@asmaaulh:

asmaaulh
asmaaulh
Open In TikTok:
Region: ID
Friday 17 January 2025 02:02:17 GMT
1388
157
3
18

Music

Download

Comments

arielesmana999
arie lesmana :
seneng lihatnya
2025-01-22 04:42:09
0
hr_harapan
Kuli_Kalimantan🧢 :
salam kenal kk🙏
2025-01-20 23:35:34
0
aliahmed171819
ali ahmed :
sayangku
2025-01-23 16:55:46
0
To see more videos from user @asmaaulh, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Thailand resmi mengakui pernikahan sesama jenis setelah diberlakukannya Undang-Undang (UU) Kesetaraan Pernikahan pada Kamis waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini dan mengatakan bahwa bendera pelangi, simbol LGBTQ, kini berkibar dengan megah di seluruh Thailand. Pernyataan tersebut disampaikan melalui media sosial X sebagai bentuk dukungan resmi pemerintah. Pemberlakuan UU ini dirayakan dengan upacara pernikahan massal yang diikuti puluhan pasangan sesama jenis, termasuk beberapa figur publik. Dua aktor terkenal Thailand, Apiwat Apiwatsayree dan Sappanyoo Panatkool, termasuk dalam pasangan yang menikah dalam acara tersebut. UU ini memberikan hak kesetaraan bagi pasangan sesama jenis, meliputi aspek hukum, keuangan, hingga medis. UU Kesetaraan Pernikahan menggantikan istilah seperti “suami-istri” dengan istilah netral gender. Selain itu, kaum transgender kini diperbolehkan menikah, serta memperoleh hak adopsi dan warisan. Thailand pun mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis, menyusul Taiwan dan Nepal di tingkat Asia. Perjuangan panjang selama beberapa dekade untuk kesetaraan ini akhirnya membuahkan hasil. Thailand selama ini menempati posisi tinggi dalam indeks kehidupan LGBTQ, namun pengesahan UU ini menjadi langkah besar yang konkret. Pengesahan di parlemen berlangsung pada Juni lalu dan mulai diberlakukan setelah diratifikasi oleh Raja Maha Vajiralongkorn. Mantan Perdana Menteri Srettha Thavisin turut menghadiri pernikahan massal tersebut dan menyampaikan pesan toleransi. Ia bahkan menyinggung komentar Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya hanya mengakui dua gender. Srettha menyatakan bahwa Thailand lebih berpikiran terbuka dalam menghormati keberagaman. Dengan pencapaian ini, Thailand semakin menegaskan posisinya sebagai negara yang ramah terhadap komunitas LGBTQ. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara, untuk mendukung kesetaraan hak bagi seluruh warga negara.
Thailand resmi mengakui pernikahan sesama jenis setelah diberlakukannya Undang-Undang (UU) Kesetaraan Pernikahan pada Kamis waktu setempat. Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini dan mengatakan bahwa bendera pelangi, simbol LGBTQ, kini berkibar dengan megah di seluruh Thailand. Pernyataan tersebut disampaikan melalui media sosial X sebagai bentuk dukungan resmi pemerintah. Pemberlakuan UU ini dirayakan dengan upacara pernikahan massal yang diikuti puluhan pasangan sesama jenis, termasuk beberapa figur publik. Dua aktor terkenal Thailand, Apiwat Apiwatsayree dan Sappanyoo Panatkool, termasuk dalam pasangan yang menikah dalam acara tersebut. UU ini memberikan hak kesetaraan bagi pasangan sesama jenis, meliputi aspek hukum, keuangan, hingga medis. UU Kesetaraan Pernikahan menggantikan istilah seperti “suami-istri” dengan istilah netral gender. Selain itu, kaum transgender kini diperbolehkan menikah, serta memperoleh hak adopsi dan warisan. Thailand pun mencatatkan sejarah sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis, menyusul Taiwan dan Nepal di tingkat Asia. Perjuangan panjang selama beberapa dekade untuk kesetaraan ini akhirnya membuahkan hasil. Thailand selama ini menempati posisi tinggi dalam indeks kehidupan LGBTQ, namun pengesahan UU ini menjadi langkah besar yang konkret. Pengesahan di parlemen berlangsung pada Juni lalu dan mulai diberlakukan setelah diratifikasi oleh Raja Maha Vajiralongkorn. Mantan Perdana Menteri Srettha Thavisin turut menghadiri pernikahan massal tersebut dan menyampaikan pesan toleransi. Ia bahkan menyinggung komentar Presiden AS Donald Trump, yang sebelumnya hanya mengakui dua gender. Srettha menyatakan bahwa Thailand lebih berpikiran terbuka dalam menghormati keberagaman. Dengan pencapaian ini, Thailand semakin menegaskan posisinya sebagai negara yang ramah terhadap komunitas LGBTQ. Langkah ini diharapkan menjadi inspirasi bagi negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Tenggara, untuk mendukung kesetaraan hak bagi seluruh warga negara.

About