Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
How To Use
Language
English
عربي
Tiếng Việt
русский
français
español
日本語
한글
Deutsch
हिन्दी
简体中文
繁體中文
Home
Detail
@rippy.theguy89: TOMMOROW ON MARKETPLACE HAHA#kickstreaming
rippy.theguy89
Open In TikTok:
Region: GR
Tuesday 13 May 2025 19:00:00 GMT
835
1
0
0
Music
Download
No Watermark .mp4 (
0.74MB
)
No Watermark(HD) .mp4 (
0.74MB
)
Watermark .mp4 (
0MB
)
Music .mp3
Comments
There are no more comments for this video.
To see more videos from user @rippy.theguy89, please go to the Tikwm homepage.
Other Videos
“Imagine this being YOUR quince gown… 😍 Enter Miss Quinceañera now!” DM for details. #M#MissQuinceañeraM#MorileeQuinceQ#QuinceañeraCastingQ#Quinceañera2025M#ModelSearch
Just let him tap! #freefire_lover #freefiretiktok #freefirenigeria🇳🇬 #GamingOnTikTok #gamingcommunity
Cary engine 8 responding to a medical
#mingyu #seventeen
di kepala anak itu, masa depan terasa seperti perpanjangan dari apa yang paling mudah dipahami. lomba, tepuk tangan, dan piala yang disimpan di rak. aku membayangkan diri di usia dua puluhan nantinya masih membawa kebiasaan itu: berani tampil, bisa menang, dan pulang dengan rasa ringan yang membuat hari-hari terasa berarti. harapan itu bukan ambisi yang rumit. ia sekadar bentuk kepercayaan yang polos, sesuatu yang membuat pagi lebih manis dan malas malam lebih jarang datang. namun, tahun 2023, 2024, bahkan saat ini pun merenggut banyak ritme itu. bukan karena aku berhenti mencoba, tubuhku menolak dengan cara yang lambat dan tanpa kompromi. ada hari-hari yang panjang, kuning pucatnya ruang rawat, bunyi alat, dan tumpukan surat dari rumah yang kubaca perlahan seperti orang yang takut tergesa. rasa sakitnya seperti beban yang terus menumpuk, bukan hanya pada tubuh, tetapi pada cara pandangku terhadap diri sendiri. aku belajar arti baru dari kata lelah, yang bukan sekadar ingin tidur lebih awal, tetapi lelah yang membuat hal-hal kecil seperti naik tangga terasa seperti mendaki gunung. sekarang setiap langkah harus ditimbang, apakah hari ini aku cukup sehat untuk keluar, apakah percakapan singkat dengan teman akan menyisakan energi untuk malam, apakah aku punya cadangan tenaga untuk besok. kepedihan itu meresap, membuatku bertanya pada diri, apakah semua usaha kecil ini masih relevan jika tubuh menolak bagian dari diriku sendiri? pertanyaan-pertanyaan itu berkumpul dan kadang membuatku ingin menutup papan cerita sementara. namun hidup tidak selalu berhenti pada narasi patah. aku menemukan spark itu lagi. waktu menemukan itu, aku melakukan hal-hal kecil dengan sengaja. aku menata ulang rutinitas dengan belajar lebih sering, belajar memilih makanan yang membuat tubuhku terasa sedikit lebih baik, menerima terapi yang menurutku bisa memberi napas tambahan. aku mulai percaya bahwa mungkin ini bukan akhir. mungkin aku akan punya momen kemenangan yang lain, bukan piala fisik, tapi kemenangan dalam bentuk pulih sedikit demi sedikit, menyelesaikan satu proyek, atau sekadar berdiri di depan cermin dan menyukai bayangan sendiri untuk sesaat. dan kemudian siklus itu kembali, tanpa peringatan yang jelas. seolah hidup menekan tombol ulang pada momen yang paling rapuh. tasa sakit datang lagi dengan intensitas yang menenggelamkan. tekanan yang kupikir sudah kukurangi malah membentuk versi lebih berat. aku merasa seperti membaca buku yang pernah kuselesaikan lalu menemukan halaman yang hilang dan harus menulis ulang bab yang sama dari awal. frustrasi itu kadang memuncak jadi pertanyaan yang tak terucap, kenapa harus berulang? kenapa luka lama terus menganga ketika kupikir perlahan mulai menutupnya? aku sering mengingat kembali momen-momen saat kecil yang terasa seperti petunjuk bagaimana merawat diri. misalnya, duduk di kursi tua di teras rumah nenek dan melihat matahari turun pelan, sehingga hari yang berat terasa melunak. hal-hal sederhana itu menjadi petunjuk, jangan meremehkan tidur siang, jangan menolak makanan yang membuat perut hangat, jangan menahan air mata jika perlu. aku menata prioritas tanpa merasa kalah. prioritas itu bukan simbol kemunduran melainkan cara bertahan yang realistis. aku juga belajar bahasa baru untuk bicara pada tubuhku. tubuhku tidak selalu punya cara yang sama untuk meminta tolong. kadang ia memberi sinyal lewat sakit kepala, kadang lewat kantuk yang tidak biasa, atau lewat hari-hari ketika suara di kepalaku tiba-tiba menjadi bising. mendengarkan tubuh bukan berarti menerima semua pembatasan tanpa memperjuangkan perubahan. itu berarti mengerti kapan harus menuntut bantuan medis, kapan mengambil jeda, dan kapan merangkul proses kecil yang membuatku tetap bisa berfungsi. jika suatu hari aku bisa memenangkan sesuatu yang besar lagi, aku akan menyambutnya. Untuk sekarang aku bertahan dengan pengertian bahwa bertahan itu sendiri sudah merupakan sebuah kemenangan. #unsaidfeelings #fyp #foryou #writing #unsaidthoughts
About
Robot
Legal
Privacy Policy