@nicohc00: Ustedes son iguales? 😵‍💫

Nico Hernández
Nico Hernández
Open In TikTok:
Region: CO
Wednesday 29 January 2025 23:31:39 GMT
103893
8382
28
1017

Music

Download

Comments

cannawitcher
Cannawitcher☆ :
canciones que no puedo poner en terapia😅
2025-02-01 17:16:37
1
lisdelgado15
lisbeth Escala Delgado :
yo cuando hago mis trabajos de la universidad 🫢😎🤯
2025-01-31 12:30:16
9
vaneperdomo6
Vane Perdomo218 :
Total 😂😂
2025-02-01 15:35:26
1
marianaechavarria11
OD 🦷 Mariana Echavarría :
Me desconozco con Belly Danza.
2025-02-01 02:36:50
4
vandj1325
vict :
jjajajjaja pero no puedo hacer lo mismo porque trabajo en una oficina 😂😂😅😅
2025-02-01 13:02:40
3
mahogarrido
Maholys Garrido Arri :
De mí no vas a estar hablando 😂😂😂
2025-01-30 21:32:42
5
johannarey92
JR :
jajajaja científicamente estas peligrosas act nuestro cerebro ajjajajaj 😁
2025-01-30 11:50:36
11
gabrielitasangueza
Gabriela Sangüeza :
💋
2025-02-01 01:27:29
1
thedsmp
D A N N A :
@alemorey
2025-02-01 00:53:32
1
alemarvargas30
Marijoss :
❤️❤️❤️
2025-01-31 23:30:25
1
ivonne_merida
Ivonne Merida :
💕💕💕
2025-01-31 08:53:18
1
yina.diaz66
yina diaz :
@Lina Pérez jajajaja 🤣
2025-02-01 15:02:39
0
any_acs
🌼🌼Anny Cortés 🌼🌼 :
🔥🔥🔥
2025-02-01 20:20:58
1
dianelopez01
Diane Lopez :
Yo también hago cara de mala cuando bailo cochinota🤭
2025-01-31 17:03:28
2
will34471
will :
Y cuando combinan el con el gym es peor 😂😂
2025-01-31 14:15:02
2
tonyhawk057
Tonyhawk :
No me jodas!!! Escucha rock para que te cultives.😠😠😠💪🦾🎸🤘
2025-01-30 03:29:58
0
To see more videos from user @nicohc00, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

BANDA ACEH, Waspada.co.id – Wacana yang terkesan sengaja memanfaatkan Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk kepentingan politik salah satu pasangan calon Walikota Banda Aceh sangatlah mengerikan. Hal ini dikarenakan UAS yang merupakan panutan ummat tidaklah diperbolehkan untuk menjadi sarana bagi seseorang politisi untuk membenarkan sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Islam. “Kita paham betul, adanya oknum yang berupaya memanfaatkan UAS untuk membenarkan kepemimpinan perempuan yang padahal jelas-jelas tidak diperbolehkan oleh ulama kharismatik Aceh Tgk Syekh Hasanoel Basry atau Abu Mudi sebagaimana berpedoman kepada Al Quran dan hadist,” ungkap Fajarul Ketua Pemerhati Kebijakan Publik Banda Aceh , Rabu (13/11). Abu Mudi dalam tausiahnya secara jelas mengatakan bahwa menegaskan bahwa perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin atau kepala daerah tidak sah karena tidak memenuhi syarat. “Ureung Agam yang mengurus ureung inong (lelaki yang memimpin perempuan), Arrijalun kawwamuna 'alannisa'. Sehingga ditulis di dalam kitab, syarat menjadi pemimpin adalah lelaki yang merdeka, berakal, sehat badan dan segalanya,” tegas Abu Mudi dalam bahasa Aceh sebagaimana video yang beredar di media sosial. Abu Mudi juga mengatakan, seorang perempuan yang maju sebagai pemimpin (kepala daerah) saja sudah berbuat dosa. “Ureung inong meunyoe kageucalon ka dipeubeut desya. Perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin ka ijak peubeut desya, karena dipeubeut beut yang han sah dikerjakan. Dipileh cit le ureung nyan ureung pilih pi salah, dosa. Dilantik, ureung lantik desya. Setelah dilantik sah dia sudah jadi pemimpin, inan lom yang masalah,” tegas Abu Mudi sebagaimana isi dakwahnya. Menurut Fajarul adanya indikasi dari oknum politisi tertentu yang ingin mematahkan pendapat tegas yang disampaikan Abu Mudi tersebut dengan menggunakan UAS. Hal itu dikarenakan, di satu kesempatan di luar Aceh UAS pernah menceritakan tentang kisah Ummu Shifah yang mengangkat Umar bin Khattab menjadi pengawas pasar kota Madinah di wilayah Hisbah. Kisah itu disinyalir ingin digunakan untuk membuat masyarakat tidak legi mendengarkan apa yang dipesankan Abu Mudi. “Perlu kita ingat bahwa, Aceh adalah daerah yang menerapkan syariat Islam berbeda dengan di Surabaya atau di daerah lainnya. Jadi, jangan sampai ada upaya mengadu ulama hanya untuk memuluskan keinginan seorang perempuan yang haus kekuasaan,” ujarnya. Dia mengatakan, Ustadz Fadhil Rahmi yang merupakan sahabat UAS sendiri tidak ingin UAS terkontaminasi kepentingan politik pilkada sehingga beliau dimana-mana selalu menyampaikan UAS tetaplah netral, demi menjaga marwah sahabatnya, walaupun UAS mengizinkan dukungannya tetapi ustadz Fadhil Rahmi tidak memanfaatkannya. Ironisnya, di sisi lain ada juga calon kepala daerah perempuan yang begitu berambisi, justru terkesan ingin menggunakan kehadiran UAS untuk memuluskan keinginannya yang selama ini terhambat oleh larangan ulama di Aceh terkait kepemimpinan perempuan di bumi Serambi Mekkah ini. “Lain lubuk lain ikannya, lain tempat lain pula budaya dan adat istiadatnya. Kami yakin dan percaya UAS sebagai ulama junjungan ummat sangat memahami permasalahan ini dan tidak akan menafikan pesan ulama kharismatik Aceh Abu Mudi dan lain-lainnya. Semoga kehadiran UAS dapat mempertegas pernyataan Abu Mudi sehingga dapat mencerahkan umat kelak.” “Dan kita berharap UAS sebagai da'i kesayangan umat mengabaikan perintah politik dari calon kepala daerah perempuan yang berharap pembenaran UAS agar bisa digunakan untuk memuluskan hasratnya yang berkuasa,” harapnya. (wol/drs).
BANDA ACEH, Waspada.co.id – Wacana yang terkesan sengaja memanfaatkan Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk kepentingan politik salah satu pasangan calon Walikota Banda Aceh sangatlah mengerikan. Hal ini dikarenakan UAS yang merupakan panutan ummat tidaklah diperbolehkan untuk menjadi sarana bagi seseorang politisi untuk membenarkan sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Islam. “Kita paham betul, adanya oknum yang berupaya memanfaatkan UAS untuk membenarkan kepemimpinan perempuan yang padahal jelas-jelas tidak diperbolehkan oleh ulama kharismatik Aceh Tgk Syekh Hasanoel Basry atau Abu Mudi sebagaimana berpedoman kepada Al Quran dan hadist,” ungkap Fajarul Ketua Pemerhati Kebijakan Publik Banda Aceh , Rabu (13/11). Abu Mudi dalam tausiahnya secara jelas mengatakan bahwa menegaskan bahwa perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin atau kepala daerah tidak sah karena tidak memenuhi syarat. “Ureung Agam yang mengurus ureung inong (lelaki yang memimpin perempuan), Arrijalun kawwamuna 'alannisa'. Sehingga ditulis di dalam kitab, syarat menjadi pemimpin adalah lelaki yang merdeka, berakal, sehat badan dan segalanya,” tegas Abu Mudi dalam bahasa Aceh sebagaimana video yang beredar di media sosial. Abu Mudi juga mengatakan, seorang perempuan yang maju sebagai pemimpin (kepala daerah) saja sudah berbuat dosa. “Ureung inong meunyoe kageucalon ka dipeubeut desya. Perempuan yang mencalonkan diri sebagai pemimpin ka ijak peubeut desya, karena dipeubeut beut yang han sah dikerjakan. Dipileh cit le ureung nyan ureung pilih pi salah, dosa. Dilantik, ureung lantik desya. Setelah dilantik sah dia sudah jadi pemimpin, inan lom yang masalah,” tegas Abu Mudi sebagaimana isi dakwahnya. Menurut Fajarul adanya indikasi dari oknum politisi tertentu yang ingin mematahkan pendapat tegas yang disampaikan Abu Mudi tersebut dengan menggunakan UAS. Hal itu dikarenakan, di satu kesempatan di luar Aceh UAS pernah menceritakan tentang kisah Ummu Shifah yang mengangkat Umar bin Khattab menjadi pengawas pasar kota Madinah di wilayah Hisbah. Kisah itu disinyalir ingin digunakan untuk membuat masyarakat tidak legi mendengarkan apa yang dipesankan Abu Mudi. “Perlu kita ingat bahwa, Aceh adalah daerah yang menerapkan syariat Islam berbeda dengan di Surabaya atau di daerah lainnya. Jadi, jangan sampai ada upaya mengadu ulama hanya untuk memuluskan keinginan seorang perempuan yang haus kekuasaan,” ujarnya. Dia mengatakan, Ustadz Fadhil Rahmi yang merupakan sahabat UAS sendiri tidak ingin UAS terkontaminasi kepentingan politik pilkada sehingga beliau dimana-mana selalu menyampaikan UAS tetaplah netral, demi menjaga marwah sahabatnya, walaupun UAS mengizinkan dukungannya tetapi ustadz Fadhil Rahmi tidak memanfaatkannya. Ironisnya, di sisi lain ada juga calon kepala daerah perempuan yang begitu berambisi, justru terkesan ingin menggunakan kehadiran UAS untuk memuluskan keinginannya yang selama ini terhambat oleh larangan ulama di Aceh terkait kepemimpinan perempuan di bumi Serambi Mekkah ini. “Lain lubuk lain ikannya, lain tempat lain pula budaya dan adat istiadatnya. Kami yakin dan percaya UAS sebagai ulama junjungan ummat sangat memahami permasalahan ini dan tidak akan menafikan pesan ulama kharismatik Aceh Abu Mudi dan lain-lainnya. Semoga kehadiran UAS dapat mempertegas pernyataan Abu Mudi sehingga dapat mencerahkan umat kelak.” “Dan kita berharap UAS sebagai da'i kesayangan umat mengabaikan perintah politik dari calon kepala daerah perempuan yang berharap pembenaran UAS agar bisa digunakan untuk memuluskan hasratnya yang berkuasa,” harapnya. (wol/drs).

About