orang tua tidak mengantar anaknya masuk sekolah karena anaknya pergi sekolah hanya memakai sandal jepit. Saya sebenarnya malu pak, tapi mau diapa lagi karena saya tidak punya uang untuk membelikan sepatu anak saya,” kata Siti Aisyah dengan wajah yang sedih. Kata Siti Aisyah, baju seragam yang dipakai Muhammad Firdaus merupakan baju yang dicicil kepada penjual baju seragam. Baju seragam nya pun harus dibayar tiap bulan. Jangankan untuk beli sepatu pak, untuk beli baju seragam saja saya harus mencicil sama penjual baju,” keluhnya pada wartawan. Diketahui, orang tua Muhammad Firdaus, sehari harinya hanya berprofesi sebagai penjual sayur keliling kampung dengan menggunakan sepeda. Penghasilan sehari-hari hanya berkisaran 100 ribu rupiah, itu kalau semua laku. Tapi kalau sayur atau tempe yang saya bawa tidak laku maka bisa rugi,” bebernya. Diketahui, Muhammad Firdaus memiliki saudara kandung sebanyak 4 orang, dia merupakan anak yang terakhir. Satu saudaranya saat ini masih sekolah dengan dibiayai pakai beasiswa di Jakarta. “Kondisi saudara Firdaus saat ini di Jakarta sangat memprihatinkan sehingga terancam putus sekolah,” katanya. Orang tua Firdaus hanya bisa berharap agar anak bisa terus lanjut sekolah meskipun hanya beralaskan sandal jepit. “Saya berharap agar pemerintah memberikan beasiswa kepada anak saya yang bungsu ini untuk bisa sekolah seperti anak anak lainnya,”tukasnya.

About