@.55sx: والله ميستحقون نادي يلعب مثل برشلونة يلعبون من اجل فلوس 🤷🏻‍♂️💔🥹#قصي_كريس🍋🔥 #تيم_كتلوني_🇪🇸1🔥 #عموري_رونـي #عموري_بيدري🇪🇦💕 #fyp

قصي كريس💔
قصي كريس💔
Open In TikTok:
Region: IQ
Saturday 17 August 2024 18:53:07 GMT
7839
347
4
7

Music

Download

Comments

user5421677267104
رسام القلب :
٤4
2024-08-17 20:01:07
0
dgdgfdrghjhgfdrjh
.محمد ڤه له ستينيمم :
👞👞👞👞 💙💙🏆🏆
2024-08-17 19:51:32
0
user76945215567955
احمد الجميلي :
خوش 4😂😂
2024-08-17 19:51:13
0
ro_70000
K.M 7 :
والرابع من مالكوم 🤣🤣🤣🤣🤣 النصر صار برشلونة أمام الهلال
2024-08-17 19:28:28
0
zfi_qq
Raquyyah 💚 :
ليش ميستحقون خوش يلعبون بس النصر ضعيف✨
2024-08-17 19:24:25
0
To see more videos from user @.55sx, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

DG RUPPA MENANTANG BENTOR DAN OJOL Usianya sudah hampir 70 tahun. Tapi semangatnya mencari nafkah tak pernah padam. Seperti api-api di batuan Gunung Chimaera, Turki. Sudah 2000 tahun tak pernah padam. Daeng Ruppa adalah warga asli Kampung Parang, Kelurahan Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Ia lahir dan menua di kampung yang terletak di belakang perumahan dosen Unhas. Rumahnya hanya 50 meter dari pinggiran Sungai Tello.  Ia mengaku sejak 1999 mengayuh becak. Dari depan pintu gerbang BTN Wesabbe hingga komplek Wesabbe dan perumahan dosen Unhas. Sebelumnya Daeng Ruppa kerja serabutan. Ia melayani mahasiswa dan warga yang bermukim di Wesabbe dan perumahan dosen. Saat bentor mulai muncul di tahun 2004, eksistensi Daeng Ruppa mulai tergeser. Penumpang lebih senang menggunakan bentor dibanding becak. Pendapatan Daeng Ruppa berkurang. Tapi ia tetap bertahan. Ia yakin rezeki Allah tidak akan keliru.  Setelah badai bentor, giliran ojek online (ojol) menghempas. Kini di depan pintu gerbang Wesabbe, hanya Daeng Ruppa yang tersisa bersama becak tuanya. Badannya pun mulai membungkuk. Mungkin karena selalu membungkuk saat mengayuh becak.  Kami dari Harian Berita Kota Makassar bersama Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) menemui Daeng Ruppa beberapa waktu lalu. Ini adalah rencana kedua kami menemuinya setelah gagal pada rencana pertama seminggu sebelumnya. Saat itu Daeng Ruppa mengira kami dari aparat Pemkot Makassar. Ia lari bersembunyi. Seharian ia tidak muncul. Saat kami datangi rumahnya, Daeng Ruppa juga tak ada. Tapi untunglah saat Jumat lalu, Daeng Ruppa tidak lari.  Kami memberikan bantuan paket sembako. Ia mengajak kami masuk ke rumahnya. Ia bercerita tentang kerasnya menantang zaman. Di akhir obrolan, Daeng Ruppa menyampaikan terima kasih yang telah peduli kepada dirinya. Ingin menonton bagaimana kehidupan Daeng Ruppa? Silakan kunjungi kanal youtube kami dengan klik link ini:  https://youtu.be/FFlK8wqe6Po (*)
DG RUPPA MENANTANG BENTOR DAN OJOL Usianya sudah hampir 70 tahun. Tapi semangatnya mencari nafkah tak pernah padam. Seperti api-api di batuan Gunung Chimaera, Turki. Sudah 2000 tahun tak pernah padam. Daeng Ruppa adalah warga asli Kampung Parang, Kelurahan Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Ia lahir dan menua di kampung yang terletak di belakang perumahan dosen Unhas. Rumahnya hanya 50 meter dari pinggiran Sungai Tello. Ia mengaku sejak 1999 mengayuh becak. Dari depan pintu gerbang BTN Wesabbe hingga komplek Wesabbe dan perumahan dosen Unhas. Sebelumnya Daeng Ruppa kerja serabutan. Ia melayani mahasiswa dan warga yang bermukim di Wesabbe dan perumahan dosen. Saat bentor mulai muncul di tahun 2004, eksistensi Daeng Ruppa mulai tergeser. Penumpang lebih senang menggunakan bentor dibanding becak. Pendapatan Daeng Ruppa berkurang. Tapi ia tetap bertahan. Ia yakin rezeki Allah tidak akan keliru. Setelah badai bentor, giliran ojek online (ojol) menghempas. Kini di depan pintu gerbang Wesabbe, hanya Daeng Ruppa yang tersisa bersama becak tuanya. Badannya pun mulai membungkuk. Mungkin karena selalu membungkuk saat mengayuh becak. Kami dari Harian Berita Kota Makassar bersama Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) menemui Daeng Ruppa beberapa waktu lalu. Ini adalah rencana kedua kami menemuinya setelah gagal pada rencana pertama seminggu sebelumnya. Saat itu Daeng Ruppa mengira kami dari aparat Pemkot Makassar. Ia lari bersembunyi. Seharian ia tidak muncul. Saat kami datangi rumahnya, Daeng Ruppa juga tak ada. Tapi untunglah saat Jumat lalu, Daeng Ruppa tidak lari. Kami memberikan bantuan paket sembako. Ia mengajak kami masuk ke rumahnya. Ia bercerita tentang kerasnya menantang zaman. Di akhir obrolan, Daeng Ruppa menyampaikan terima kasih yang telah peduli kepada dirinya. Ingin menonton bagaimana kehidupan Daeng Ruppa? Silakan kunjungi kanal youtube kami dengan klik link ini: https://youtu.be/FFlK8wqe6Po (*)

About