@mar_amzn: ❤️.

رامـَـا ♡ .
رامـَـا ♡ .
Open In TikTok:
Region: FJ
Friday 26 July 2024 21:36:15 GMT
76316
762
11
174

Music

Download

Comments

abo.ali7173
Abo Ali :
الله اكبر الله اكبر
2024-08-06 14:47:53
2
user7676171817172
user7676171817172 :
يالله يالله. ونعم بالله 💙
2024-07-31 20:07:32
1
ali777zxc
علي :
استمري
2024-07-30 01:18:36
1
sm.x424
(&حسام) :
أول تعليق + كل الحب
2024-07-26 21:42:30
1
user5283136199381
ود قوي :
يا والله كلامك صحيح جزاك الله خير
2024-08-09 07:17:38
0
sodja.ghandja
SODJA GHANDJA :
♥️♥️♥️
2024-08-08 14:43:58
1
sula3n
شبابي :
👍
2024-08-06 22:02:42
1
fatema20.1
💎Zainab💎 :
💕💕💕
2024-07-28 06:52:41
1
sm.x424
(&حسام) :
👌
2024-07-26 21:41:51
1
abeerarwati217
Abeer :
😭😭😭يارب العالمين الله اكبر الله اكبر
2024-08-05 17:43:55
1
To see more videos from user @mar_amzn, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Judul Buku: Istri Tak Diinginkan Penulis: Missia/Missiaoo Baca di Aplikasi KBM dan Goodnovel ____________ Cuplikan Bab 1 ➡️ “AKHHHH, LEON!! Aduh! Perutku sakit! Aduh tolong!” Chelsi terus berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya yang mulai membuncit. “Sayang? Ada apa?” Leon segera membantu Chelsi berdiri dengan hati-hati. “Kenapa pakaian kamu basah dan ada air di lantai?” “Ayana ...,” kata Chelsi dengan suara muram. Ia lalu menunjuk Ayana yang berdiri tidak jauh di belakangnya. “Tadi aku cuma minta ambilkan air minum sama Ayana, tapi dia ... dia malah menyiramku!” “Apa?!” wajah Leon seketika berubah menjadi murka. Ayana yang mendengar kebohongan Chelsi sontak menggeleng. Ia mencoba menjelaskan dengan terbata-bata, “Nggak, Mas. Bukan begitu, aku nggak—” “Diam!” bentak Leon dengan tatapan tajam menghunus yang membuat Ayana memucat di tempat. “Nggak, Mas. Nggak begitu. Tolong dengerin aku Mas, Mbak Chelsi bohong.” Ayana hanya bisa menunduk dengan hati teriris perih. Bahkan jika ia mencoba menjelaskannya pun, ia tahu Leon tidak akan mempercayainya.  “Udahlah, aku nggak mau dengar penjelasan kamu!” Leon mendengus dengan wajah kesal luar biasa. Ayana mengelus perutnya yang membesar dan memperhatikan bagaimana ekspresi dingin Leon berubah menjadi lembut saat menatap Chelsi—istri pertamanya. Leon terlihat begitu mengkhawatirkan Chelsi, sementara Ayana hanyalah beban baginya. Hanya ada amarah dan kebencian di mata suaminya untuknya, si istri kedua. “Ayana, aku tahu aku sering nyusahin kamu karena kondisi aku yang lemah, tapi kamu nggak perlu sekasar ini,” kata Chelsi dengan suara sendu. Ia meringkuk ke dada Leon dan menatap Ayana dengan tatapan mata mengejek, “Kamu 'kan bisa nolak dari awal dan nggak perlu pakai dorong aku segala. Gimana kalau sesuatu terjadi sama kehamilan aku?” “Sekarang juga kamu pergi dari hadapanku sebelum aku tambah marah sama kamu! Kalau bukan karena kamu sedang mengandung anakku, aku pasti sudah menceraikan kamu!” Leon berteriak dengan tangan kuat terkepal. “PERGI!” Ayana bergegas pergi dengan mata berkaca-kaca. Untuk terakhir kalinya saat ia menoleh ke arah Chelsi, senyum wanita itu sudah melebar di dada Leon. Ayana mengelap sudut matanya yang berair dan melangkah cepat menuju kamarnya. *** Ayana terduduk di tepi tempat tidur dengan lunglai. Air matanya terus berjatuhan membasahi perut buncitnya. Ayana teringat kembali dengan alasan kenapa ia berada di sini, Ayana hanya bisa terisak kencang. Ia hanya wanita yang dibayar, tetapi tetap saja ia memiliki hati. Waktu itu, ia benar-benar membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya. Ibunya harus menjalani operasi kanker usus dan ia berniat meminjam pada bosnya. “Aku bisa ngasih kamu pinjaman besar sekarang juga, tapi aku punya syarat yang harus kamu setujui,” ucap Chelsi waktu itu. “Kamu minat atau nggak? Uangnya bisa saya transfer sekarang juga kalau kamu mau.” Pada akhirnya, Ayana menerima tawaran Chelsi. Tetapi sekali lagi, apa yang terjadi benar-benar di luar dugaannya. Selang beberapa bulan setelah Ayana dinyatakan hamil, Chelsi tiba-tiba secara mengejutkan juga diketahui sedang hamil. “Kamu urus diri kamu sendiri. Jangan manja. Lagi pula, setelah kamu melahirkan anak itu, kita akan segera bercerai,” ucap Leon ketika Ayana mengeluh perutnya sakit. Belum cukup dengan pengabaian itu, Chelsi juga sering memfitnah Ayana dan membuatnya seolah-olah terlihat seperti sosok yang sangat buruk di mata Leon. “Ayana! Bukan pintunya cepat!” Ibu mertuanya? Ayana mengelap wajahnya yang basah dengan asal dan segera membukakan pintu. Pandangannya bertemu dengan tatapan kesal ibu mertuanya. “Ayana, kamu ini nggak pernah sadar diri ya di sini?” Ayana mengeryit bingung. “Maksud Ibu apa?” “Halah!” Rita mengibaskan tangannya tidak suka dan menarik rambut Ayana. Ia tidak bisa menahan kekesalannya lagi. “Rasakan ini wanita nggak tahu malu!” Ayana sontak menjerit kesakitan. Tetapi Rita tidak peduli dan terus menjambak rambut Ayana tanpa ampun. “Akkhhhh, sakitttt Bu! Tolong lepasin!”  Bersambung ....  
Judul Buku: Istri Tak Diinginkan Penulis: Missia/Missiaoo Baca di Aplikasi KBM dan Goodnovel ____________ Cuplikan Bab 1 ➡️ “AKHHHH, LEON!! Aduh! Perutku sakit! Aduh tolong!” Chelsi terus berteriak kesakitan sambil memegangi perutnya yang mulai membuncit. “Sayang? Ada apa?” Leon segera membantu Chelsi berdiri dengan hati-hati. “Kenapa pakaian kamu basah dan ada air di lantai?” “Ayana ...,” kata Chelsi dengan suara muram. Ia lalu menunjuk Ayana yang berdiri tidak jauh di belakangnya. “Tadi aku cuma minta ambilkan air minum sama Ayana, tapi dia ... dia malah menyiramku!” “Apa?!” wajah Leon seketika berubah menjadi murka. Ayana yang mendengar kebohongan Chelsi sontak menggeleng. Ia mencoba menjelaskan dengan terbata-bata, “Nggak, Mas. Bukan begitu, aku nggak—” “Diam!” bentak Leon dengan tatapan tajam menghunus yang membuat Ayana memucat di tempat. “Nggak, Mas. Nggak begitu. Tolong dengerin aku Mas, Mbak Chelsi bohong.” Ayana hanya bisa menunduk dengan hati teriris perih. Bahkan jika ia mencoba menjelaskannya pun, ia tahu Leon tidak akan mempercayainya. “Udahlah, aku nggak mau dengar penjelasan kamu!” Leon mendengus dengan wajah kesal luar biasa. Ayana mengelus perutnya yang membesar dan memperhatikan bagaimana ekspresi dingin Leon berubah menjadi lembut saat menatap Chelsi—istri pertamanya. Leon terlihat begitu mengkhawatirkan Chelsi, sementara Ayana hanyalah beban baginya. Hanya ada amarah dan kebencian di mata suaminya untuknya, si istri kedua. “Ayana, aku tahu aku sering nyusahin kamu karena kondisi aku yang lemah, tapi kamu nggak perlu sekasar ini,” kata Chelsi dengan suara sendu. Ia meringkuk ke dada Leon dan menatap Ayana dengan tatapan mata mengejek, “Kamu 'kan bisa nolak dari awal dan nggak perlu pakai dorong aku segala. Gimana kalau sesuatu terjadi sama kehamilan aku?” “Sekarang juga kamu pergi dari hadapanku sebelum aku tambah marah sama kamu! Kalau bukan karena kamu sedang mengandung anakku, aku pasti sudah menceraikan kamu!” Leon berteriak dengan tangan kuat terkepal. “PERGI!” Ayana bergegas pergi dengan mata berkaca-kaca. Untuk terakhir kalinya saat ia menoleh ke arah Chelsi, senyum wanita itu sudah melebar di dada Leon. Ayana mengelap sudut matanya yang berair dan melangkah cepat menuju kamarnya. *** Ayana terduduk di tepi tempat tidur dengan lunglai. Air matanya terus berjatuhan membasahi perut buncitnya. Ayana teringat kembali dengan alasan kenapa ia berada di sini, Ayana hanya bisa terisak kencang. Ia hanya wanita yang dibayar, tetapi tetap saja ia memiliki hati. Waktu itu, ia benar-benar membutuhkan uang untuk pengobatan ibunya. Ibunya harus menjalani operasi kanker usus dan ia berniat meminjam pada bosnya. “Aku bisa ngasih kamu pinjaman besar sekarang juga, tapi aku punya syarat yang harus kamu setujui,” ucap Chelsi waktu itu. “Kamu minat atau nggak? Uangnya bisa saya transfer sekarang juga kalau kamu mau.” Pada akhirnya, Ayana menerima tawaran Chelsi. Tetapi sekali lagi, apa yang terjadi benar-benar di luar dugaannya. Selang beberapa bulan setelah Ayana dinyatakan hamil, Chelsi tiba-tiba secara mengejutkan juga diketahui sedang hamil. “Kamu urus diri kamu sendiri. Jangan manja. Lagi pula, setelah kamu melahirkan anak itu, kita akan segera bercerai,” ucap Leon ketika Ayana mengeluh perutnya sakit. Belum cukup dengan pengabaian itu, Chelsi juga sering memfitnah Ayana dan membuatnya seolah-olah terlihat seperti sosok yang sangat buruk di mata Leon. “Ayana! Bukan pintunya cepat!” Ibu mertuanya? Ayana mengelap wajahnya yang basah dengan asal dan segera membukakan pintu. Pandangannya bertemu dengan tatapan kesal ibu mertuanya. “Ayana, kamu ini nggak pernah sadar diri ya di sini?” Ayana mengeryit bingung. “Maksud Ibu apa?” “Halah!” Rita mengibaskan tangannya tidak suka dan menarik rambut Ayana. Ia tidak bisa menahan kekesalannya lagi. “Rasakan ini wanita nggak tahu malu!” Ayana sontak menjerit kesakitan. Tetapi Rita tidak peduli dan terus menjambak rambut Ayana tanpa ampun. “Akkhhhh, sakitttt Bu! Tolong lepasin!”  Bersambung ....  
Judul Buku: Istri Tak Diinginkan Penulis: Missia/Missiaoo Baca di Aplikasi KBM dan Goodnovel ____________ Cuplikan Bab 2 ➡️ “Sakit, Bu! Aduh! Tolong lepasin! Aku mohon Bu!” Ayana terus menjerit karena tarikan ibu mertuanya yang begitu menyakitkan. Rasanya rambutnya akan terlepas dari kulit kepalanya. Belum lagi kuku tajam ibu mertuanya yang menancap di kepalanya. “Diam kamu!” Rita justru makin menjadi-jadi hingga Ayana berteriak dengan suara melengking. “Sakittttt, Bu! Tolong lepasin! Aku mohon!” Ayana mencoba menarik tangan ibu mertuanya menjauh, tetapi kondisinya yang hamil besar membuat pergerakannya jadi terbatas. “Heh, kamu pantes dapatin ini! Siapa suruh kamu nyakitin Chelsi! Kamu pikir kamu siapa di rumah ini, hah?!” Rita tidak peduli dengan jeritan Ayana dan terus mengolok-oloknya. “Seharusnya kamu udah angkat kaki dari sini! Tapi Chelsi terlalu baik sama kamu!” Ayana sesenggukan dengan wajah bersimbah air mata. Berapa kali pun ia mencoba menjelaskan, sepertinya tidak ada seorang pun yang akan mempercayainya di rumah ini. Mereka terus menyiksanya secara fisik dan batin. “Untung Ibu cuma jambak rambut kamu. Seharusnya kamu minta maaf sama Chelsi dan berlutut di kakinya,” kata Rita dengan sinis. “Apa sekarang kamu udah sadar setelah dijambak?” Dengan senyum puas tanpa rasa bersalah, Rita lalu menusuk-nusuk bahu Ayana dengan jari telunjuknya. “Kamu harus sadar statusmu di sini. Kamu itu cuma wanita bayaran, nggak tahu diri dan mata duitan. Setelah anak itu lahir, kamu harus segera angkat kaki dari rumah ini!” Seandainya takdir tidak menjepitnya seperti ini, maka ia sudah lama pergi dari rumah ini. *** “Besok kita harus check-up ke rumah sakit buat periksa kehamilan kamu, Nak. Udah masuk tiga bulan 'kan ini?” kata Rita dengan suara lembut. “Iya, benar, Sayang. Besok aku bakal anterin kamu ke rumah sakit,” sahut Leon ikut menimpali. Sementara itu, di sudut dapur, Ayana hanya bisa menelan sarapannya dengan susah payah mendengar percakapan itu. Mereka peduli saja tidak, apalagi mau mengantarnya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kehamilannya. Ayana sarapan bersama pembantu lainnya dengan duduk di lantai, memakan nasi dan lauk yang tidak disajikan di meja makan. “Nyonya Ayana duduk di kursi saja. Tidak baik duduk lesehan di sini sama kami,” ujar salah satu pembantu, ia merasa sedih melihat Ayana yang lagi-lagi tidak bergabung dengan keluarga majikannya. Ayana tersenyum tipis dan menggeleng pelan. “Nggak apa-apa, Bi. Ayo, Bibi lanjut aja sarapannya.” Para pembantu itu hanya bisa mengangguk, meskipun merasa prihatin dengan keadaan Ayana yang terus diabaikan. *** “Jangan lagi. Jangan nangis. Kamu harus kuat.” Ayana menepuk-nepuk pipinya dan menghalau pikiran buruk dalam kepalanya. Pagi ini, ia harus menemui ibunya. Ia bergegas pergi ke halte dan menggunakan bus umum untuk pergi ke rumah ibunya. Angin dingin terasa menyapu wajahnya dengan lembut. Ayana menempelkan kepalanya ke kaca jendela dan memperhatikan pemandangan di luar. Bus baru saja berhenti untuk mengambil penumpang ketika sesuatu menarik perhatian Ayana. ‘Mbak Chelsi?’ Seorang pria terlihat keluar dari mobil lain dan Chelsi dengan senyum mengembang menghampiri pria berkacamata hitam itu. Mereka berpelukan, kemudian Chelsi mencium bibir pria itu dengan mesra. “Astaga!” Ayana sontak membekap mulutnya karena terkejut. “Mbak Chelsi ...” ‘Apa itu temannya Mbak Chelsi? Tapi, kenapa Mbak Chelsi sampai mencium pria itu? Mereka juga kelihatan mesra banget’, batin Ayana heran. Pria itu mengangkat kepalanya dan Ayana akhirnya bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Tuan Raka? Mantan bosnya di kelab tempatnya bekerja dulu. “Apa ini ...” Ayana tidak bisa menahan keterkejutannya dan terus menatap ke arah yang sama. ‘Apa jangan-jangan Tuan Raka adalah selingkuhannya Mbak Chelsi?’ Bersambung ....
Judul Buku: Istri Tak Diinginkan Penulis: Missia/Missiaoo Baca di Aplikasi KBM dan Goodnovel ____________ Cuplikan Bab 2 ➡️ “Sakit, Bu! Aduh! Tolong lepasin! Aku mohon Bu!” Ayana terus menjerit karena tarikan ibu mertuanya yang begitu menyakitkan. Rasanya rambutnya akan terlepas dari kulit kepalanya. Belum lagi kuku tajam ibu mertuanya yang menancap di kepalanya. “Diam kamu!” Rita justru makin menjadi-jadi hingga Ayana berteriak dengan suara melengking. “Sakittttt, Bu! Tolong lepasin! Aku mohon!” Ayana mencoba menarik tangan ibu mertuanya menjauh, tetapi kondisinya yang hamil besar membuat pergerakannya jadi terbatas. “Heh, kamu pantes dapatin ini! Siapa suruh kamu nyakitin Chelsi! Kamu pikir kamu siapa di rumah ini, hah?!” Rita tidak peduli dengan jeritan Ayana dan terus mengolok-oloknya. “Seharusnya kamu udah angkat kaki dari sini! Tapi Chelsi terlalu baik sama kamu!” Ayana sesenggukan dengan wajah bersimbah air mata. Berapa kali pun ia mencoba menjelaskan, sepertinya tidak ada seorang pun yang akan mempercayainya di rumah ini. Mereka terus menyiksanya secara fisik dan batin. “Untung Ibu cuma jambak rambut kamu. Seharusnya kamu minta maaf sama Chelsi dan berlutut di kakinya,” kata Rita dengan sinis. “Apa sekarang kamu udah sadar setelah dijambak?” Dengan senyum puas tanpa rasa bersalah, Rita lalu menusuk-nusuk bahu Ayana dengan jari telunjuknya. “Kamu harus sadar statusmu di sini. Kamu itu cuma wanita bayaran, nggak tahu diri dan mata duitan. Setelah anak itu lahir, kamu harus segera angkat kaki dari rumah ini!” Seandainya takdir tidak menjepitnya seperti ini, maka ia sudah lama pergi dari rumah ini. *** “Besok kita harus check-up ke rumah sakit buat periksa kehamilan kamu, Nak. Udah masuk tiga bulan 'kan ini?” kata Rita dengan suara lembut. “Iya, benar, Sayang. Besok aku bakal anterin kamu ke rumah sakit,” sahut Leon ikut menimpali. Sementara itu, di sudut dapur, Ayana hanya bisa menelan sarapannya dengan susah payah mendengar percakapan itu. Mereka peduli saja tidak, apalagi mau mengantarnya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kehamilannya. Ayana sarapan bersama pembantu lainnya dengan duduk di lantai, memakan nasi dan lauk yang tidak disajikan di meja makan. “Nyonya Ayana duduk di kursi saja. Tidak baik duduk lesehan di sini sama kami,” ujar salah satu pembantu, ia merasa sedih melihat Ayana yang lagi-lagi tidak bergabung dengan keluarga majikannya. Ayana tersenyum tipis dan menggeleng pelan. “Nggak apa-apa, Bi. Ayo, Bibi lanjut aja sarapannya.” Para pembantu itu hanya bisa mengangguk, meskipun merasa prihatin dengan keadaan Ayana yang terus diabaikan. *** “Jangan lagi. Jangan nangis. Kamu harus kuat.” Ayana menepuk-nepuk pipinya dan menghalau pikiran buruk dalam kepalanya. Pagi ini, ia harus menemui ibunya. Ia bergegas pergi ke halte dan menggunakan bus umum untuk pergi ke rumah ibunya. Angin dingin terasa menyapu wajahnya dengan lembut. Ayana menempelkan kepalanya ke kaca jendela dan memperhatikan pemandangan di luar. Bus baru saja berhenti untuk mengambil penumpang ketika sesuatu menarik perhatian Ayana. ‘Mbak Chelsi?’ Seorang pria terlihat keluar dari mobil lain dan Chelsi dengan senyum mengembang menghampiri pria berkacamata hitam itu. Mereka berpelukan, kemudian Chelsi mencium bibir pria itu dengan mesra. “Astaga!” Ayana sontak membekap mulutnya karena terkejut. “Mbak Chelsi ...” ‘Apa itu temannya Mbak Chelsi? Tapi, kenapa Mbak Chelsi sampai mencium pria itu? Mereka juga kelihatan mesra banget’, batin Ayana heran. Pria itu mengangkat kepalanya dan Ayana akhirnya bisa melihat wajah pria itu dengan jelas. Tuan Raka? Mantan bosnya di kelab tempatnya bekerja dulu. “Apa ini ...” Ayana tidak bisa menahan keterkejutannya dan terus menatap ke arah yang sama. ‘Apa jangan-jangan Tuan Raka adalah selingkuhannya Mbak Chelsi?’ Bersambung ....

About