@uhubvietnam: Mấy ông mấy bà nào hay cảm thì lượn vô đây giúp tui !!! #uhub #uhubvietnam #starscommerce #giadungtienich #matxa #massage #thugian #metmoi #stress

UHUB Smart Life Vietnam
UHUB Smart Life Vietnam
Open In TikTok:
Region: VN
Friday 26 July 2024 12:05:00 GMT
1389
5
0
0

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @uhubvietnam, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Jika Anda cerai hidup, INGAT: TIDAK BISA menikah lagi!  Hidup sendirian dalam ketaatan  atau menikah lagi dalam pelanggaran. Dunia modern menganggap perceraian dan menikah ulang sebagai hal biasa, tetapi gereja dan orang percaya tidak boleh terbawa arus tersebut. Sebaliknya, kita harus kembali ke firman Tuhan dan memegang teguh prinsip bahwa pernikahan adalah kudus, bersifat permanen, dan hanya bisa diputuskan oleh kematian, bukan oleh keputusan manusia. Pernikahan Adalah Perjanjian Seumur Hidup.  Firman Tuhan menyatakan sejak awal bahwa pernikahan bukan sekadar kontrak sosial, tetapi perjanjian kudus di hadapan Allah. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” — Kejadian 2:24 Yesus menegaskan kembali prinsip ini: “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” — Markus 10:9. Pernikahan adalah penyatuan yang tidak bisa dibatalkan manusia semaunya. Ketika dua orang sudah menjadi satu daging, mereka dipanggil untuk saling setia sampai akhir hayat. Cerai Hidup Bukan Izin untuk Menikah Lagi.  Yesus menyampaikan dengan sangat tegas: “Barangsiapa menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.” — Markus 10:11–12. “Setiap orang yang menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.”— Lukas 16:18. Artinya jelas: cerai hidup tidak membuka pintu untuk menikah lagi. Siapa pun yang melakukannya, menurut Yesus sendiri, sedang hidup dalam dosa perzinahan. Hanya Kematian yang Membebaskan untuk Menikah Lagi.  Ajaran Rasul Paulus dalam hal ini sangat eksplisit: “Isteri terikat selama suaminya hidup. Jika suaminya telah meninggal, bebaslah ia untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.” — 1 Korintus 7:39 Jadi, kematian pasangan adalah satu-satunya alasan Alkitabiah yang membebaskan seseorang untuk menikah kembali. Selain dari itu, tidak ada pembenaran untuk menikah ulang. Beberapa orang menggunakan Matius 5:32 dan Matius 19:9 untuk membenarkan pernikahan ulang: Matius 5:32 :
Jika Anda cerai hidup, INGAT: TIDAK BISA menikah lagi! Hidup sendirian dalam ketaatan atau menikah lagi dalam pelanggaran. Dunia modern menganggap perceraian dan menikah ulang sebagai hal biasa, tetapi gereja dan orang percaya tidak boleh terbawa arus tersebut. Sebaliknya, kita harus kembali ke firman Tuhan dan memegang teguh prinsip bahwa pernikahan adalah kudus, bersifat permanen, dan hanya bisa diputuskan oleh kematian, bukan oleh keputusan manusia. Pernikahan Adalah Perjanjian Seumur Hidup. Firman Tuhan menyatakan sejak awal bahwa pernikahan bukan sekadar kontrak sosial, tetapi perjanjian kudus di hadapan Allah. “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” — Kejadian 2:24 Yesus menegaskan kembali prinsip ini: “Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” — Markus 10:9. Pernikahan adalah penyatuan yang tidak bisa dibatalkan manusia semaunya. Ketika dua orang sudah menjadi satu daging, mereka dipanggil untuk saling setia sampai akhir hayat. Cerai Hidup Bukan Izin untuk Menikah Lagi. Yesus menyampaikan dengan sangat tegas: “Barangsiapa menceraikan isterinya, lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah.” — Markus 10:11–12. “Setiap orang yang menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah; dan barangsiapa kawin dengan perempuan yang diceraikan suaminya, ia berbuat zinah.”— Lukas 16:18. Artinya jelas: cerai hidup tidak membuka pintu untuk menikah lagi. Siapa pun yang melakukannya, menurut Yesus sendiri, sedang hidup dalam dosa perzinahan. Hanya Kematian yang Membebaskan untuk Menikah Lagi. Ajaran Rasul Paulus dalam hal ini sangat eksplisit: “Isteri terikat selama suaminya hidup. Jika suaminya telah meninggal, bebaslah ia untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.” — 1 Korintus 7:39 Jadi, kematian pasangan adalah satu-satunya alasan Alkitabiah yang membebaskan seseorang untuk menikah kembali. Selain dari itu, tidak ada pembenaran untuk menikah ulang. Beberapa orang menggunakan Matius 5:32 dan Matius 19:9 untuk membenarkan pernikahan ulang: Matius 5:32 : "Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. Matius 19:9 untuk membenarkan pernikahan ulang: “Barangsiapa menceraikan isterinya bukan karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.” Namun, perlu dipahami konteks dan keseluruhan ajaran Alkitab. Banyak teolog konservatif menyatakan bahwa ayat ini tidak memberi izin untuk menikah lagi, tetapi menegaskan bahwa perzinahan bisa menjadi alasan perceraian secara moral, bukan alasan untuk menikah kembali. Jika ayat ini berdiri sendiri, maka akan bertentangan dengan Markus, Lukas, dan 1 Korintus. Tetapi jika dipahami sebagai bentuk pengakuan atas kehancuran relasi akibat dosa, maka tetap konsisten dengan prinsip: tidak boleh menikah lagi selama pasangan masih hidup. Pilihan Ketaatan: Hidup Sendiri Demi Kristus Mungkin pilihan ini tidak mudah. Tetapi Kekristenan tidak pernah menjanjikan jalan yang mudah—melainkan jalan salib. Bagi mereka yang telah bercerai, panggilan Tuhan adalah untuk hidup sendiri dalam kekudusan. Bukan karena Tuhan kejam, tetapi karena Ia kudus. Taat kepada Tuhan lebih penting daripada memuaskan keinginan hati. “Jika seseorang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikut Aku.” — Lukas 9:23 Jangan Kompromi, Tetaplah Setia pada Firman Cerai hidup bukan izin untuk menikah lagi. Firman Tuhan tidak memberi ruang kompromi dalam hal ini. Kiranya gereja kembali kepada kebenaran sejati, bukan mengikuti arus dunia dan bagi siapa yang taat, anugerah-Nya cukup untuk menopang dan menguatkan. [Pdt. Dr(c) Samuel Pasaribu, S. Th., S. Pd., M. Pd

About