@abbottabad746: Abbottabad ma barashe suba time 11:30🌧️🌧️🌧️🌧️🌧️

🥀Abbottabad🫀
🥀Abbottabad🫀
Open In TikTok:
Region: PK
Monday 11 November 2024 09:37:49 GMT
255798
18426
1139
589

Music

Download

Comments

sa....804
S♥️ :
ye Kon se jaga ha
2025-01-01 17:22:08
0
manookhan692
zoyaAhmed :
bilal towan
2024-11-18 12:04:14
18
u_jerry_
𒆜Uϻeℝ UMI 𒆜 :
yrrr yagali dekhi dekhi lag ra ha 🤔
2024-11-11 17:30:50
8
affanakhund
Affan akhund :
yra mujhy to supply lag rhi hy lekin gali pata nai😂😅
2024-11-11 15:33:46
12
afzal.sardar.kali
AFZAL SARDAR KALI BAHI :
waaooo is Galii. may tu may be rahta hoo Kya bat ha Yar
2024-11-11 16:44:40
15
iamalafxalkhanafridi
Amal Khan(امل زرمینے آفریدی) :
Ye Tanoli street ha??
2024-12-27 20:25:16
0
iqra.jadoon3
iqra Jadoon :
g bht tez
2024-11-11 15:22:14
30
aneeskhan4201
Anees khan official 62 :
Supply ma ha ya
2024-11-11 14:30:30
9
jeasardar
JEA SARDAR❤️🍁❤️ :
mandian near
2024-11-12 17:07:11
9
itxkafee_07
𝐊 . 𝐊 - 𝖲𝗐𝖺𝗍𝗂 🚩 :
qasir Ali Khan streat
2024-11-12 05:42:32
4
nabeel.sardar
Sardar Nabeel :
Jhangi near bakra form
2024-11-11 10:33:45
18
itzzia009
SARDAR SAAB 👑 :
Nice g
2024-11-11 17:25:50
4
samrakhan2875
SamraAwais1214 :
Bilal town street 5.. meri street ha😅
2024-11-13 21:25:17
2
sherikhan684
𝔽𝕒𝕝𝕒𝕜.𝕊𝕙𝕖𝕣.𝕂𝕙𝕒𝕟.) :
you are close to my home
2024-11-11 16:36:04
1
ghazi..ya..shaheed
MUSLIM _SOLDIER :
college road abbottabad GPGC k pas b
2024-11-11 15:27:43
7
awaisahmed14866
Awais Ahmed :
Abbottabad is my district
2024-11-11 12:40:01
2
gbboy.804
ikhlaq Ahmad gilgite✍ :
aj weather kamal ka ha
2024-11-11 14:46:52
4
mfa0.7
Faizan abbasi :
4 no street 😂
2024-11-12 02:34:02
5
mr_armaan20
💕ARMAAN✨😉 :
abi be barish start ha or bhot tez abbott me😒
2024-11-11 10:06:47
7
ayannazakat0
Ayan Nazakat :
MashaAllah my city both yad aata hy
2024-11-11 16:14:50
3
asad_karachi109
I ÅM BÄÇK ✨😜 :
yai to mare czn k. ghr ha😳😳
2024-11-11 11:09:18
1
anas__malik_786
Anas_Malik_786 :
ya toh home town hai bilal town thanda chowa
2024-11-12 19:01:41
2
manipasha03
🇵🇰🌹مانی پاشا🌹❤️‍🩹❤️‍🩹 :
kaghan colony 👌💯🫶🫶🫶❤️❤️❤️
2024-11-11 16:07:24
7
hussainshah09990
Hussain shah yousafzai :
Hye o
2024-11-11 10:22:24
2
ejazawan6772
ejazawan677 :
hassan town near DFO office I had two years memories at this place in DFO office
2024-11-11 19:05:37
2
To see more videos from user @abbottabad746, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Dilansir Dari Nu Online Jateng :  Kita semua pasti sepakat bahwa terus terang, berkata benar, dan jujur merupakan sikap terpuji dan layak diteladani. Namun, adakalanya sikap-sikap itu justru dilarang karena membawa bahaya. Contohnya, dalam hal jujur dalam kemaksiatan. Rasulullah saw bersabda:   كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَى إِلاَّ المُجَاهِرِينَ  Artinya, “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujâhirîn atau orang-orang yang berterus terang dalam berbuat dosa.”    وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا  Artinya, “Sungguh termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya padahal Allah telah menutupinya. Lalu ia berkata: ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat dosa begini dan begitu’.”  وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ. (متفق عليه)    Artinya, “Sebenarnya di malam hari Tuhannya telah menutupi perbuatan dosanya itu, tetapi di pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah.” (Muttafaqun ‘Alaih).  Sekilas hadits di atas terasa aneh. Mengapa ketika berbuat dosa dan tidak jujur justru diampuni Allah, sedangkan orang yang jujur tidak mendapat ampunan?   Ketidakjujuran dalam kemaksiatan bukan berarti berbohong. Karena ketidakjujuran dalam hadits di atas adalah ketidakjujuran dalam arti tidak menceritakan kesalahan dan dosa. Setidaknya ada satu alasan penting tentang hal itu. Orang yang berbuat dosa, kemudian jujur dan menceritakan kepada orang lain akan membuka kemungkinan dilakukannya dosa serupa dalam lingkup yang lebih luas. Ketika suatu kemungkaran diumbar begitu saja dan dianggap biasa, maka akan melahirkan gerakan masif untuk melakukan kemungkaran itu. Seperti korupsi, riba, menggunjing, dan kemaksiatan lainnya yang mungkin terasa biasa di sekitar kita.  Misalnya, seorang guru yang jujur berkata:   “Saya dulu pernah melakukan berbagai maksiat, mabuk-mabukan, mencuri, dan berzina, kemudian saya bertaubat dan memperbaiki diri hingga akhirnya menjadi guru seperti sekarang”.   Bayangkan jika perkataannya didengar oleh murid, tentu bisa menimbulkan kemungkinan munculnya pemikiran bahwa mabuk-mabukan dan kemaksiatan lainnya adalah hal biasa di benak muridnya. Karena gurunya pernah melakukannya. Pun ketika anaknya jatuh melalukan dosa, mereka memiliki alasan: “Tidak apa-apa berbuat dosa seperti itu, dulu guruku juga melakukannya. Dia sendiri pernah bilang begitu.”   Padahal, mungkin tindakan guru menceritakan dosanya karena landasan kejujuran. Tetapi, apa artinya kejujuran jika pada akhirnya justru mencetak pelaku-pelaku baru dalam kemaksiatan? Sementar dalam hadits lain ditegaskan, ketika seorang berbuat dosa kemudian orang lain mengikutinya karena terinspirasi oleh pelaku pertama, maka pahala dosa orang yang mengikuti mengalir juga kepada pelaku pertama, atau bisa disebut juga dosa jariyah. Rasulullah saw bersabda:  مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورهمْ شَيءٌ  Artinya, “Orang yang melakukan perbuatan baik dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.”  وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهمْ شَيءٌ. (رواه مسلم)  Artinya, “Orang yang melakukan suatu perbuatan buruk, maka baginya dosanya dan dosa orang yang melakukan sesudahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim).  #dakwah #dakwah_islam #foryoupage #xyzbca
Dilansir Dari Nu Online Jateng : Kita semua pasti sepakat bahwa terus terang, berkata benar, dan jujur merupakan sikap terpuji dan layak diteladani. Namun, adakalanya sikap-sikap itu justru dilarang karena membawa bahaya. Contohnya, dalam hal jujur dalam kemaksiatan. Rasulullah saw bersabda: كُلُّ أُمَّتِي مُعَافَى إِلاَّ المُجَاهِرِينَ Artinya, “Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujâhirîn atau orang-orang yang berterus terang dalam berbuat dosa.” وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ: يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا Artinya, “Sungguh termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya padahal Allah telah menutupinya. Lalu ia berkata: ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat dosa begini dan begitu’.” وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللهِ عَنْهُ. (متفق عليه) Artinya, “Sebenarnya di malam hari Tuhannya telah menutupi perbuatan dosanya itu, tetapi di pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah.” (Muttafaqun ‘Alaih). Sekilas hadits di atas terasa aneh. Mengapa ketika berbuat dosa dan tidak jujur justru diampuni Allah, sedangkan orang yang jujur tidak mendapat ampunan? Ketidakjujuran dalam kemaksiatan bukan berarti berbohong. Karena ketidakjujuran dalam hadits di atas adalah ketidakjujuran dalam arti tidak menceritakan kesalahan dan dosa. Setidaknya ada satu alasan penting tentang hal itu. Orang yang berbuat dosa, kemudian jujur dan menceritakan kepada orang lain akan membuka kemungkinan dilakukannya dosa serupa dalam lingkup yang lebih luas. Ketika suatu kemungkaran diumbar begitu saja dan dianggap biasa, maka akan melahirkan gerakan masif untuk melakukan kemungkaran itu. Seperti korupsi, riba, menggunjing, dan kemaksiatan lainnya yang mungkin terasa biasa di sekitar kita. Misalnya, seorang guru yang jujur berkata: “Saya dulu pernah melakukan berbagai maksiat, mabuk-mabukan, mencuri, dan berzina, kemudian saya bertaubat dan memperbaiki diri hingga akhirnya menjadi guru seperti sekarang”. Bayangkan jika perkataannya didengar oleh murid, tentu bisa menimbulkan kemungkinan munculnya pemikiran bahwa mabuk-mabukan dan kemaksiatan lainnya adalah hal biasa di benak muridnya. Karena gurunya pernah melakukannya. Pun ketika anaknya jatuh melalukan dosa, mereka memiliki alasan: “Tidak apa-apa berbuat dosa seperti itu, dulu guruku juga melakukannya. Dia sendiri pernah bilang begitu.” Padahal, mungkin tindakan guru menceritakan dosanya karena landasan kejujuran. Tetapi, apa artinya kejujuran jika pada akhirnya justru mencetak pelaku-pelaku baru dalam kemaksiatan? Sementar dalam hadits lain ditegaskan, ketika seorang berbuat dosa kemudian orang lain mengikutinya karena terinspirasi oleh pelaku pertama, maka pahala dosa orang yang mengikuti mengalir juga kepada pelaku pertama, atau bisa disebut juga dosa jariyah. Rasulullah saw bersabda: مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورهمْ شَيءٌ Artinya, “Orang yang melakukan perbuatan baik dalam Islam maka baginya pahala dari perbuatannya itu dan pahala dari orang yang melakukannya sesudahnya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهمْ شَيءٌ. (رواه مسلم) Artinya, “Orang yang melakukan suatu perbuatan buruk, maka baginya dosanya dan dosa orang yang melakukan sesudahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim). #dakwah #dakwah_islam #foryoupage #xyzbca

About