@theonlyjoerusselbutler: The dove joining me in this one🙏 #keepdancing #keepsmiling #enjoylife #spreadjoy #spreadlove #befree #faithfulfear @Lauren Daigle

Joe Russell Butler
Joe Russell Butler
Open In TikTok:
Region: NG
Wednesday 14 August 2024 09:37:33 GMT
55
7
4
1

Music

Download

Comments

dibryantscalici
dibry :
God Bless
2024-08-15 14:00:30
1
fmc_native
MC_42 :
❤️
2025-05-22 07:01:31
0
fmc_native
MC_42 :
🙏
2025-05-22 07:01:35
0
ahayahsfan
Yashaya follower :
I ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️this. ❤❤❤❤❤❤
2024-08-14 20:02:02
1
To see more videos from user @theonlyjoerusselbutler, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Dalam blockchain, konsensus adalah mekanisme atau aturan yang digunakan oleh jaringan terdistribusi untuk mencapai kesepakatan mengenai validitas transaksi tanpa harus bergantung pada otoritas pusat. Berikut adalah jenis-jenis konsensus utama dalam blockchain: 1. Proof of Work (PoW). Cara kerja: Penambang memecahkan soal matematika kompleks untuk memvalidasi blok. Kelebihan: Aman, terbukti efektif (dipakai Bitcoin). Kekurangan: Boros energi, lambat. Contoh: Bitcoin, Litecoin, Dogecoin. 2. Proof of Stake (PoS). Cara kerja: Validator dipilih berdasarkan jumlah koin yang mereka staking (taruh sebagai jaminan). Kelebihan: Hemat energi, lebih cepat. Kekurangan: Rentan “kaya makin kaya” (siapa punya banyak koin, makin berkuasa). Contoh: Ethereum (setelah Merge), Cardano, Solana, Polygon. 3. Delegated Proof of Stake (DPoS). Cara kerja: Pemilik token memilih sejumlah “delegasi” yang akan memvalidasi blok. Kelebihan: Cepat, skalabilitas tinggi. Kekurangan: Cenderung lebih sentralisasi karena hanya beberapa validator aktif. Contoh: TRON, EOS, Steem. 4. Proof of Authority (PoA). Cara kerja: Validator dipilih berdasarkan identitas/reputasi, bukan kekuatan komputasi atau staking. Kelebihan: Sangat cepat, cocok untuk jaringan privat. Kekurangan: Kurang terdesentralisasi. Contoh: VeChain, jaringan blockchain enterprise. 5. Proof of History (PoH). Cara kerja: Menggunakan pencatatan urutan waktu (timestamp) yang unik untuk mempercepat validasi. Kelebihan: Sangat cepat dan efisien. Kekurangan: Lebih kompleks. Contoh: Solana. 6. Proof of Capacity / Space (PoC/PoSpace). Cara kerja: Penambang menggunakan ruang penyimpanan hard disk untuk menambang. Kelebihan: Lebih hemat energi dibanding PoW. Kekurangan: Butuh banyak ruang penyimpanan. Contoh: Chia, Burstcoin. 7. Proof of Burn (PoB). Cara kerja: Validator harus “membakar” (mengirim ke alamat tak terpakai) sejumlah koin untuk dapat memvalidasi blok. Kelebihan: Membatasi inflasi koin. Kekurangan: Tidak populer, mengurangi jumlah aset beredar. Contoh: Slimcoin. 8. Practical Byzantine Fault Tolerance (PBFT). Cara kerja: Semua node bekerja sama dan mencapai konsensus melalui voting, tahan terhadap node nakal (Byzantine). Kelebihan: Sangat cepat untuk jaringan permissioned (izin tertutup). Kekurangan: Tidak cocok untuk blockchain publik besar. Contoh: Hyperledger Fabric, Tendermint (Cosmos). Jadi setiap jenis konsensus punya trade-off antara desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas (blockchain trilemma). #konsensuscrypto #blockchain #belajarcrypto #blockchaineducation #serunyabelajar #web3 #cryptocurrency #cryptoindonesia🇮🇩 #web3crypto #blockchaintechnology #web3education #staking #bitcoin #ethereum #solana #BNB
Dalam blockchain, konsensus adalah mekanisme atau aturan yang digunakan oleh jaringan terdistribusi untuk mencapai kesepakatan mengenai validitas transaksi tanpa harus bergantung pada otoritas pusat. Berikut adalah jenis-jenis konsensus utama dalam blockchain: 1. Proof of Work (PoW). Cara kerja: Penambang memecahkan soal matematika kompleks untuk memvalidasi blok. Kelebihan: Aman, terbukti efektif (dipakai Bitcoin). Kekurangan: Boros energi, lambat. Contoh: Bitcoin, Litecoin, Dogecoin. 2. Proof of Stake (PoS). Cara kerja: Validator dipilih berdasarkan jumlah koin yang mereka staking (taruh sebagai jaminan). Kelebihan: Hemat energi, lebih cepat. Kekurangan: Rentan “kaya makin kaya” (siapa punya banyak koin, makin berkuasa). Contoh: Ethereum (setelah Merge), Cardano, Solana, Polygon. 3. Delegated Proof of Stake (DPoS). Cara kerja: Pemilik token memilih sejumlah “delegasi” yang akan memvalidasi blok. Kelebihan: Cepat, skalabilitas tinggi. Kekurangan: Cenderung lebih sentralisasi karena hanya beberapa validator aktif. Contoh: TRON, EOS, Steem. 4. Proof of Authority (PoA). Cara kerja: Validator dipilih berdasarkan identitas/reputasi, bukan kekuatan komputasi atau staking. Kelebihan: Sangat cepat, cocok untuk jaringan privat. Kekurangan: Kurang terdesentralisasi. Contoh: VeChain, jaringan blockchain enterprise. 5. Proof of History (PoH). Cara kerja: Menggunakan pencatatan urutan waktu (timestamp) yang unik untuk mempercepat validasi. Kelebihan: Sangat cepat dan efisien. Kekurangan: Lebih kompleks. Contoh: Solana. 6. Proof of Capacity / Space (PoC/PoSpace). Cara kerja: Penambang menggunakan ruang penyimpanan hard disk untuk menambang. Kelebihan: Lebih hemat energi dibanding PoW. Kekurangan: Butuh banyak ruang penyimpanan. Contoh: Chia, Burstcoin. 7. Proof of Burn (PoB). Cara kerja: Validator harus “membakar” (mengirim ke alamat tak terpakai) sejumlah koin untuk dapat memvalidasi blok. Kelebihan: Membatasi inflasi koin. Kekurangan: Tidak populer, mengurangi jumlah aset beredar. Contoh: Slimcoin. 8. Practical Byzantine Fault Tolerance (PBFT). Cara kerja: Semua node bekerja sama dan mencapai konsensus melalui voting, tahan terhadap node nakal (Byzantine). Kelebihan: Sangat cepat untuk jaringan permissioned (izin tertutup). Kekurangan: Tidak cocok untuk blockchain publik besar. Contoh: Hyperledger Fabric, Tendermint (Cosmos). Jadi setiap jenis konsensus punya trade-off antara desentralisasi, keamanan, dan skalabilitas (blockchain trilemma). #konsensuscrypto #blockchain #belajarcrypto #blockchaineducation #serunyabelajar #web3 #cryptocurrency #cryptoindonesia🇮🇩 #web3crypto #blockchaintechnology #web3education #staking #bitcoin #ethereum #solana #BNB

About