@bopsrus: Thorfinn x Canute 🟤🔵 A viking meets a prince #Vinlandsaga #Thorfinn #Canute #netflixsuggestions #animeedit #Askalaad 🎵song: “Youngest Daughter” by Superheaven - BNYX Remix

bopsRus
bopsRus
Open In TikTok:
Region: US
Saturday 21 September 2024 01:33:57 GMT
6916
226
4
8

Music

Download

Comments

bopsrus
bopsRus :
“Can you tell me who it is that controls the ripples in the waves?” - Canute
2024-09-21 02:01:57
3
nightslayer26
nightslayer26 :
HoW DaRe YoU
2025-07-20 04:13:57
0
sillygoose4630
Jay :
Love the edit
2025-06-26 22:55:17
0
4rubenn
$ :
😳😳
2024-09-21 01:45:33
2
To see more videos from user @bopsrus, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov : Kamu—sering di panggil cegil. Cegil final boss. Begitulah orang-orang mengenalmu dengan julukan yang entah siapa pertama kali mencetuskan. Dan jujur saja—kamu tidak menyangkal. Karna kamu memang gila. Gila karna Jay! Sang gitaris fenomenal kampus yang suaranya bisa bikin satu aula bergemuruh, yang jari-jarinya di atas senar gitar terasa seperti doa yang dilantunkan ke langit, yang tatapannya sering kali membuatmu ingin nyungsep ke dalam tanah.  Dia adalah pusat orbitmu, matahari yang tidak pernah berhenti kamu kejar, meski kamu tau—kamu hanyalah satelit kecil yang tidak dianggap. Kamu selalu jadi fans nomor satu Jay. Kamu hafal jam bangun tidurnya—atau setidaknya jam ketika dia biasanya masuk kelas dengan mata setengah ngantuk. Kamu tau dia suka kopi hitam tanpa gula, kamu tau pick gitar favoritnya berwarna hijau, dan kamu tau persis kapan ia latihan band, bahkan sebelum dirinya sendiri sadar. Dan setiap kali kamu muncul dengan bekal buatanmu—kadang telur dadar gosong tapi penuh cinta, kadang nasi kotak dengan tulisan kecil “semangat ya Jay ganteng ♡”—ia hanya menatapmu dengan wajah tanpa ekspresi. Pandangan mata itu seolah berkata—kamu gila, “cewek gila.” Kamu? Hanya tersenyum seperti orang bodoh. Merekah. Tapi itu adalah senyum terbaikmu, senyum yang bahkan bisa membuat ruang musik yang pengap terasa seperti musim semi. “Jay,
Pov : Kamu—sering di panggil cegil. Cegil final boss. Begitulah orang-orang mengenalmu dengan julukan yang entah siapa pertama kali mencetuskan. Dan jujur saja—kamu tidak menyangkal. Karna kamu memang gila. Gila karna Jay! Sang gitaris fenomenal kampus yang suaranya bisa bikin satu aula bergemuruh, yang jari-jarinya di atas senar gitar terasa seperti doa yang dilantunkan ke langit, yang tatapannya sering kali membuatmu ingin nyungsep ke dalam tanah. Dia adalah pusat orbitmu, matahari yang tidak pernah berhenti kamu kejar, meski kamu tau—kamu hanyalah satelit kecil yang tidak dianggap. Kamu selalu jadi fans nomor satu Jay. Kamu hafal jam bangun tidurnya—atau setidaknya jam ketika dia biasanya masuk kelas dengan mata setengah ngantuk. Kamu tau dia suka kopi hitam tanpa gula, kamu tau pick gitar favoritnya berwarna hijau, dan kamu tau persis kapan ia latihan band, bahkan sebelum dirinya sendiri sadar. Dan setiap kali kamu muncul dengan bekal buatanmu—kadang telur dadar gosong tapi penuh cinta, kadang nasi kotak dengan tulisan kecil “semangat ya Jay ganteng ♡”—ia hanya menatapmu dengan wajah tanpa ekspresi. Pandangan mata itu seolah berkata—kamu gila, “cewek gila.” Kamu? Hanya tersenyum seperti orang bodoh. Merekah. Tapi itu adalah senyum terbaikmu, senyum yang bahkan bisa membuat ruang musik yang pengap terasa seperti musim semi. “Jay," panggilmu. "Nih, minum buat lo. Lo kan suka haus habis latihan.” Jay menoleh sebentar, menerima botolnya, "thanks," ujarnya singkat. Lalu kembali sibuk dengan gitarnya. Dan di saat itulah, biasanya, kakimu mendadak seperti jelly. Entah kenapa, di hadapan Jay, gravitasi dunia terasa berlipat ganda. Kamu sering terjungkal, jatuh berdebam, bahkan sempat nyusruk pas melangkah ke ruang musik. Bukan sekali, bukan dua kali—dan entah kenapa, Jay selalu ada untuk menyaksikan momen memalukanmu itu. “Gue... gue ga apa-apa kok! Haha… ha…” katamu canggung—cengar-cengir. Seraya berjalan terseok-seok. MALU WOI! Jay hanya menghela napas, menatapmu lagi dengan tatapan khasnya. Orang-orang di sekitarmu geleng-geleng kepala. “Kenapa sih dia ga ada capeknya ngejar-ngejar Jay?” “Beneran gila, itu cewek.” Begitulah bisik-bisik tetangga. Tapi... apa kamu peduli? OHHH... JELAS TIDAK. Karena dalam hidupmu, hanya ada satu kalimat sederhana yang tidak bisa diganggu gugat. Kamu, mencintai Jay. Titik. Dan meskipun dunia menganggapmu cegil, kamu percaya—di balik tatapan dingin itu, Jay menyimpan sesuatu. Entah apa, entah kapan, tapi kamu yakin. Karena cinta yang tulus, seabsurd apapun, selalu punya cara untuk mengetuk hati yang paling keras sekalipun. ♡♡♡ Langkah Jay selalu panjang, tegas, dan penuh wibawa. Seperti irama bass yang mendominasi sebuah lagu. Sedangkan kamu—dengan sepatu sneakers putihmu—berusaha mengimbangi. Berlari kecil di belakangnya, sambil sesekali memanggil namanya. “Jay! Tunggu gue dong!” Tapi apa daya, baru beberapa meter, kakimu tersandung ujung anak tangga. Bruk! Kamu terhuyung lalu jatuh—nyungsep. Kali ini lebih keras dari biasanya. Lantai dingin menyapa lututmu, dan rasa perih menjalar cepat. Air matamu otomatis berkumpul di sudut mata. “Duh…” bibirmu manyun, wajahmu memerah antara malu dan sakit. Jay, yang semula berjalan cuek, akhirnya berhenti. Bahunya kaku sesaat sebelum ia menoleh. Tatapannya turun, mendapati kamu yang berjongkok dengan ekspresi hampir menangis. Ia melangkah balik, tubuh jangkungnya berdiri tegak di hadapanmu. "Lo suka banget nyusruk ya?" Katanya tak habis pikir. Kamu makin manyun. "Enggak... kan suka nya lo Jay, huaaa..." katamu. Kini sambil terisak seperti anak kecil yang tidak di belikan permen. Mendengar itu, Jay mengusap wajahnya frustasi. Dalam hati ia berkata. "Sempat-sempatnya nih cewek ngomong gini." Lalu—dengan gerakan mendadak—ia membungkuk dan mengangkatmu ala bridal style. Kamu kaget! “Eh?! J-Jay! Astaga!” Suaramu panik, sementara puluhan pasang mata mahasiswa lain membelalak tidak percaya. lanjut comsec ↕️ #pov #jayenhypen #fyp #jayedit #parkjongseong

About