@alda_kiding_allo:

Alda
Alda
Open In TikTok:
Region: ID
Monday 16 June 2025 09:56:26 GMT
1289
56
1
1

Music

Download

Comments

aksiapa79
ak siapa :
hiii😁
2025-06-16 11:57:47
0
To see more videos from user @alda_kiding_allo, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Pov: Pernikahan kami sudah berjalan tujuh bulan. Tanpa bunga, tanpa pesta, tanpa pelukan pagi. Hanya dua orang asing yang dipaksa tinggal di bawah atap yang sama, atas nama kerja sama dua keluarga besar. Sunghoon tak pernah bersikap kasar. Tapi juga tak pernah benar-benar hangat. Dia sopan, diam dan selalu pulang tepat waktu.. hanya untuk tidur. Lalu pergi lagi esok harinya, setelah sarapan yang kuhidangkan dengan tangan sendiri. Hidup kami seperti rutinitas yang dijadwal dengan sangat rapi, tapi tanpa isi. Seperti kalender yang penuh coretan, tapi tak pernah ada tanggal yang ditunggu. Sampai hari itu, aku pikir, setidaknya aku ingin melakukan sesuatu lebih dari biasanya. Pagi itu, aku bangun lebih awal. Kupersiapkan bekal makan siang yang sederhana yaitu ayam teriyaki kesukaannya, tumis brokoli, dan sepotong telur dadar yang aku bentuk hati, meski agak goyah. Aku tahu ini bukan cinta. Tapi entah sejak kapan, kehadiran Sunghoon membuat ruang kosong dalam rumah ini terasa lebih bisa diisi. Aku ingin dia tahu, meski kami tak saling mencintai, aku tak lagi melihat pernikahan ini sebagai sekadar ikatan di atas kertas. Siang itu aku berangkat ke kantornya. Langkahku ringan. Hatiku tak tahu malu. Kupikir, mungkin ini bisa jadi awal. Awal dari sesuatu yang tak dipaksa. Tapi dunia punya cara sendiri untuk merobohkan harap. Saat aku sampai di depan gedung kantornya, dari balik kaca besar di lobi, aku melihatnya. Sunghoon. Berpelukan dengan seorang perempuan. Bukan pelukan basa-basi. Tapi pelukan yang menyimpan sesuatu. Kepalanya menunduk di bahu perempuan itu. Tangannya memegang punggungnya dengan erat. Seolah enggan melepaskan. Hatiku mendadak sesak. Entah kenapa rasanya sakit sekali. Padahal aku tahu, pernikahan kami bukan soal hati. Tapi kenapa hatiku terasa remuk? Aku berbalik. Melangkah pergi. Bekal makan siang masih kugenggam erat. Langkahku cepat, berusaha mengalahkan air mata yang mulai mendesak turun.
Pov: Pernikahan kami sudah berjalan tujuh bulan. Tanpa bunga, tanpa pesta, tanpa pelukan pagi. Hanya dua orang asing yang dipaksa tinggal di bawah atap yang sama, atas nama kerja sama dua keluarga besar. Sunghoon tak pernah bersikap kasar. Tapi juga tak pernah benar-benar hangat. Dia sopan, diam dan selalu pulang tepat waktu.. hanya untuk tidur. Lalu pergi lagi esok harinya, setelah sarapan yang kuhidangkan dengan tangan sendiri. Hidup kami seperti rutinitas yang dijadwal dengan sangat rapi, tapi tanpa isi. Seperti kalender yang penuh coretan, tapi tak pernah ada tanggal yang ditunggu. Sampai hari itu, aku pikir, setidaknya aku ingin melakukan sesuatu lebih dari biasanya. Pagi itu, aku bangun lebih awal. Kupersiapkan bekal makan siang yang sederhana yaitu ayam teriyaki kesukaannya, tumis brokoli, dan sepotong telur dadar yang aku bentuk hati, meski agak goyah. Aku tahu ini bukan cinta. Tapi entah sejak kapan, kehadiran Sunghoon membuat ruang kosong dalam rumah ini terasa lebih bisa diisi. Aku ingin dia tahu, meski kami tak saling mencintai, aku tak lagi melihat pernikahan ini sebagai sekadar ikatan di atas kertas. Siang itu aku berangkat ke kantornya. Langkahku ringan. Hatiku tak tahu malu. Kupikir, mungkin ini bisa jadi awal. Awal dari sesuatu yang tak dipaksa. Tapi dunia punya cara sendiri untuk merobohkan harap. Saat aku sampai di depan gedung kantornya, dari balik kaca besar di lobi, aku melihatnya. Sunghoon. Berpelukan dengan seorang perempuan. Bukan pelukan basa-basi. Tapi pelukan yang menyimpan sesuatu. Kepalanya menunduk di bahu perempuan itu. Tangannya memegang punggungnya dengan erat. Seolah enggan melepaskan. Hatiku mendadak sesak. Entah kenapa rasanya sakit sekali. Padahal aku tahu, pernikahan kami bukan soal hati. Tapi kenapa hatiku terasa remuk? Aku berbalik. Melangkah pergi. Bekal makan siang masih kugenggam erat. Langkahku cepat, berusaha mengalahkan air mata yang mulai mendesak turun. "Y/N!” Suara itu menghentikan langkahku. Sunghoon. Tangannya menahan pergelangan tanganku. Hangat, tapi kini menyakitkan. “Tunggu dulu… bukan seperti yang kamu lihat.” “Itu mantan aku… dia pamit, mau berangkat ke Amerika hari ini.” “Dia cuma minta pelukan terakhir.” Aku diam. Menatap matanya. Untuk pertama kalinya, aku melihat ada rasa bersalah di sana. Aku tarik napas. “Kenapa harus dijelasin? toh aku juga bukan siapa siapa kamu" Dia terdiam. Tangannya masih memegang tanganku, tapi tak seerat tadi. Aku menyerahkan kotak makan siang yang sejak tadi kugenggam. “Aku cuma mau ngasih bekal. Mungkin kamu lapar.” “Maaf udah ganggu.” Lalu aku melangkah pergi. Di dalam lift, aku baru sadar, tanganku gemetar. Dan di sanalah akhirnya aku bertanya pada diri sendiri "Sejak kapan aku jatuh cinta pada suamiku sendiri?" Pada lelaki yang tinggal satu rumah denganku, tapi tak pernah benar-benar bersamaku. #sunghoon #enhypen #edit #fyp #foryou #viralvideo

About