Lebih tepatnya orang jepang bukan tidak bisa tetapi memiliki keterbatasan dimana banyak yang kesulitan dalam berbahasa Inggris karena berbagai faktor (penyebab) historis, pendidikan, linguistik, dan budaya. Berikut penjelasannya: --- 1. Perbedaan Linguistik yang Signifikan Bahasa Jepang dan bahasa Inggris sangat berbeda secara struktur dan fonologi: Struktur Kalimat: Bahasa Jepang menggunakan pola S-O-V (Subjek-Objek-Kata Kerja), sedangkan bahasa Inggris menggunakan S-V-O (Subjek-Kata Kerja-Objek). Contoh: Jepang: 私はりんごを食べます (Saya apel makan) Inggris: I eat an apple Perbedaan ini membuat pembelajaran terasa asing dan membingungkan bagi penutur Jepang. Fonetik dan Pelafalan: Bahasa Jepang hanya memiliki sekitar 5 vokal dan sedikit konsonan, sementara bahasa Inggris jauh lebih kompleks. Misalnya, bunyi "l" dan "r" tidak dibedakan dalam bahasa Jepang, sehingga "rice" dan "lice" terdengar sama bagi mereka. Tidak Ada Konsep Plural atau Artikel: Bahasa Jepang tidak menggunakan artikel seperti “a,” “an,” atau “the,” dan konsep bentuk jamak biasanya tidak diungkapkan secara eksplisit, yang berbeda dari bahasa Inggris. --- 2. Sistem Pendidikan Bahasa Inggris di Jepang Fokus pada Tes, Bukan Komunikasi: Pendidikan bahasa Inggris di Jepang lebih fokus pada tata bahasa (grammar) dan membaca daripada berbicara dan mendengarkan. Tujuannya lebih untuk lulus ujian, bukan untuk komunikasi nyata. Pengajaran yang Pasif: Banyak pengajaran bahasa Inggris di sekolah-sekolah Jepang masih bersifat hafalan dan ceramah, dengan sedikit latihan praktik lisan. Ini menghambat kemampuan berbicara siswa. Kurangnya Guru yang Fasih: Banyak guru bahasa Inggris di Jepang bukan penutur asli, dan kadang-kadang mereka sendiri tidak cukup fasih. Ini berdampak pada pengajaran pengucapan dan percakapan. --- 3. Budaya dan Psikologi Sosial Takut Salah dan Rasa Malu: Budaya Jepang sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan takut membuat kesalahan yang bisa mempermalukan diri sendiri. Ini membuat banyak orang Jepang enggan berbicara bahasa Inggris karena takut dianggap bodoh. Kerendahan Hati dan Etika Komunikasi: Dalam budaya Jepang, berbicara terlalu banyak atau mencolok bisa dianggap sombong. Ini bertentangan dengan gaya komunikasi bahasa Inggris yang lebih ekspresif. --- 4. Lingkungan yang Kurang Mendukung Kurangnya Eksposur: Sebagian besar masyarakat Jepang tidak memiliki kebutuhan sehari-hari untuk menggunakan bahasa Inggris karena kehidupan dan medianya sangat homogen dan berbahasa Jepang. Penggunaan Bahasa Inggris dalam Kehidupan Nyata Sangat Minim: Meskipun belajar bahasa Inggris sejak sekolah dasar hingga universitas, mereka jarang punya kesempatan mempraktikkannya. --- 5. Faktor Historis dan Nasionalisme Bahasa Ketahanan Budaya terhadap Bahasa Asing: Jepang memiliki sejarah panjang isolasi (zaman Edo) dan kuat dalam menjaga bahasa serta budayanya sendiri. Meskipun kini lebih terbuka, nilai-nilai ini masih memengaruhi. Terjemahan Lokal yang Kuat: Film, buku, dan bahkan perangkat lunak hampir selalu diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, jadi masyarakat jarang perlu memahami bahasa Inggris. --- Kesimpulan Kesulitan orang Jepang dalam berbahasa Inggris bukan karena kurang pintar atau malas, tetapi disebabkan oleh kombinasi faktor bahasa, pendidikan, budaya, dan lingkungan. Upaya reformasi pendidikan dan perubahan pendekatan belajar yang lebih komunikatif sedang berjalan, tetapi proses ini memerlukan waktu dan dukungan sosial-budaya yang lebih luas. #jepang #jjcapcut #jjelitis #edukasi #bahasainggris #pengetahuan #validasi #4u #fyp #xzybca #ilmubermanfaat #edukasi #study #education - @fiqfal_lainnya_