@lightso9: ياسلام نانسي عجرم #ولقيتني_بقول_ياروحي_إستني_بلاش_تروحي #ياسلام_ياسلام #نانسي_عجرم #لبنان #مصر #Sing_Oldies #لايت_سو #اكسبلور #lightso9 #fyp

لايت سو
لايت سو
Open In TikTok:
Region: TR
Saturday 28 December 2024 14:42:29 GMT
34314
758
41
103

Music

Download

Comments

mm812
🌸MiMi🌸 :
من اجمل الاغاني 🌸 زوقك جميل 🌸
2024-12-28 14:59:54
1
flowerf779
Linda🦋🦋 :
الذوق الراقي 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹ابدعت ملك
2024-12-28 14:54:21
2
milinalina946
Iline line :
اللهم هذا الشعور
2025-01-09 23:22:29
1
moonli.99
✨شبيهة القمر✨ :
ذووق✨🎼
2024-12-28 23:28:05
1
esraa_lx
🦋𝙎𝙤𝙎𝙤🦋 :
مبدع يسعد قلبك 😍
2024-12-28 20:38:52
1
bebaa_666
Bebaa 🇪🇬🇶🇦✨ :
ذوق🌷
2024-12-28 17:01:19
1
.dina.42
❤️ dina ❤️ :
ياسلام يا سلام ❤️❤️❤️ذوق
2024-12-28 16:44:56
1
milar3211
𝘍𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘨𝘩𝘵𝘴𝘰9 ♡ :
ذووق🤍
2024-12-28 16:21:05
1
ki_ght
♕☄ 𝐊𝐈𝐍𝐆 𝐋𝐈𝐆𝐇𝐓 ☄♕ :
ضحكتلي الدنيا تاني ✨
2024-12-28 14:51:45
1
memelord8210
¹⁷🎖⚔️مـᬼـــيـ♡ـــمــيᬼ❃Meme⚔️ :
استني بلاش تروحي☹️🌹🌹🌹🌹👌روعاتك
2024-12-28 14:49:59
1
oturelward
✰هدوء𝄟✮⃝الروح✰ :
ياسلاااام
2025-02-24 17:45:04
0
user7013180732110
beso yushaa :
😳😳😳
2025-01-28 21:02:23
1
douatta.com
Nightmare :
❤️❤️❤️
2025-01-21 20:57:27
1
99qaies
✨🇵🇸 قيس 🇵🇸 :
💚💚💚💚💚💚💚
2025-01-03 11:58:46
1
user3917969233455
رجل في زمن صعب :
❤️❤️❤️
2024-12-28 17:52:01
1
tt5163
➬ طاهر ➬ :
💚💚💚
2024-12-28 14:59:03
1
noorabed1234
𝑁𝑂𝑂𝑅 𝐴𝐵𝐸𝐷.🇵🇸 :
💐💐💐
2025-01-14 02:27:30
0
malikatlehsass1
👑ملكة الإحساس👑 :
روؤؤؤؤؤؤؤعااالتك ✨ دائمااااااااااااا ✨ جمااااااااااااااال الذوووووق ✨ وروووعة الإحسااااااااس 👑👑
2024-12-28 14:48:28
1
To see more videos from user @lightso9, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Besok gw upload video tentang astronomi ya😉.Abdurrahman Wahid (dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil;[1] 7 September 1940 – 30 Desember 2009), lebih dikenal dengan nama Gus Dur adalah politikus Indonesia dan pemimpin agama Islam yang menjabat sebagai presiden Indonesia keempat sejak tahun 1999 hingga 2001. Selain sebagai pemimpin organisasi Nahdlatul Ulama, ia juga merupakan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia adalah putra Menteri Agama Wahid Hasyim, dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari.Selama pemerintahannya, Abdurrahman Wahid dikenal dengan kebijakannya yang tidak menentu dan pemikirannya yang visioner. Pengaruhnya terhadap Reformasi Indonesia mencakup pembebasan pers yang lebih besar, hal ini ditandai dengan pembubaran Kementerian Penerangan pada 1999. Abdurrahman Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan Tahun Baru Imlek. Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani Presiden Soeharto. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan instruksi sebelumnya.[2] Wahid juga menjadikan Konfusianisme sebagai agama resmi keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di Indonesia. Setelah serangkaian keputusan kontroversialnya, yang meliputi pencopotan banyak menteri dari kabinet, hubungan baiknya dengan Israel yang ditentang oleh banyak kalangan Muslim, sampai maklumat kontroversialnya yang ditujukan untuk membekukan parlemen; Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya memakzulkan Abdurrahman Wahid pada 23 Juli 2001 serta menunjuk Megawati Soekarnoputri sebagai penggantinya. Abdurrahman Wahid dihormati secara luas sebagai seorang guru bangsa dan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) terkemuka. Pemerintahannya dianggap membebaskan orang Tionghoa Indonesia dari penindasan yang mereka alami selama Orde Baru, dan sejumlah tokoh Tionghoa memberikannya gelar “Bapak Tionghoa”. Kebijakannya yang mendukung hak-hak minoritas dan perdamaian membuatnya diberi gelar “Bapak Pluralisme”. Peristiwa pemakzulannya sendiri kemudian dianggap sebagai tindakan melawan hukum, dan banyak yang menganggap bahwa pemakzulan itu seharusnya tidak sah.Abdurrahman Wahid merupakan anak dari pasangan Wahid Hasyim dan Siti Salihah. Ia lahir pada tanggal 7 September 1940. Meskipun ia lahir pada tanggal 7 September, sejumlah orang malah merayakan hari ulang tahunnya pada 4 Agustus.[3] Tempat kelahirannya di pesantren milik kakek dari pihak ibunya yang bernama Bisri Syansuri. Pesantren ini terletak di Denanyar Jombang, Jawa Timur.[4] Pada awalnya, ia dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil, yang diambil dari nama Abdurrahman I, Amir Umayyah di Kordoba yang bergelar
Besok gw upload video tentang astronomi ya😉.Abdurrahman Wahid (dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil;[1] 7 September 1940 – 30 Desember 2009), lebih dikenal dengan nama Gus Dur adalah politikus Indonesia dan pemimpin agama Islam yang menjabat sebagai presiden Indonesia keempat sejak tahun 1999 hingga 2001. Selain sebagai pemimpin organisasi Nahdlatul Ulama, ia juga merupakan pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ia adalah putra Menteri Agama Wahid Hasyim, dan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy'ari.Selama pemerintahannya, Abdurrahman Wahid dikenal dengan kebijakannya yang tidak menentu dan pemikirannya yang visioner. Pengaruhnya terhadap Reformasi Indonesia mencakup pembebasan pers yang lebih besar, hal ini ditandai dengan pembubaran Kementerian Penerangan pada 1999. Abdurrahman Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan Tahun Baru Imlek. Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani Presiden Soeharto. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan instruksi sebelumnya.[2] Wahid juga menjadikan Konfusianisme sebagai agama resmi keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di Indonesia. Setelah serangkaian keputusan kontroversialnya, yang meliputi pencopotan banyak menteri dari kabinet, hubungan baiknya dengan Israel yang ditentang oleh banyak kalangan Muslim, sampai maklumat kontroversialnya yang ditujukan untuk membekukan parlemen; Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) akhirnya memakzulkan Abdurrahman Wahid pada 23 Juli 2001 serta menunjuk Megawati Soekarnoputri sebagai penggantinya. Abdurrahman Wahid dihormati secara luas sebagai seorang guru bangsa dan pembela Hak Asasi Manusia (HAM) terkemuka. Pemerintahannya dianggap membebaskan orang Tionghoa Indonesia dari penindasan yang mereka alami selama Orde Baru, dan sejumlah tokoh Tionghoa memberikannya gelar “Bapak Tionghoa”. Kebijakannya yang mendukung hak-hak minoritas dan perdamaian membuatnya diberi gelar “Bapak Pluralisme”. Peristiwa pemakzulannya sendiri kemudian dianggap sebagai tindakan melawan hukum, dan banyak yang menganggap bahwa pemakzulan itu seharusnya tidak sah.Abdurrahman Wahid merupakan anak dari pasangan Wahid Hasyim dan Siti Salihah. Ia lahir pada tanggal 7 September 1940. Meskipun ia lahir pada tanggal 7 September, sejumlah orang malah merayakan hari ulang tahunnya pada 4 Agustus.[3] Tempat kelahirannya di pesantren milik kakek dari pihak ibunya yang bernama Bisri Syansuri. Pesantren ini terletak di Denanyar Jombang, Jawa Timur.[4] Pada awalnya, ia dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil, yang diambil dari nama Abdurrahman I, Amir Umayyah di Kordoba yang bergelar "ad-Dakhil".[1][5][6][7] Julukan populernya, 'Gus Dur' berasal dari gelar Gus, sebuah kehormatan umum untuk putra kyai dan kependekan dari bagus dalam bahasa Jawa;[8] dan Dur yang merupakan kependekan dari namanya, Abdurrahman. Pendidikan Pada tahun 1944, Gus Dur pindah dari Jombang ke Jakarta, tempat ayahnya terpilih menjadi Ketua pertama Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebuah organisasi yang berdiri dengan dukungan tentara Jepang yang saat itu menduduki Indonesia. Setelah deklarasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Gus Dur kembali ke Jombang dan tetap berada di sana selama Revolusi Nasional Indonesia melawan Belanda. Pada akhir perang tahun 1949, Gus Dur pindah ke Jakarta dan ayahnya ditunjuk sebagai Menteri Agama. Gus Dur belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Perwari. Gus Dur juga diajarkan membaca buku non-Muslim, majalah, dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya.[9] Gus Dur terus tinggal di Jakarta dengan keluarganya meskipun ayahnya sudah tidak menjadi menteri agama pada tahun 1952.#fyp #ips #gusdur

About