@tasniafarin183fan: #fypシ゚viral#fypシ゚viralvideo #বাবা_তোমার_তুলনা_হয়না

Afsana Mimi
Afsana Mimi
Open In TikTok:
Region: SG
Thursday 03 October 2024 15:52:42 GMT
1376
136
4
0

Music

Download

Comments

khan.group559
khan ❣️ :
❤️❤️❤️❤️❤️🌺🌺🌺
2024-10-16 13:44:03
0
opu12222
🖤opu🖤 :
🥰🥰🥰
2024-10-08 23:59:01
0
.niloy.2
🌸👉[Prîñçê Ñîløy]👈🌸 :
♥️♥️♥️
2024-10-06 05:55:59
0
md.shahin.alam674
MD Shahin Alam :
👌👌👌
2024-10-03 17:11:44
0
To see more videos from user @tasniafarin183fan, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Apa yang dinyatakan oleh Pemazmur ini juga diulangi oleh rasul Petrus dalam 1 Petrus 3:10,  “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” Intinya adalah “Jagalah lidahmu” alias “jagalah perkataanmu”. Sampai dua kali pernyataan yang sama diulang, memberikan indikasi kepada kita bahwa hal ini adalah sesuatu yang penting. Ada dua hal yang disampaikan dalam ayat ini yang harus kita jaga, yakni jaga lidah kita terhadap apa yang jahat dan ucapan-ucapan yang menipu.  Pertanyaan kita adalah bagaimanakah cara menjaga perkataan kita? Ada beberapa cara menjaga perkataan kita, yakni: Pertama, kita harus mampu menahan diri (Mzm. 39:1). Sebagian besar orang mungkin tidak mengalami kesulitan menjaga diri untuk tidak jatuh ke dalam kedagingan, namun mengalami “kebobolan” dalam hal dosa perkataan. Sebagaimana sebuah ungkapan mengatakan “memang lidah tidak bertulang”, artinya tidak memerlukan upaya yang besar untuk menggerakkannya. Dengan lancar dan mudahnya perkataan demi perkataan meluncur dari lidah kita. Jika tidak berhati-hati, kita akan mengalami kesulitan dalam mengendalikannya.  Perhatikan apa yang diungkapkan oleh Yakobus tentang lidah:  “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh,  namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.  Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.  Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka … tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan”  (Yak. 3:5,6,8). Betapa luar biasanya lidah kita. Hal ini harusnya menyadarkan kita bahwa dosa perkataan atau dosa lidah bukanlah sesuatu yang main-main. Daud sendiri menyatakan bagaimana dia memiliki tekad yang kuat untuk menjaga dirinya supaya jangan berdosa dengan lidahnya. Daud memberikan sebuah istilah
Apa yang dinyatakan oleh Pemazmur ini juga diulangi oleh rasul Petrus dalam 1 Petrus 3:10, “Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu.” Intinya adalah “Jagalah lidahmu” alias “jagalah perkataanmu”. Sampai dua kali pernyataan yang sama diulang, memberikan indikasi kepada kita bahwa hal ini adalah sesuatu yang penting. Ada dua hal yang disampaikan dalam ayat ini yang harus kita jaga, yakni jaga lidah kita terhadap apa yang jahat dan ucapan-ucapan yang menipu. Pertanyaan kita adalah bagaimanakah cara menjaga perkataan kita? Ada beberapa cara menjaga perkataan kita, yakni: Pertama, kita harus mampu menahan diri (Mzm. 39:1). Sebagian besar orang mungkin tidak mengalami kesulitan menjaga diri untuk tidak jatuh ke dalam kedagingan, namun mengalami “kebobolan” dalam hal dosa perkataan. Sebagaimana sebuah ungkapan mengatakan “memang lidah tidak bertulang”, artinya tidak memerlukan upaya yang besar untuk menggerakkannya. Dengan lancar dan mudahnya perkataan demi perkataan meluncur dari lidah kita. Jika tidak berhati-hati, kita akan mengalami kesulitan dalam mengendalikannya. Perhatikan apa yang diungkapkan oleh Yakobus tentang lidah: “Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka … tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan” (Yak. 3:5,6,8). Betapa luar biasanya lidah kita. Hal ini harusnya menyadarkan kita bahwa dosa perkataan atau dosa lidah bukanlah sesuatu yang main-main. Daud sendiri menyatakan bagaimana dia memiliki tekad yang kuat untuk menjaga dirinya supaya jangan berdosa dengan lidahnya. Daud memberikan sebuah istilah "menahan mulutnya dengan kekang" seperti pada kuda tunggangan yang melaluinya dapat mengendalikan kehidupannya. Kekang artinya melakukan kontrol, memegang kendali terhadap mulut atau perkataan kita. Memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi juga bukan merupakan hal yang mustahil. Dengan pertolongan dari Roh Kudus kita pasti bisa. Kedua, kita harus menyadari bahwa semua perkataan kita diketahui oleh TUHAN. “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN” (Mzm. 139:4). Perkataan merupakan ekspresi hati dan ungkapan dari apa yang kita pikirkan. TUHAN melihat kita jauh ke lubuk hati kita yang terdalam. Ia mengetahui segala motivasi hati. Mungkin orang lain dapat kita bohongi dengan perkataan manis dan lembut yang sesungguhnya hanya sekedar kemasan yang membungkus hati yang busuk atau pikiran yang jahat, namun TUHAN tidak dapat dibohongi. Ketiga, kita harus senantiasa memperkatakan Firman TUHAN dan Puji-pujian. “Dan lidahku akan menyebut-nyebut keadilan-Mu, memuji-muji Engkau sepanjang hari” (Mzm. 35:28). Salah satu cara efektif untuk menjaga agar kita tidak salah dalam menggunakan perkataan kita adalah “menggunakannya secara benar”, yakni dengan cara senantiasa memperkatakan Firman Tuhan dan puji-pujian kepada TUHAN. Sambil kita memuji-muji TUHAN, ingatlah apa yang TUHAN nyatakan melalui Yakobus dalam suratnya. #godblessyou #firmantuhan

About