@daniar_afani: Bibir senja mengunyah langit, meluruhkan cahaya menjadi serpih sunyi yang terapung di antara suara-suara yang tak pernah lahir. Dua poros berdiri saling berhadapan, seperti kutub yang tak bisa saling menyentuh namun selalu menggigil dalam jarak. Di bawah permukaannya, arus tak henti menyusun makna yang tak bisa ditakar dengan waktu, hanya bisa dibaca dari riak-riak kecil yang enggan mengaku sebagai badai. Dalam simfoni yang tak terdengar, tiap gerak menyiratkan diplomasi antara hati dan kehendak, seperti burung hantu yang memilih malam bukan karena takut cahaya, melainkan karena paham bahwa tajamnya pandang tak harus bersinar. Di titik itulah, jeda bukanlah kekosongan, melainkan bahasa yang hanya dimengerti oleh mereka yang pernah tenggelam tanpa perlu basah. Tiap napas menjadi negosiasi antara bertahan atau menghilang dalam wujud yang masih utuh. Ia tak meledak, tak menjerit, hanya retak dalam sunyi yang logis—seperti es yang mencair tanpa suara, namun mengubah bentuk seluruh wadah. Maka, bukan tentang siapa yang lebih dulu goyah, melainkan siapa yang lebih piawai menyembunyikan gempa dalam pelukan yang tetap terlihat tenang. \#Daniar\_afani #sajakvisual #puisiakal #analogiakal #puisikontemplatif #lirikkiasan #puisiarti #puisiindonesia #bahasapuitis #maknatersembunyi #puisiterdalam #sajakterarah #narasiterukur #puisilogis #refleksijiwa

Daniar_afani

Open In TikTok:

Region: ID

Monday 19 May 2025 04:43:42 GMT