@alina_1.38: #fy

𝒶𝓁𝒾𝓃𝒶🌺
𝒶𝓁𝒾𝓃𝒶🌺
Open In TikTok:
Region: DE
Wednesday 28 August 2024 20:30:20 GMT
10445
1056
29
9

Music

Download

Comments

o9.lia.arn
𝓛𝓲𝓪 :
Wowww Alina 😍😍
2024-08-29 15:34:45
1
hey.9876
💗 :
Wow😍
2024-08-28 20:37:15
0
laylaberlinoo
𝐋𝐚𝐲𝐥𝐚 :
allerschönste mein herz❤️
2024-08-28 20:39:29
2
lenaa_wlt
lena :
herzzz!!❤️
2024-08-28 20:32:01
2
urfavv.hannah_
urfavv.hannah_ :
woher jacke
2024-08-30 07:32:59
0
timo_bauleitung
Timo_Bauleitung :
11/10💯🤟
2024-08-29 04:16:44
2
laylaberlinoo
𝐋𝐚𝐲𝐥𝐚 :
Unglaublich schön😍
2024-08-28 20:39:10
1
sarahdraheim621
sarahdraheim621 :
wie geht es dir?❤️
2024-09-24 11:55:02
0
der.loyalerr
루카𖣂︎ 11 21 3 1 :
Wann geht ihr wieder live?
2024-08-31 06:26:12
0
youtubefan585
Pascal cool :
Du bist echt die Schönste
2024-08-29 04:51:26
0
lydia.cheer.bln
Lydia.cheer.bln :
wow Alina du hübscheee😍
2024-08-28 20:32:19
1
kizmate1
Kizmate1 :
Bist du zur Kur?
2024-08-29 07:57:44
0
cel_ine_56
Celine :
😍😍😍
2024-08-29 07:59:35
1
j76.lena
lena :
😍😍
2024-08-29 07:40:16
0
youtubefan585
Pascal cool :
💚🥰😎👍
2024-08-29 04:50:40
0
chayenne_prvtacc
dilan und chayenne😜 :
Alinaa wunderschön bist du
2024-08-29 08:07:44
0
To see more videos from user @alina_1.38, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Siapa yang tidak kenal beliau berdua, dua tokoh pendiri organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia.  Beliau adalah KH Ahmad Dahlan dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Kendati berbeda pada beberapa hal prinsip tentang ajaran agama Islam, ternyata pendiri kedua organisasi Islam terbesar di Nusantara ini punya kedekatan sejak kecil. Tidak hanya bersahabat, melainkan juga dua kali pernah belajar pada satu guru alias ‘satu guru satu ilmu’. KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang punya nama lahir Muhammad Darwisy, bahkan pernah satu kamar asrama pesantren dengan KH Hasyim Asy’ari pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama. KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari mendapat perintah untuk berguru kpada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Kiai sholeh darat merupakan ulama tersohor di pesisir utara Jawa kala itu. Bahkan keluarga RA Kartini juga belajar agama kepada Kiai Sholeh Darat. Dalam kesehariannya, Darwisy muda memanggil Hasyim  Asy’ari  dengan sebutan  Adi (Adik) Hasyim.Pasalnya kala itu Darwisy muda usianya lebih tua dua tahun (16 tahun) dari Hasyim Asy’ari  yang sering  memanggil Darwisy dengan sebutan “Mas (kakak) Darwis” Kh Ahmad Dahlan yang lahir pada 1868 M dengan nama Muhammad Darwis, putra dari seorang khatib Keraton Yogyakarta. Darwis lahir dari kalangan orang alim, bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ia merupakan keturunan dari Ki Ageng Gribig (salah satu ulama di zaman Mataram) dan Maulana Ibrahim (Sunan Gresik) di sebuah kampung yang bernama Kauman, dengan lingkungan yang tentram di bawah naungan Sri Sultan Hamengku Buwono VII kala itu. Sedangkan KH Hasyim Asy’ari, tokoh besar pembaharu Islam dari kalangan pesantren. KH Hasyim Asy’ari lahir di Jombang pada tahun 1871 M. Sama halnya dengan K Ahmad Dahlan, Kiai Hasyim juga dibesarkan di lingkungan yang religius. Ayah KH Asy’ari memiliki pondok pesantren di Jombang. Sejak usia 13 tahun, ia dipercaya ayahnya untuk menggantikan jadwal mengajar sang ayah, karena sudah menguasai kitab-kitab islam klasik (kitab kuning). Selama kurang lebih dua tahun kedua santri ini mengabdi dan belajar agama pada Kiai Sholeh Darat dan Darwis mendapat nama yang sampai sekarang dikenal semua orang yaitu Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan lebih dahulu meninggalkan pesantren di Semarang dan kembali ke Yogyakarta, sebelum pada akhirnya mereka berdua juga bertemu pada guru yang sama saat menimba ilmu di Arab Saudi. Ahmad Dahlan kembali bersua dan belajar bersama Hasyim Asy’ari  dengan berguru kepada Syekh Ahmad Khatib pada tahun 1903. Sosok Kiai Dahlan memang terkenal pragmatikus, sedikit bicara, banyak bekerja. Dalam upaya menjawab persoalan ummat, ia bersama dengan orang-orang disekitarnya mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah yang kemudian hari ini menjadi salah satu ormas besar di Indonesia. Tidak mengherankan jika saat ini kita banyak menemukan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit yang maju milik Muhammadiyah, buah kegigihan dalam berideologi sang pendirinya. Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari memang ditugaskan untuk mendirikan Pesantren di Tebuireng, Jombang dan memilih untuk fokus pada kajian salafiyah, kitab-kitab kuning. Santri-santrinya banyak yang berdatangan untuk menimba ilmu. Cita-cita mendirikan jamiyah ulama sangat direspons baik oleh KH Wahab Hasbullah untuk membuat wadah atau organisasi Islam yang moderat dan berasas pada Ahlussunnah wal Jamaah. Kemudian dibentuklah organisasi Nahdlatul Ulama (NU) sebagai bentuk asosiasi ulama-ulama salafi. Perjalanan keduanya memang sedikit berbeda. NU dan Muhammadiyah sejatinya adalah ormas yang berasas pada perlawanan orang-orang yang mengusik kesejahteraan bumi Nusantara. NU dan Muhammadiyah yang akan menyatukan umat Islam Indonesia dari cara berpikir yang radikal dan ekstremis, yang justru akan mengancam islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam. #sejarah #history #sejarahbangsa #sejarahindonesia #indonesia #bahassejarah #belajarsejarah #muhammadiyah  #Nahdlatululama  #foryou #fyp #belajarsejarah #Nu #Mu
Siapa yang tidak kenal beliau berdua, dua tokoh pendiri organisasi terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Beliau adalah KH Ahmad Dahlan dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. Kendati berbeda pada beberapa hal prinsip tentang ajaran agama Islam, ternyata pendiri kedua organisasi Islam terbesar di Nusantara ini punya kedekatan sejak kecil. Tidak hanya bersahabat, melainkan juga dua kali pernah belajar pada satu guru alias ‘satu guru satu ilmu’. KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah yang punya nama lahir Muhammad Darwisy, bahkan pernah satu kamar asrama pesantren dengan KH Hasyim Asy’ari pendiri jam’iyah Nahdlatul Ulama. KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari mendapat perintah untuk berguru kpada Kiai Sholeh Darat di Semarang. Kiai sholeh darat merupakan ulama tersohor di pesisir utara Jawa kala itu. Bahkan keluarga RA Kartini juga belajar agama kepada Kiai Sholeh Darat. Dalam kesehariannya, Darwisy muda memanggil Hasyim Asy’ari dengan sebutan Adi (Adik) Hasyim.Pasalnya kala itu Darwisy muda usianya lebih tua dua tahun (16 tahun) dari Hasyim Asy’ari yang sering memanggil Darwisy dengan sebutan “Mas (kakak) Darwis” Kh Ahmad Dahlan yang lahir pada 1868 M dengan nama Muhammad Darwis, putra dari seorang khatib Keraton Yogyakarta. Darwis lahir dari kalangan orang alim, bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ia merupakan keturunan dari Ki Ageng Gribig (salah satu ulama di zaman Mataram) dan Maulana Ibrahim (Sunan Gresik) di sebuah kampung yang bernama Kauman, dengan lingkungan yang tentram di bawah naungan Sri Sultan Hamengku Buwono VII kala itu. Sedangkan KH Hasyim Asy’ari, tokoh besar pembaharu Islam dari kalangan pesantren. KH Hasyim Asy’ari lahir di Jombang pada tahun 1871 M. Sama halnya dengan K Ahmad Dahlan, Kiai Hasyim juga dibesarkan di lingkungan yang religius. Ayah KH Asy’ari memiliki pondok pesantren di Jombang. Sejak usia 13 tahun, ia dipercaya ayahnya untuk menggantikan jadwal mengajar sang ayah, karena sudah menguasai kitab-kitab islam klasik (kitab kuning). Selama kurang lebih dua tahun kedua santri ini mengabdi dan belajar agama pada Kiai Sholeh Darat dan Darwis mendapat nama yang sampai sekarang dikenal semua orang yaitu Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan lebih dahulu meninggalkan pesantren di Semarang dan kembali ke Yogyakarta, sebelum pada akhirnya mereka berdua juga bertemu pada guru yang sama saat menimba ilmu di Arab Saudi. Ahmad Dahlan kembali bersua dan belajar bersama Hasyim Asy’ari dengan berguru kepada Syekh Ahmad Khatib pada tahun 1903. Sosok Kiai Dahlan memang terkenal pragmatikus, sedikit bicara, banyak bekerja. Dalam upaya menjawab persoalan ummat, ia bersama dengan orang-orang disekitarnya mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Muhammadiyah yang kemudian hari ini menjadi salah satu ormas besar di Indonesia. Tidak mengherankan jika saat ini kita banyak menemukan sekolah-sekolah, perguruan tinggi dan rumah sakit yang maju milik Muhammadiyah, buah kegigihan dalam berideologi sang pendirinya. Sedangkan Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari memang ditugaskan untuk mendirikan Pesantren di Tebuireng, Jombang dan memilih untuk fokus pada kajian salafiyah, kitab-kitab kuning. Santri-santrinya banyak yang berdatangan untuk menimba ilmu. Cita-cita mendirikan jamiyah ulama sangat direspons baik oleh KH Wahab Hasbullah untuk membuat wadah atau organisasi Islam yang moderat dan berasas pada Ahlussunnah wal Jamaah. Kemudian dibentuklah organisasi Nahdlatul Ulama (NU) sebagai bentuk asosiasi ulama-ulama salafi. Perjalanan keduanya memang sedikit berbeda. NU dan Muhammadiyah sejatinya adalah ormas yang berasas pada perlawanan orang-orang yang mengusik kesejahteraan bumi Nusantara. NU dan Muhammadiyah yang akan menyatukan umat Islam Indonesia dari cara berpikir yang radikal dan ekstremis, yang justru akan mengancam islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam. #sejarah #history #sejarahbangsa #sejarahindonesia #indonesia #bahassejarah #belajarsejarah #muhammadiyah #Nahdlatululama #foryou #fyp #belajarsejarah #Nu #Mu

About