@bobbiittwistitpullit:

bobbiittwistitpullit
bobbiittwistitpullit
Open In TikTok:
Region: GB
Tuesday 14 January 2025 17:16:51 GMT
799
122
5
0

Music

Download

Comments

ardenier
ardenier | Twitch Affiliate :
I hope u think when the ground is glittery cuz or winter, there's ants taking pics of you cuz ur that bad 🔥
2025-01-14 18:18:26
1
spook_666
Spook :
Damm your fine
2025-01-14 17:21:15
1
To see more videos from user @bobbiittwistitpullit, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Awalnya cuma dikasih satu obat. Metformin. Katanya ini paling aman buat nurunin gula darah. Tapi lama-lama perut mulas, mual, badan lemes, dan kram. Dokter kasih tambahan: Omeprazole buat lambung, vitamin B12 buat cegah kekurangan. Tapi gula masih tinggi… Lalu datanglah obat kedua: Glibenclamide. Obat untuk paksa pankreas kerja keras produksi insulin. Hasilnya? Gula turun, iya. Tapi muncul efek baru: hipoglikemia. Gemetar, lapar terus, berat badan naik. Kata dokter, ayo atur diet. Tapi metabolisme udah makin rusak. Berat badan naik → tekanan darah ikut naik, kolesterol melonjak. Masuklah tiga obat baru: Amlodipine untuk turunkan tekanan darah, Simvastatin untuk kolesterol, dan Ezetimibe, biar kolesterol dari makanan nggak diserap terlalu banyak. Tapi statin bikin nyeri otot, dan lambat laun merusak liver. Amlodipine bikin kaki bengkak. Solusi dokter? Tambah obat lagi: Furosemide, diuretik buat buang cairan. Tapi furosemide bawa efek samping baru: kalium keluar terlalu banyak. Pasien mulai alami gangguan irama jantung. Solusinya? Tambah lagi: Kalium klorida buat ganti elektrolit, dan Bisoprolol buat bantu stabilkan jantung. Sementara itu ginjal mulai kasih sinyal protes. Dokter tambah lagi: Losartan—pelindung ginjal. Dan untuk cegah komplikasi ginjal lebih parah, ditambahkan Calcium Acetate. Tapi gula darah masih tidak stabil. Pankreas sudah kelelahan. Akhirnya, dokter angkat tangan dan bilang: “Sekarang waktunya mulai insulin.” Insulin Glargine, tiap hari disuntik. Efeknya? Gula darah lebih stabil… tapi berat badan melonjak tajam. Dokter kasih lagi: Orlistat, obat penurun berat badan. Efek samping Orlistat? Diare hebat. Solusinya? Tambah Loperamide, obat antidiare. Dan ketika ginjal benar-benar menyerah, Dialisis pun dimulai. Tubuh makin lemah. Darah makin kental. Epoetin Alfa diberikan buat atasi anemia. Ditambah Clopidogrel, obat pengencer darah buat cegah stroke. Sampai akhirnya… pasien mulai depresi. Terlalu banyak komplikasi. Terlalu lelah dengan obat yang makin banyak, tapi badan makin rusak. Dokter pun kasih: Sertraline, antidepresan. ⸻ Total: 19 obat. Setiap hari. Metformin. Glibenclamide. Sitagliptin. Insulin Glargine. Simvastatin. Ezetimibe. Amlodipine. Losartan. Bisoprolol. Furosemide. Kalium klorida. Omeprazole. Paracetamol. Orlistat. Loperamide. Epoetin Alfa. Calcium Acetate. Sertraline. Clopidogrel. Dan tetap… Diabetesnya tidak sembuh. Gula darah masih naik turun. Ginjal rusak. Liver bengkak. Jantung lemah. Otak bingung. Imun turun. Kualitas hidup nol. Satu obat menyelamatkan satu organ, tapi merusak organ lainnya. Yang satu nurunin kolesterol, tapi rusak liver. Yang satu bantu jantung, tapi bikin gagal ginjal. Yang satu nurunin gula, tapi bikin obesitas. Yang satu buat pencernaan, tapi ganggu penyerapan nutrisi. Sampai tubuh nggak tahu lagi harus menyembuhkan yang mana. Dan akhirnya dokter bilang: “Obatnya sudah maksimal, sekarang kita cuma bisa jaga kualitas hidupnya. Jadi pertanyaannya sekarang: Kamu mau berhenti di tahap mana? Sebelum terlambat, sadarilah: Obat itu kontrol, bukan pemulihan. Kalau hanya bergantung pada obat tanpa ubah gaya hidup, Kamu sedang berjalan pelan-pelan menuju rusaknya tubuhmu sendiri. Masih ada waktu. Masih bisa dibalik. Kalau kamu siap ubah pola makan, atur metabolisme, dan bantu tubuhmu pulih dari dalam… Kamu nggak harus ikut antre di ruang dialisis.#diabetest#diabetestipo2t#diabetestype2h#guladarahtinggih#guladaraha#kencingmanisb#diabetesbasahk#diabeteskeringc#diabeteschecks#diabetessugark#metabolikcsyndrom
Awalnya cuma dikasih satu obat. Metformin. Katanya ini paling aman buat nurunin gula darah. Tapi lama-lama perut mulas, mual, badan lemes, dan kram. Dokter kasih tambahan: Omeprazole buat lambung, vitamin B12 buat cegah kekurangan. Tapi gula masih tinggi… Lalu datanglah obat kedua: Glibenclamide. Obat untuk paksa pankreas kerja keras produksi insulin. Hasilnya? Gula turun, iya. Tapi muncul efek baru: hipoglikemia. Gemetar, lapar terus, berat badan naik. Kata dokter, ayo atur diet. Tapi metabolisme udah makin rusak. Berat badan naik → tekanan darah ikut naik, kolesterol melonjak. Masuklah tiga obat baru: Amlodipine untuk turunkan tekanan darah, Simvastatin untuk kolesterol, dan Ezetimibe, biar kolesterol dari makanan nggak diserap terlalu banyak. Tapi statin bikin nyeri otot, dan lambat laun merusak liver. Amlodipine bikin kaki bengkak. Solusi dokter? Tambah obat lagi: Furosemide, diuretik buat buang cairan. Tapi furosemide bawa efek samping baru: kalium keluar terlalu banyak. Pasien mulai alami gangguan irama jantung. Solusinya? Tambah lagi: Kalium klorida buat ganti elektrolit, dan Bisoprolol buat bantu stabilkan jantung. Sementara itu ginjal mulai kasih sinyal protes. Dokter tambah lagi: Losartan—pelindung ginjal. Dan untuk cegah komplikasi ginjal lebih parah, ditambahkan Calcium Acetate. Tapi gula darah masih tidak stabil. Pankreas sudah kelelahan. Akhirnya, dokter angkat tangan dan bilang: “Sekarang waktunya mulai insulin.” Insulin Glargine, tiap hari disuntik. Efeknya? Gula darah lebih stabil… tapi berat badan melonjak tajam. Dokter kasih lagi: Orlistat, obat penurun berat badan. Efek samping Orlistat? Diare hebat. Solusinya? Tambah Loperamide, obat antidiare. Dan ketika ginjal benar-benar menyerah, Dialisis pun dimulai. Tubuh makin lemah. Darah makin kental. Epoetin Alfa diberikan buat atasi anemia. Ditambah Clopidogrel, obat pengencer darah buat cegah stroke. Sampai akhirnya… pasien mulai depresi. Terlalu banyak komplikasi. Terlalu lelah dengan obat yang makin banyak, tapi badan makin rusak. Dokter pun kasih: Sertraline, antidepresan. ⸻ Total: 19 obat. Setiap hari. Metformin. Glibenclamide. Sitagliptin. Insulin Glargine. Simvastatin. Ezetimibe. Amlodipine. Losartan. Bisoprolol. Furosemide. Kalium klorida. Omeprazole. Paracetamol. Orlistat. Loperamide. Epoetin Alfa. Calcium Acetate. Sertraline. Clopidogrel. Dan tetap… Diabetesnya tidak sembuh. Gula darah masih naik turun. Ginjal rusak. Liver bengkak. Jantung lemah. Otak bingung. Imun turun. Kualitas hidup nol. Satu obat menyelamatkan satu organ, tapi merusak organ lainnya. Yang satu nurunin kolesterol, tapi rusak liver. Yang satu bantu jantung, tapi bikin gagal ginjal. Yang satu nurunin gula, tapi bikin obesitas. Yang satu buat pencernaan, tapi ganggu penyerapan nutrisi. Sampai tubuh nggak tahu lagi harus menyembuhkan yang mana. Dan akhirnya dokter bilang: “Obatnya sudah maksimal, sekarang kita cuma bisa jaga kualitas hidupnya. Jadi pertanyaannya sekarang: Kamu mau berhenti di tahap mana? Sebelum terlambat, sadarilah: Obat itu kontrol, bukan pemulihan. Kalau hanya bergantung pada obat tanpa ubah gaya hidup, Kamu sedang berjalan pelan-pelan menuju rusaknya tubuhmu sendiri. Masih ada waktu. Masih bisa dibalik. Kalau kamu siap ubah pola makan, atur metabolisme, dan bantu tubuhmu pulih dari dalam… Kamu nggak harus ikut antre di ruang dialisis.#diabetest#diabetestipo2t#diabetestype2h#guladarahtinggih#guladaraha#kencingmanisb#diabetesbasahk#diabeteskeringc#diabeteschecks#diabetessugark#metabolikcsyndrom

About