@huda.bahri: #شرح #معلمات #ذكاء_اصطناعي #انفوجرافيك #fyp #Ai

Huda. Bahri
Huda. Bahri
Open In TikTok:
Region: SA
Sunday 20 October 2024 14:29:48 GMT
96065
2825
52
1096

Music

Download

Comments

cvgfuyhjkq
شيم :
Get visuale fromvour text
2024-12-06 18:59:59
1
kooo5y
KHOLOUD💅🏻 :
ابي شي يسوي لي برزنتيشن في البوربوينت زي كذا بليز
2024-10-23 17:06:05
0
m_alahmari
محمد الأحمري - تصميم داخلي :
بارك الله فيك يا اختي 👌
2024-10-20 19:48:32
2
emanoakour
EmanoAkour :
وين اسم الموقع لو سمحت
2024-10-21 07:33:50
0
finance126
Finance :
بارك الله فيك وبارك الله في علمك
2024-10-21 07:43:46
2
moon146518
Mm :
راااائعة
2024-10-20 18:15:07
1
sarah22441
ً :
مبدعه مبدعه 👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
2024-10-20 17:15:07
1
yaqubharbi1
سفير السلامه Safety Ambassador :
الله يجزاك خير جميل جدا
2024-10-20 16:04:05
1
hs_066
HS :
هذا ابحث عنه من زمان يعطيك العافية بس ايش اسم الموقع 🙏🏻
2024-10-21 05:27:57
0
.....aaam3
aaaa...1224 :
لك*
2025-02-19 06:44:26
0
naifa2030
Abu Naif989 :
تم
2025-02-19 01:53:16
0
fozn02
Foz :
تكفين ابيك الله يوفقك
2024-12-20 12:02:29
0
hadeel_0051
هـديل ٢٠٠١ :
مجاني؟
2024-11-11 16:19:40
0
abuabd083
عبدالله :
اسم الموقع
2024-11-02 22:14:22
0
aa22arwlju0
عطر الورد :
فين لصقتيه .. بالموقع نفسه قصدك ؟!
2024-10-29 11:17:33
0
seenamsxmnr
seenamsxmnr :
هل يوجد مواقع اخرى مشابها له؟
2024-10-24 19:48:52
0
linc088
Boulder :
جربته ٣٠ مره مانفع. ما كنت اضغط على النسخة المجانية 🥺
2024-10-23 19:14:01
0
go_6279
جود :
الله يسعدك ي شيخه ذا يسهل علينا كل شي
2024-10-22 23:51:08
0
kokah073
kha asiri :
انت رائعه اختصرت علي كثيرررررر
2024-10-21 18:19:57
0
fatizola72
fleur :
هل هو مجاني
2024-10-21 11:32:31
0
user0c87l2f536
ابو حمد المالكي :
مجانا ولا مقابل مبلغ مالي
2024-10-21 04:10:34
0
ameera.saeed.alfa
Ameera Saeed Alfashkhi :
😂😂😂
2024-11-23 08:47:56
0
somahralali
حيثُ انا :
@myasin
2024-11-02 18:39:18
0
nwr07344k40
نور للتسويق العقاري :
ابغى أتواصل معك واتس
2024-12-04 17:40:07
0
To see more videos from user @huda.bahri, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Kisah ini bermula di sebuah sekolah negeri tua di Semarang, yang berdiri sejak zaman Belanda. Gedungnya masih asli, belum pernah direnovasi besar, kecuali pengecatan dinding seadanya setiap tahun ajaran baru. Dulu, sekolah ini pernah menjadi asrama militer dan konon menyimpan banyak cerita tak diungkapkan secara resmi. Arga, seorang petugas kebersihan baru yang baru dua minggu bekerja, mendapatkan tugas membersihkan kamar mandi di gedung B, yang sudah lama tidak dipakai. Saat ia bertanya kenapa tidak ada yang membersihkannya selama ini, penjaga sekolah hanya berkata pendek, “Nggak usah banyak nanya. Bersihin aja siang hari, jangan sampai sore.” Arga hanya tertawa kecil waktu itu, mengira cuma mitos horor khas sekolah tua. Kamar mandi itu berada di ujung lorong lantai dasar, di belakang gudang. Lampunya mati, ubinnya licin, dan baunya… seperti lembab bercampur karat. Ada tiga bilik di dalam. Dua di antaranya kosong, meski rusak dan berlumut. Tapi bilik ketiga yang pintunya setengah menggantung menarik perhatian Arga. Di dalamnya ada kloset tua berkerak, lantainya kotor, dan dinding keramiknya berjamur. Namun yang paling aneh, kloset itu tampak… bersih. Seolah-olah digunakan rutin. Padahal tidak mungkin. Tidak ada guru atau murid yang berani pakai kamar mandi itu. Arga mendekat, hendak menyikat bagian pinggir kloset. Saat ia mulai menggosok, terdengar suara lirih dari belakangnya. “Jangan dibuka.” Ia menoleh cepat. Kosong. Arga menghela napas, menganggap itu hanya suara pikirannya. Tapi ketika ia kembali menatap kloset, ada sesuatu yang mencuat perlahan dari dalam lubangnya bukan tangan, bukan rambut, tapi secarik kertas basah. Penasaran, Arga mengambilnya. Kertas itu bertuliskan tulisan tangan tremor: “Tolong aku. Mereka mengurungku di sini. Kamar tiga.” Arga terdiam, bulu kuduknya merinding. Ia melihat sekeliling, lalu mendekat lagi ke kloset. Seakan terpanggil oleh rasa ingin tahu yang tidak wajar, ia menyentuh bagian dalam lubang kloset. Tidak berlendir seperti seharusnya, justru dingin dan keras, seperti logam. Tiba-tiba, klak! Kloset itu terputar perlahan seperti pintu rahasia, dan membuka lorong gelap ke bawah tanah. Arga tak percaya. Ia menyalakan senter ponsel dan turun satu per satu anak tangga kecil yang tampak sudah lapuk. Lorong itu sempit, hanya cukup satu orang, dan dindingnya penuh coretan seperti bekas cakaran. Di ujung lorong, ia menemukan sebuah ruangan kecil, lembab, penuh bau tajam. Di dalamnya ada satu tempat tidur besi tua, seutas rantai, dan... sesosok pria tua duduk di pojokan, tubuhnya kurus kering dan matanya kosong. “...Arga?” kata suara pria itu, pelan dan serak. “Kamu bukan yang pertama.” Arga terpaku. Ia tidak pernah menyebut namanya. Sosok itu merangkak pelan ke arahnya, lalu menunjuk ke atas. “Sekolah ini... dulunya kamp penyiksaan. Yang tahu, dihilangkan. Termasuk saya. Saya kepala sekolah sebelum mereka datang.” “Siapa mereka?” tanya Arga pelan. Sebelum sempat dijawab, terdengar langkah berat dari tangga belakang mereka. Senter Arga berkedip. Suara rantai berderak. Lalu gelap. Keesokan harinya, penjaga sekolah menemukan pel lantai tergeletak di depan kamar mandi lama. Pintu bilik ketiga tertutup rapat. Tidak ada yang aneh kecuali satu hal. Kini ada suara air menetes terus menerus dari kloset itu. Dan sesekali... terdengar ketukan tiga kali dari dalam. Seperti seseorang yang minta keluar. #storytime #creepy #cerita
Kisah ini bermula di sebuah sekolah negeri tua di Semarang, yang berdiri sejak zaman Belanda. Gedungnya masih asli, belum pernah direnovasi besar, kecuali pengecatan dinding seadanya setiap tahun ajaran baru. Dulu, sekolah ini pernah menjadi asrama militer dan konon menyimpan banyak cerita tak diungkapkan secara resmi. Arga, seorang petugas kebersihan baru yang baru dua minggu bekerja, mendapatkan tugas membersihkan kamar mandi di gedung B, yang sudah lama tidak dipakai. Saat ia bertanya kenapa tidak ada yang membersihkannya selama ini, penjaga sekolah hanya berkata pendek, “Nggak usah banyak nanya. Bersihin aja siang hari, jangan sampai sore.” Arga hanya tertawa kecil waktu itu, mengira cuma mitos horor khas sekolah tua. Kamar mandi itu berada di ujung lorong lantai dasar, di belakang gudang. Lampunya mati, ubinnya licin, dan baunya… seperti lembab bercampur karat. Ada tiga bilik di dalam. Dua di antaranya kosong, meski rusak dan berlumut. Tapi bilik ketiga yang pintunya setengah menggantung menarik perhatian Arga. Di dalamnya ada kloset tua berkerak, lantainya kotor, dan dinding keramiknya berjamur. Namun yang paling aneh, kloset itu tampak… bersih. Seolah-olah digunakan rutin. Padahal tidak mungkin. Tidak ada guru atau murid yang berani pakai kamar mandi itu. Arga mendekat, hendak menyikat bagian pinggir kloset. Saat ia mulai menggosok, terdengar suara lirih dari belakangnya. “Jangan dibuka.” Ia menoleh cepat. Kosong. Arga menghela napas, menganggap itu hanya suara pikirannya. Tapi ketika ia kembali menatap kloset, ada sesuatu yang mencuat perlahan dari dalam lubangnya bukan tangan, bukan rambut, tapi secarik kertas basah. Penasaran, Arga mengambilnya. Kertas itu bertuliskan tulisan tangan tremor: “Tolong aku. Mereka mengurungku di sini. Kamar tiga.” Arga terdiam, bulu kuduknya merinding. Ia melihat sekeliling, lalu mendekat lagi ke kloset. Seakan terpanggil oleh rasa ingin tahu yang tidak wajar, ia menyentuh bagian dalam lubang kloset. Tidak berlendir seperti seharusnya, justru dingin dan keras, seperti logam. Tiba-tiba, klak! Kloset itu terputar perlahan seperti pintu rahasia, dan membuka lorong gelap ke bawah tanah. Arga tak percaya. Ia menyalakan senter ponsel dan turun satu per satu anak tangga kecil yang tampak sudah lapuk. Lorong itu sempit, hanya cukup satu orang, dan dindingnya penuh coretan seperti bekas cakaran. Di ujung lorong, ia menemukan sebuah ruangan kecil, lembab, penuh bau tajam. Di dalamnya ada satu tempat tidur besi tua, seutas rantai, dan... sesosok pria tua duduk di pojokan, tubuhnya kurus kering dan matanya kosong. “...Arga?” kata suara pria itu, pelan dan serak. “Kamu bukan yang pertama.” Arga terpaku. Ia tidak pernah menyebut namanya. Sosok itu merangkak pelan ke arahnya, lalu menunjuk ke atas. “Sekolah ini... dulunya kamp penyiksaan. Yang tahu, dihilangkan. Termasuk saya. Saya kepala sekolah sebelum mereka datang.” “Siapa mereka?” tanya Arga pelan. Sebelum sempat dijawab, terdengar langkah berat dari tangga belakang mereka. Senter Arga berkedip. Suara rantai berderak. Lalu gelap. Keesokan harinya, penjaga sekolah menemukan pel lantai tergeletak di depan kamar mandi lama. Pintu bilik ketiga tertutup rapat. Tidak ada yang aneh kecuali satu hal. Kini ada suara air menetes terus menerus dari kloset itu. Dan sesekali... terdengar ketukan tiga kali dari dalam. Seperti seseorang yang minta keluar. #storytime #creepy #cerita

About