@kaywildinout: #fyp

iiam.Kay
iiam.Kay
Open In TikTok:
Region: US
Thursday 12 June 2025 18:35:20 GMT
675
89
2
1

Music

Download

Comments

rugrat_mnt
rugrat_mnt :
😍😍😍
2025-06-12 19:17:15
0
jcarter703
JCarter703 :
🔥🔥🔥
2025-06-12 19:12:48
0
To see more videos from user @kaywildinout, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

POV : 5 bulan bersama Lee Heeseung. Tidak ada kata sehat dalam hubungan ini. Dia suka mengatur, kamu suka melawan. Dia kasar, kamu lebih. Seperti bensin dan api. Dua-duanya sama-sama bikin kebakaran. Namun sekalinya romantis, kalian sama-sama terhanyut. Ada satu hal yang selalu Heeseung yakini—kamu setia. Heeseung percaya kamu hanyalah gadis polos yang terbawa arus ke dalam dunianya. Dia yakin cuma dia yang main kotor, cuma dia yang bisa manipulasi. “Kamu nggak berani nyentuh siapapun kan, di belakang aku?” tanya Heeseung, jemarinya pelan membelai rambutmu. “Nggak lah. Kamu ngeraguin aku? Harusnya aku yang nanya hal ini,” jawabmu seakan tak terima, sambil memainkan kancing bajunya.  Heeseung terkekeh, tawanya sebentar tapi cukup menusuk. “Good girl. Ini baru cewek aku.” Wajahmu polos, seakan tak tahu kalau semua ucapan Heeseung hanyalah omong kosongnya. Malam itu terlalu hening. Hanya ada suara kalian berdua di ruang tamu. Heeseung menelusuri wajahmu dengan senyum aneh, matanya terlalu yakin menatapmu. “I don’t care how pretty other girls are. At the end of the day, tetap kamu yang bakal aku pilih, my one and only.” Suaranya parau.  Wajahnya semakin mendekat, tapi kamu refleks mundur mendorong pipinya pelan. “Gombal.” Wajahmu terlihat salah tingkah, namun sebenarnya hatimu begitu bergemuruh. Karena lagi-lagi, cowok ini tanpa sadar sedang berbohong. Dan kamu tahu itu. Sesaat kalian terdiam. Napas berat saling bertabrakan di udara. Sampai akhirnya, tangan Heeseung melingkari pinggangmu, menarikmu semakin dekat. “Kamu nggak pernah gagal bikin aku gila,” bisiknya. Matanya menelusuri wajahmu, turun tepat di bibirmu. Ia menelan ludah, jarak kalian makin menipis.  Perlahan matanya terpejam, wajahnya mendekat. Nyaris menciummu. Sampai akhirnya suara dering ponselnya tiba-tiba bergema, memecah momen panas malam itu.  Ia berdecak kesal. “Sial.” Tangannya merogoh saku, tapi saat melihat layar ponsel, raut wajahnya seketika berubah. Ada sepersekian detik kepanikan di matanya. “Aku angkat telepon dulu.” Ia beranjak dari duduknya. Tatapanmu langsung curiga. Kamu tahu persis, itu pasti selingkuhannya.  Tak lama, Heeseung berbalik badan dengan tergesa. “Aku harus pulang sekarang.” “Kenapa?” tanyamu pura-pura kesal. “Mobil papa mogok, aku harus jemput dia. Maaf ya sayang, aku pergi dulu.”  Kamu cemberut sejenak, mengalihkan pandangan. Heeseung terkekeh, merayumu agar kamu mengizinkannya pergi saat itu juga. “Baru juga sebentar, masa udah mau pergi?” keluhmu. Ia mendekat, menggenggam kedua tanganmu, lalu menciumnya. “Besok kan kita bisa ketemu lagi, okay?”  Kamu menatap wajahnya, memasang ekspresi manis tapi menolak, tidak mengizinkan.  Heeseung tertawa kecil. “Cuddle for an hour tomorrow?”  Akhirnya, dengan berat hati kamu mengangguk pelan. Ia mengusap singkat pipimu. “Pinter. Aku pergi dulu ya. See you, darling.” Sebelum pergi, ia sempat menciummu di kening dengan cepat, lalu melangkah pergi tergesa-gesa. ••• Karena rasa penasaran yang menyesakkan, dengan tekad bulat kamu akhirnya mengikuti Heeseung. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk memastikan sekali lagi. Dan benar saja. Mobil Heeseung berhenti tepat di sebuah diskotik paling terkenal di kota. Kamu menggenggam setir erat, lalu menghantamnya kesal. “Pasti dia mau ketemu jalang itu.” ••• Kamu tersenyum miring saat melihat pemandangan menjijikkan itu dari kejauhan. Heeseung—dengan seorang wanita asing di bar, bibir mereka lengket dalam ciuman murahan. Kamu menahan mual, mendesis pelan. “Brengsek.” Dengan langkah anggun, kamu menerobos kerumunan hingga tiba tepat di depan mereka. “Hai, sayang. Oh? Ganggu, ya? Sorry,” ucapmu santai, membuat keduanya sontak terkejut.  “Oh, ini ya? Yang katanya mau jemput Papa? Nyatanya malah sibuk nemenin jalang.” Kamu melipat kedua tangan, dengan wajah meremehkan. (+komen ) #pov #heeseung #heeseungenhypen #fyp #fypage
POV : 5 bulan bersama Lee Heeseung. Tidak ada kata sehat dalam hubungan ini. Dia suka mengatur, kamu suka melawan. Dia kasar, kamu lebih. Seperti bensin dan api. Dua-duanya sama-sama bikin kebakaran. Namun sekalinya romantis, kalian sama-sama terhanyut. Ada satu hal yang selalu Heeseung yakini—kamu setia. Heeseung percaya kamu hanyalah gadis polos yang terbawa arus ke dalam dunianya. Dia yakin cuma dia yang main kotor, cuma dia yang bisa manipulasi. “Kamu nggak berani nyentuh siapapun kan, di belakang aku?” tanya Heeseung, jemarinya pelan membelai rambutmu. “Nggak lah. Kamu ngeraguin aku? Harusnya aku yang nanya hal ini,” jawabmu seakan tak terima, sambil memainkan kancing bajunya. Heeseung terkekeh, tawanya sebentar tapi cukup menusuk. “Good girl. Ini baru cewek aku.” Wajahmu polos, seakan tak tahu kalau semua ucapan Heeseung hanyalah omong kosongnya. Malam itu terlalu hening. Hanya ada suara kalian berdua di ruang tamu. Heeseung menelusuri wajahmu dengan senyum aneh, matanya terlalu yakin menatapmu. “I don’t care how pretty other girls are. At the end of the day, tetap kamu yang bakal aku pilih, my one and only.” Suaranya parau. Wajahnya semakin mendekat, tapi kamu refleks mundur mendorong pipinya pelan. “Gombal.” Wajahmu terlihat salah tingkah, namun sebenarnya hatimu begitu bergemuruh. Karena lagi-lagi, cowok ini tanpa sadar sedang berbohong. Dan kamu tahu itu. Sesaat kalian terdiam. Napas berat saling bertabrakan di udara. Sampai akhirnya, tangan Heeseung melingkari pinggangmu, menarikmu semakin dekat. “Kamu nggak pernah gagal bikin aku gila,” bisiknya. Matanya menelusuri wajahmu, turun tepat di bibirmu. Ia menelan ludah, jarak kalian makin menipis. Perlahan matanya terpejam, wajahnya mendekat. Nyaris menciummu. Sampai akhirnya suara dering ponselnya tiba-tiba bergema, memecah momen panas malam itu. Ia berdecak kesal. “Sial.” Tangannya merogoh saku, tapi saat melihat layar ponsel, raut wajahnya seketika berubah. Ada sepersekian detik kepanikan di matanya. “Aku angkat telepon dulu.” Ia beranjak dari duduknya. Tatapanmu langsung curiga. Kamu tahu persis, itu pasti selingkuhannya. Tak lama, Heeseung berbalik badan dengan tergesa. “Aku harus pulang sekarang.” “Kenapa?” tanyamu pura-pura kesal. “Mobil papa mogok, aku harus jemput dia. Maaf ya sayang, aku pergi dulu.” Kamu cemberut sejenak, mengalihkan pandangan. Heeseung terkekeh, merayumu agar kamu mengizinkannya pergi saat itu juga. “Baru juga sebentar, masa udah mau pergi?” keluhmu. Ia mendekat, menggenggam kedua tanganmu, lalu menciumnya. “Besok kan kita bisa ketemu lagi, okay?” Kamu menatap wajahnya, memasang ekspresi manis tapi menolak, tidak mengizinkan. Heeseung tertawa kecil. “Cuddle for an hour tomorrow?” Akhirnya, dengan berat hati kamu mengangguk pelan. Ia mengusap singkat pipimu. “Pinter. Aku pergi dulu ya. See you, darling.” Sebelum pergi, ia sempat menciummu di kening dengan cepat, lalu melangkah pergi tergesa-gesa. ••• Karena rasa penasaran yang menyesakkan, dengan tekad bulat kamu akhirnya mengikuti Heeseung. Bukan untuk apa-apa, hanya untuk memastikan sekali lagi. Dan benar saja. Mobil Heeseung berhenti tepat di sebuah diskotik paling terkenal di kota. Kamu menggenggam setir erat, lalu menghantamnya kesal. “Pasti dia mau ketemu jalang itu.” ••• Kamu tersenyum miring saat melihat pemandangan menjijikkan itu dari kejauhan. Heeseung—dengan seorang wanita asing di bar, bibir mereka lengket dalam ciuman murahan. Kamu menahan mual, mendesis pelan. “Brengsek.” Dengan langkah anggun, kamu menerobos kerumunan hingga tiba tepat di depan mereka. “Hai, sayang. Oh? Ganggu, ya? Sorry,” ucapmu santai, membuat keduanya sontak terkejut. “Oh, ini ya? Yang katanya mau jemput Papa? Nyatanya malah sibuk nemenin jalang.” Kamu melipat kedua tangan, dengan wajah meremehkan. (+komen ) #pov #heeseung #heeseungenhypen #fyp #fypage

About