@.millielou: ✨✨

.millielou
.millielou
Open In TikTok:
Region: US
Monday 12 May 2025 13:18:16 GMT
450
86
0
3

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @.millielou, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Hari itu, kamu masih ingat banget. Junghwan tiba-tiba berhenti ngechat. Biasanya dia yang paling cerewet di antara teman-temanmu. Dari yang paling receh sampai hal serius, semuanya dia ceritain. Tapi mendadak, dia berubah. Nggak ada kabar, nggak ada tanda. Semua kontak yang biasanya gampang banget dihubungi, jadi dingin. Awalnya kamu mikir dia cuma butuh ruang. Atau mungkin dia lagi sibuk. Kamu mencoba mengerti. Kamu nggak pernah menuntut, karena Junghwan selalu bilang, “Aku nggak mau bikin kamu ngerasa terikat sama aku.” Tapi lama-lama, semua itu terasa janggal. Dia nggak datang waktu kamu ulang tahun. Dia nggak lagi muncul di tempat yang biasa kalian nongkrong. Bahkan foto-fotonya di sosmed mulai dihapus satu per satu. Sampai suatu malam, ada surat yang datang ke rumahmu. Bukan chat, bukan telepon. Surat dengan tulisan tangannya yang kamu hapal betul. Kertasnya agak kusut, tintanya sedikit pudar. Kamu baca pelan-pelan, tanganmu gemetar. “Maaf aku harus pergi. Bukan karena aku benci kamu, bukan karena aku lupa. Aku cuma nggak punya banyak waktu. Aku takut kalau aku tetap di sisimu, kamu akan semakin susah buat melepaskan aku. Jadi aku pilih untuk menjauh. Jangan benci aku, ya. Aku cuma pengin kamu bahagia walaupun tanpa aku.” Kamu berusaha nyari dia, nanya ke teman-temannya. Tapi semua cuma jawab sekenanya. Ada yang bilang dia ke luar negeri, ada yang bilang dia pindah kota. Kamu nggak percaya. Kamu tahu Junghwan nggak bakal pergi tanpa pamit kalau alasannya cuma itu. Beberapa minggu kemudian, kamu dapet kabar resmi dari keluarganya. Junghwan udah tiada. Penyakit yang dia simpan diam-diam selama ini akhirnya menang. Dia sakit keras, dan dia tahu peluangnya buat sembuh kecil banget. Rasanya dunia runtuh. Semua kenangan kecil yang dulu kamu kira sepele sekarang nyesek banget. Tawa dia, cara dia manggil namamu, bahkan chat receh tengah malam yang dulu kamu anggap ganggu – semuanya jadi hal yang paling kamu rindukan. Ternyata dia menjauh bukan karena nggak sayang, tapi karena justru terlalu sayang. Dia takut ninggalin kamu dengan luka yang lebih besar kalau kamu tetap ada di sisinya waktu dia sakit. Dia memilih jadi orang jahat di cerita kalian, supaya kamu bisa lepas. Di atas meja kamarmu sekarang ada kotak kecil. Kotak itu berisi foto kalian berdua, tiket nonton film terakhir yang kalian tonton bareng, dan surat terakhirnya. Setiap kali kamu buka kotak itu, rasanya Junghwan masih ada di sana. Nggak lagi tertawa, nggak lagi bercanda, tapi tetap menjaga kamu dari jauh. Dan meskipun sakitnya nggak pernah benar-benar hilang, pelan-pelan kamu mulai belajar menerima. Bahwa kadang cinta nggak selalu tentang bertahan bareng sampai akhir; kadang cinta adalah tentang rela pergi supaya orang yang kita sayang bisa bertahan lebih lama. part 1 #sojunghwan #au #angst #4u
Hari itu, kamu masih ingat banget. Junghwan tiba-tiba berhenti ngechat. Biasanya dia yang paling cerewet di antara teman-temanmu. Dari yang paling receh sampai hal serius, semuanya dia ceritain. Tapi mendadak, dia berubah. Nggak ada kabar, nggak ada tanda. Semua kontak yang biasanya gampang banget dihubungi, jadi dingin. Awalnya kamu mikir dia cuma butuh ruang. Atau mungkin dia lagi sibuk. Kamu mencoba mengerti. Kamu nggak pernah menuntut, karena Junghwan selalu bilang, “Aku nggak mau bikin kamu ngerasa terikat sama aku.” Tapi lama-lama, semua itu terasa janggal. Dia nggak datang waktu kamu ulang tahun. Dia nggak lagi muncul di tempat yang biasa kalian nongkrong. Bahkan foto-fotonya di sosmed mulai dihapus satu per satu. Sampai suatu malam, ada surat yang datang ke rumahmu. Bukan chat, bukan telepon. Surat dengan tulisan tangannya yang kamu hapal betul. Kertasnya agak kusut, tintanya sedikit pudar. Kamu baca pelan-pelan, tanganmu gemetar. “Maaf aku harus pergi. Bukan karena aku benci kamu, bukan karena aku lupa. Aku cuma nggak punya banyak waktu. Aku takut kalau aku tetap di sisimu, kamu akan semakin susah buat melepaskan aku. Jadi aku pilih untuk menjauh. Jangan benci aku, ya. Aku cuma pengin kamu bahagia walaupun tanpa aku.” Kamu berusaha nyari dia, nanya ke teman-temannya. Tapi semua cuma jawab sekenanya. Ada yang bilang dia ke luar negeri, ada yang bilang dia pindah kota. Kamu nggak percaya. Kamu tahu Junghwan nggak bakal pergi tanpa pamit kalau alasannya cuma itu. Beberapa minggu kemudian, kamu dapet kabar resmi dari keluarganya. Junghwan udah tiada. Penyakit yang dia simpan diam-diam selama ini akhirnya menang. Dia sakit keras, dan dia tahu peluangnya buat sembuh kecil banget. Rasanya dunia runtuh. Semua kenangan kecil yang dulu kamu kira sepele sekarang nyesek banget. Tawa dia, cara dia manggil namamu, bahkan chat receh tengah malam yang dulu kamu anggap ganggu – semuanya jadi hal yang paling kamu rindukan. Ternyata dia menjauh bukan karena nggak sayang, tapi karena justru terlalu sayang. Dia takut ninggalin kamu dengan luka yang lebih besar kalau kamu tetap ada di sisinya waktu dia sakit. Dia memilih jadi orang jahat di cerita kalian, supaya kamu bisa lepas. Di atas meja kamarmu sekarang ada kotak kecil. Kotak itu berisi foto kalian berdua, tiket nonton film terakhir yang kalian tonton bareng, dan surat terakhirnya. Setiap kali kamu buka kotak itu, rasanya Junghwan masih ada di sana. Nggak lagi tertawa, nggak lagi bercanda, tapi tetap menjaga kamu dari jauh. Dan meskipun sakitnya nggak pernah benar-benar hilang, pelan-pelan kamu mulai belajar menerima. Bahwa kadang cinta nggak selalu tentang bertahan bareng sampai akhir; kadang cinta adalah tentang rela pergi supaya orang yang kita sayang bisa bertahan lebih lama. part 1 #sojunghwan #au #angst #4u

About