@aceknasr: ๐๐ฉ๐ฆ ๐๐ฆ๐ข๐ต๐ฉ ๐ฐ๐ง ๐๐ข๐ฎ๐ถ๐ณ๐ข๐ช : ๐ฅ๐ผ๐ฏ๐ผ๐ต๐ป๐๐ฎ ๐ฆ๐ผ๐ป๐, ๐ฃ๐ฎ๐ป๐ฎ๐๐ผ๐ป๐ถ๐ฐ, ๐ฆ๐ต๐ฎ๐ฟ๐ฝ, ๐ง๐ผ๐๐ต๐ถ๐ฏ๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ฆ๐ฎ๐ป๐๐ผ Hari-hari ini, langit diatas kota Tokyo terasa begitu kelabu. Ada kegetiran yang mencekam dibalik gedung-gedung raksasa yang menjulang disana. Industri elektronika mereka yang begitu digdaya 20 tahun silam, pelan-pelan memasuki lorong kegelapan yang terasa begitu perih. Bulan lalu, Sony diikuti Panasonic dan Sharp mengumumkan angka kerugian trilyunan rupiah. Harga-harga saham mereka roboh berkeping-keping. Sanyo bahkan harus rela menjual dirinya lantaran sudah hampir kolaps. Sharp berencana menutup divisi AC dan TV Aquos-nya. Sony dan Panasonic akan mem-PHK ribuan karyawan mereka. Dan Toshiba? Sebentar lagi divisi notebook-nya mungkin akan bangkrut (setelah produk televisi mereka juga mati). Adakah ini pertanda salam sayonara harus dikumandangkan? Mengapa kegagalan demi kegagalan terus menghujam industri elektronika raksasa Jepang itu? Di Senin ini, kita akan coba menelisiknya. Serbuan Samsung dan LG itu mungkin terasa begitu telak. Di mata orang Jepang, kedua produk Korea itu tampak seperti predator yang telah meremuk-redamkan mereka di mana-mana. Di sisi lain, produk-produk elektronika dari China dan produk domestik dengan harga yang amat murah juga terus menggerus pasar produk Jepang. Lalu, dalam kategori digital gadgets, Apple telah membuat Sony tampak seperti robot yang bodoh dan tolol. What went wrong? Kenapa perusahaan-perusahaan top Jepang itu jadi seperti pecundang? Ada tiga faktor penyebab fundamental yang bisa kita petik sebagai pelajaran. Faktor 1 : Harmony Culture Error. Dalam era digital seperti saat ini, kecepatan adalah kunci. Speed in decision making. Speed in product development. Speed in product launch. Dan persis di titik vital ini, perusahaan Jepang termehek-mehek lantaran budaya mereka yang mengangungkan harmoni dan konsensus. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan Anda pasti akan melihat kultur kerja yang sangat mementingkan konsensus. Top manajemen Jepang bisa rapat berminggu-minggu sekedar untuk menemukan konsensus mengenai produk apa yang akan diluncurkan. Dan begitu rapat mereka selesai, Samsung atau LG sudah keluar dengan produk baru, dan para senior manajer Jepang itu hanya bisa melongo. Budaya yang mementingkan konsensus membuat perusahaan-perusahaan Jepang lamban mengambil keputusan (dan dalam era digital ini artinya tragedi). Budaya yang menjaga harmoni juga membuat ide-ide kreatif yang radikal nyaris tidak pernah bisa mekar. Sebab mereka keburu mati : dijadikan tumbal demi menjaga โkeindahan budaya harmoniโ. Ouch. Faktor 2 : Seniority Error. Dalam era digital, inovasi adalah oksigen. Inovasi adalah nafas yang terus mengalir. Sayangnya, budaya inovasi ini tidak kompatibel dengan budaya kerja yang mementingkan senioritas serta budaya sungkan pada atasan. Sialnya, nyaris semua perusahaan-perusahaan Jepang memelihara budaya senioritas. Datanglah ke perusahaan Jepang, dan hampir pasti Anda tidak akan menemukan Senior Managers dalam usia 30-an tahun. Never. Istilah Rising Stars dan Young Creative Guy adalah keanehan. Promosi di hampir semua perusahaan Jepang menggunakan metode urut kacang. Yang tua pasti didahulukan, no matter what. Dan ini dia : di perusahaan Jepang, loyalitas pasti akan sampai pensiun. Jadi terus bekerja di satu tempat sampai pensiun adalah kelaziman. Lalu apa artinya semua itu bagi inovasi ? Kematian dini. Ya, dalam budaya senioritas dan loyalitas permanen, benih-benih inovasi akan mudah layu, dan kemudian semaput. Masuk ICU lalu mati. Faktor 3 : Old Nation Error. Faktor terakhir ini mungkin ada kaitannya dengan faktor kedua. Dan juga dengan aspek demografi. Jepang adalah negeri yang menua. Maksudnya, lebih dari separo penduduk Jepang berusia diatas 50 tahun. Implikasinya : mayoritas Senior Manager di beragam perusahaan Jepang masuk dalam kategori itu. Kategori karyawan yang sudah menua. Sumber fb peter f gonta #infoterkini #news #updates #trending #viral #fyp
aceknasr
Region: ID
Friday 09 August 2024 08:20:47 GMT
Music
Download
Comments
VVilage :
saya beli tv xiaomi 2thn 4bln layar mati, telpon ke xiaomi service center.. truss katanya bawa aja nanti di cek dulu.. setelah bbrpa hari dicek di telpon lah saya di ganti unit BARU!! KAGET, SENENG
2024-08-09 22:26:13
109
umy ryu :
kapan produk elektronik indonesia menguasai asia?
2024-08-10 13:44:25
3
Arman :
mahal2 beli smart tv son* 55in, 15 blm rusak, bisa diperbaiki. usia 2 thn rusak lagi, katanya musti ganti led (yg gak murah, mending beli baru).
dngr kabar pt son* ambruk, dlm hati.. pantes!
2024-08-09 17:07:11
30
Johanson :
Saat pabrikan elekronik Eropa kalah oleh pabrikan jepang, kemudian elektronik jepang perlahan tumbang oleh elektronik korea & Taiwan. Dan saat ini elektronik korea sedang menghadapi elektronik china
2024-08-09 22:28:42
67
Trisno :
Polytron๐ช
2024-08-10 00:34:47
7
SL100days :
sany ?
2024-08-09 22:46:46
9
Ana vda :
sya tetep cinta produk hepang,karna sudah terbukti kwalitasnya
2024-08-10 06:28:08
24
Diana :
maunya tv yg 24jam nyala awetnya seumur hidup apa ya๐๐ค
2024-08-10 01:17:56
4
salu :
skrg produk Elektronik China bagus/terjangkau.TV TCL yg kubeli 2009 dulu aja ngga pernah rewel sdkt pun.beli online dr jawa,padahal tinggal di pelosok kaltim.bayangin tangguhnya๐.moga trs awet.
2024-08-10 00:11:11
70
renawulandari3677 :
Philips yg paling top
2024-08-09 23:12:36
6
BOEDISAN :
Tetanggaku beli TV China Canghong udah 2th gak bayarยฒ ๐
2024-08-10 01:14:41
7
dedidi14 :
ekonomi Jepang sudah bergantung ke anime dan pariwisata yg menghasil kan 80 miliar usd pertahun. tapi yg masih paling berjasa adalah otomotifnya
2024-08-10 05:55:25
15
ggh31275 :
dunia itu fana
tdk ada yg abadi
yg abadi hanya perubahan๐
2024-08-09 23:21:25
63
bosew :
bukti rezeki sudah ada yg mengatur.
2024-08-10 03:51:50
2
12eo :
udah coba tv samsung, LG,ternyata sharf gambarnya top
2024-08-10 02:10:45
3
Kinanti_82 :
saya cinta produk Indonesia TPI apa yng kompeten
2024-08-10 12:43:37
2
Schรถne Mutter :
abis gimana..udah sreg nya ama Samsung..dr hp, tv, ac dan mesin cuci yg jg awet ๐
2024-08-10 12:19:22
2
handito :
So sad, i still love Japanese electronics products... except hp...
2024-08-09 23:02:53
26
irwanmustofa7 :
Sony hanya mengandalkan PlayStation.
dan sekarang makin kesini Playstation makan mahal.
sebentar lagi akan disusul perusahaan otomotif
2024-08-10 06:03:59
3
dhamaq :
dulu TV saya Panasonic.sekarang TCL memang beda sih kualitas tapi urusan harga gak ada obatnya. mutu beda tipis lah.
2024-08-09 22:35:05
7
Gadis_Cantique :
Coocaa and Infnix lagi naik daun ๐ฅฐ
2024-08-09 23:47:26
2
RODAPAPAT Lapak :
Merk cina elektronik nya๐
2024-08-10 11:01:54
3
Mr.blue :
Indonesia bagaimana min ??
2024-08-10 10:39:01
2
Tri Cahyanto :
Dan jumlah mobil2 yg diekspor Jepang pun sudah mulai dikalahkan oleh produk mobil2 yg diekspor China.
2024-08-10 00:36:10
0
MuLan9333 :
๐ซ๐ฉ๐ฅบ i missed sony, aiwa, sharp, panasonic& toshiba products bcos it last longer & durable
2024-08-10 06:39:00
18
To see more videos from user @aceknasr, please go to the Tikwm
homepage.