Terlahir dari seorang Ayah yang pekerja keras, dan seorang Ibu yang disiplin, rupanya berpengaruh besar terhadap karakter saya selama ini. Karenanya, walaupun usia saya sudah hampir 78 tahun, saya tak pernah melewatkan hari tanpa berolahraga. Treadmill, plank, dan berbagai latihan kekuatan lainnya menjadi rutinitas saya sejak menjalani pendidikan militer di Lembah Tidar. Bahkan ketika baru sembuh dari sakit, hal pertama yang ingin saya lakukan adalah berjalan kaki sekuat tenaga. Setiap kali diminta berbicara tentang perjalanan hidup, saya paling ingat pengalaman saat menjadi perwira. Saya diajarkan bagaimana sikap tanggap, tanggon, trengginas. Itu artinya, menjaga kecerdasan, membangun mental yang kokoh, dan selalu menjaga kesehatan. Tiga hal tersebut dapat dicapai jika kita selalu melatih kebiasaan, mental, dan disiplin diri ; hal kecil yang ternyata berdampak besar dalam hidup kita. Satu Pelajaran penting yang saya selalu ingat sampai sekarang dari memiliki ketiga sikap tersebut yakni kita akan selalu siap menjalankan tugas dan amanat apapun yang diberikan. Meminjam istilah anak muda jaman sekarang adalah “jejak digital tersimpan dengan rapi.” Maka dari itu, kita harus bekerja dengan jujur dan membangun kredibilitas. Sebagai pemimpin, kita harus memberi contoh yang baik. Tanamkanlah dalam dirimu bahwa keberhasilan bukan hasil kerja seorang diri, tapi bagaimana kita mampu membangun kekuatan tim yang solid. Karena itulah saya tak pernah merasa bahwa semua pencapaian yang pernah ditorehkan adalah milik pribadi, itu semua lahir dari kerja sama dengan orang-orang yang luar biasa. Sebagai generasi pewaris dan pelanjut perjalanan bangsa ini, saya punya harapan besar sekaligus pesan untuk kalian semua. Bekerjalah dengan hati dan pandai-pandailah bersyukur. Masa depan Indonesia bukanlah mimpi yang hanya dikejar, tetapi amanah yang harus diwujudkan. Dengan semangat gotong royong, kerja keras, dan ketulusan, kita bisa membangun bangsa yang tidak hanya maju secara teknologi dan ekonomi, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Indonesia Emas 2045 adalah perjalanan bersama, dan setiap dari kita adalah bagiannya. - @luhut.pandjaitan