@omaymashinnara8:

omayma
omayma
Open In TikTok:
Region: SA
Monday 25 November 2024 12:53:42 GMT
511
12
0
1

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @omaymashinnara8, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Saat dunia menyaksikan ketegangan yang terus memuncak antara Iran dan Israel, lagu Where Is The Love? kembali terasa begitu hidup. Lagu ini dirilis tahun 2003 sebagai respon terhadap kekacauan global pasca 9/11, lagu ini berisi pertanyaan besar yang sampai hari ini belum juga punya jawaban: Di mana cinta… ketika dunia dipenuhi dendam dan peperangan? Di antara konflik yang tak kunjung usai di berbagai penjuru dunia, penjajahan terhadap P@lestine oleh Israel adalah luka yang paling nyata dan paling diabaikan. Anak-anak dib*nuh, rumah dihancurkan, tanah dirampas, dan dunia diam. Lagu ini tidak menyebut nama negara secara langsung. Tapi setiap baitnya terasa seperti menggambarkan situasi P@lestine hari ini: kekerasan, ketidakadilan, dan dunia yang kehilangan arah kemanusiaan. Lagu ini seperti manifesto keresahan sosial yang disampaikan lewat lirik rap dan vokal yang emosional. Black Eyed Peas tidak menyanyikan cinta dalam bentuk romantis, mereka bicara tentang humanity. Tentang dunia yang rusak karena kebencian, ketidakadilan, rasisme, perang, dan diskriminasi. “People killin’, people dyin’ / Children hurtin’, hear them cryin’…” Baris ini, yang menjadi penggalan paling ikonik dari lagu ini, masih terasa sangat nyata hari ini. Setiap hari kita disuguhkan berita tentang warga sipil yang jadi korban, anak-anak yang kehilangan masa depan, dan kekuasaan yang terus memicu kehancuran. 𝗔𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗴𝘂 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗿𝗼𝘁𝗲𝘀 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺... 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻? Lagu ini berada di tengah semua itu. Ia adalah teriakan frustrasi, tapi juga undangan untuk merenung. Ia tidak menawarkan jawaban pasti, hanya satu pertanyaan yang terus diputar: “Where is the love?” Dalam dunia yang makin polarisasi, ketika empati terasa makin langka, lagu ini jadi pengingat bahwa cinta dalam arti paling luasnya adalah hal yang makin mahal. Tapi justru karena itu, kita harus terus mencarinya. Dan menyebarkannya. #musiknisme #whereisthelove
Saat dunia menyaksikan ketegangan yang terus memuncak antara Iran dan Israel, lagu Where Is The Love? kembali terasa begitu hidup. Lagu ini dirilis tahun 2003 sebagai respon terhadap kekacauan global pasca 9/11, lagu ini berisi pertanyaan besar yang sampai hari ini belum juga punya jawaban: Di mana cinta… ketika dunia dipenuhi dendam dan peperangan? Di antara konflik yang tak kunjung usai di berbagai penjuru dunia, penjajahan terhadap P@lestine oleh Israel adalah luka yang paling nyata dan paling diabaikan. Anak-anak dib*nuh, rumah dihancurkan, tanah dirampas, dan dunia diam. Lagu ini tidak menyebut nama negara secara langsung. Tapi setiap baitnya terasa seperti menggambarkan situasi P@lestine hari ini: kekerasan, ketidakadilan, dan dunia yang kehilangan arah kemanusiaan. Lagu ini seperti manifesto keresahan sosial yang disampaikan lewat lirik rap dan vokal yang emosional. Black Eyed Peas tidak menyanyikan cinta dalam bentuk romantis, mereka bicara tentang humanity. Tentang dunia yang rusak karena kebencian, ketidakadilan, rasisme, perang, dan diskriminasi. “People killin’, people dyin’ / Children hurtin’, hear them cryin’…” Baris ini, yang menjadi penggalan paling ikonik dari lagu ini, masih terasa sangat nyata hari ini. Setiap hari kita disuguhkan berita tentang warga sipil yang jadi korban, anak-anak yang kehilangan masa depan, dan kekuasaan yang terus memicu kehancuran. 𝗔𝗽𝗮𝗸𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗴𝘂 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗽𝗿𝗼𝘁𝗲𝘀 𝘁𝗲𝗿𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽 𝘀𝗶𝘀𝘁𝗲𝗺... 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝘂𝗯𝗮𝗵𝗮𝗻? Lagu ini berada di tengah semua itu. Ia adalah teriakan frustrasi, tapi juga undangan untuk merenung. Ia tidak menawarkan jawaban pasti, hanya satu pertanyaan yang terus diputar: “Where is the love?” Dalam dunia yang makin polarisasi, ketika empati terasa makin langka, lagu ini jadi pengingat bahwa cinta dalam arti paling luasnya adalah hal yang makin mahal. Tapi justru karena itu, kita harus terus mencarinya. Dan menyebarkannya. #musiknisme #whereisthelove

About