@lamanh686868:

Lâm Anh Bán Đồ Nam
Lâm Anh Bán Đồ Nam
Open In TikTok:
Region: VN
Monday 07 July 2025 04:09:08 GMT
123899
1073
13
17

Music

Download

Comments

anhthu47f1
Thủ Sói ✅ :
1m70 57kg mặc sizi nào vừa ạ
2025-07-29 07:58:10
1
l.qu570
Lê Quý :
70kg thì size bao nhiêu vậy em
2025-07-16 21:15:43
1
khanhduy12059
khánh Duy :
1m72 nặng 65kg sz bnhiu shop
2025-08-11 10:26:39
0
chau.day.ne
Châu đây nè :
Set bộ đẹp xịn ạ
2025-07-07 06:52:07
0
hoanghieu187187
Hoàng Hiếu :
k có màu trắng nhỉ
2025-08-04 08:23:13
0
lng.ha25
Lăng Ha :
😂
2025-07-23 17:33:47
0
chedautrangha
trang :
♥♥♥🥰🥰🥰
2025-08-03 12:56:16
0
hung.linh.klsfj
Hung Linh klsfj :
😁
2025-07-08 05:55:51
0
domanhdinh69
Đỗ Mạnh Đình 69✨ :
🥰🥰🥰🥰🥰
2025-07-09 01:18:44
0
user7393093339107
thắng nguyễn :
bộ đang mặc màu gì nhỉ
2025-07-09 12:10:10
0
monmon220922
Sói Ca :
😋😋😋
2025-07-07 04:13:29
0
To see more videos from user @lamanh686868, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

PART 3 | Pagi itu terasa begitu indah. Jake membangunkanmu dengan teh hangat, mengajakmu sarapan di taman kecil belakang rumah. Kalian tertawa, berbicara soal masa SMA, soal cita-cita konyol yang dulu sempat kalian bicarakan. Untuk sejenak, dunia terasa kembali normal. Jake melihatmu tertawa, dan hatinya berdoa sungguh-sungguh: semoga senyum itu bertahan selamanya. ------ Suatu sore yang cerah, Jake membujukmu keluar rumah. “Kita jalan-jalan sebentar aja ya. Aku janji nggak jauh.” Kamu mengangguk, akhirnya menurut, meski tubuhmu cepat lelah. Kalian pergi ke taman kota, tempat biasa keluarga berkumpul. Jake membentangkan jaketnya di rumput untuk alas duduk, lalu membelikanmu es krim meski kamu sempat menolak. “Sekali-sekali nggak apa-apa,” katanya dengan senyum hangat. Kamu tertawa melihat wajahnya belepotan es krim, dan Jake ikut tertawa sambil pura-pura kesal. Untuk sesaat, kalian kembali jadi remaja SMA yang dulu suka kabur kelas. Tak ada penyakit, tak ada waktu yang menghitung mundur. Hanya kamu dan Jake. Bahagia. ----- Namun kebahagiaan itu runtuh begitu cepat. Saat Jake hendak mengajakmu pulang, kamu tiba-tiba memegangi dadamu. Nafasmu tersengal. Keringat dingin membasahi pelipis. “Y/N? Hei—hei, sayang, lihat aku!” Jake panik, langsung memelukmu. Tubuhmu terkulai, jatuh di lengannya. “Y/N!!” teriak Jake, suaranya pecah. Tanpa pikir panjang, ia menggendongmu, berlari sekencang-kencangnya menuju mobil, lalu melaju gila-gilaan ke rumah sakit. ------ Begitu sampai di rumah sakit, Jake berlari-lari sambil menggendongmu. Suaranya menggema di lorong: “Tolong! Istri saya! Tolong selamatkan dia!” Dokter dan perawat segera mengambil alih, membawamu ke ruang darurat. Jake terhenti di depan pintu yang menutup rapat, dadanya naik turun tak karuan. Tangannya berlumur keringat, rambutnya berantakan, wajahnya kacau penuh panik. Ia berjalan mondar-mandir, sesekali menunduk, berdoa tanpa suara. “Tolong… jangan ambil dia dari aku. Jangan sekarang.” ------ Waktu terasa berjalan sangat lama. Hingga akhirnya, pintu ruang darurat terbuka. Seorang dokter keluar dengan wajah serius, mata penuh simpati. Jake langsung menghampiri. “Gimana? Dia selamat, kan? Istri saya selamat, kan?” Dokter itu terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. “Maaf, kami sudah berusaha menyelamatkan istri anda, tapi sayangnya kanker yang menyebar diseluruh otaknya...tidak dapat lagi kami selamatkan.” Dunia Jake runtuh seketika. Suara di sekelilingnya menghilang, hanya ada dengungan kosong di telinganya. Kakinya lemas, tubuhnya hampir jatuh. “nggak… nggak, nggak mungkin. Kalian pasti salah. Dia masih bisa… dia janji sama saya…” Jake menerobos masuk ke dalam ruangan. Dan di sana, kamu berbaring tenang di ranjang putih, wajahmu damai seakan hanya tidur. Selimut menutupi tubuhmu, monitor jantung sudah tak lagi berbunyi. Jake meraihmu, mengguncang bahumu. “Bangun, Y/N! Hei, ini bukan waktunya tidur! Kita kan masih mau nonton film minggu depan? Kita masih punya banyak tempat yang mau kita datengin, ingat?!” Suaranya pecah jadi jeritan. “JANGAN tinggalin aku!!” Air matanya mengalir deras, jatuh di wajahmu yang dingin. Jake memeluk tubuhmu erat sekali, seolah bisa menghidupkanmu kembali dengan kehangatan. “Y/N, jangan pergi… aku janji jaga kamu, aku janji… tolong jangan tinggalin aku…” Tangisnya menggema di ruangan itu, memecah hening. Dan di balik semua janji, hanya ada satu kenyataan pahit yang tak bisa ia terima: orang yang paling ia cintai sudah pergi selamanya. Suara tangisnya pecah, bergema di ruang yang dingin itu. Semua sudah terlambat. Hari itu, Jake benar-benar kehilangan kamu. Bukan karena cinta hilang… tapi karena takdir sudah merenggutmu pergi. [end] #jake #enhypen #pov #foryou #fyp
PART 3 | Pagi itu terasa begitu indah. Jake membangunkanmu dengan teh hangat, mengajakmu sarapan di taman kecil belakang rumah. Kalian tertawa, berbicara soal masa SMA, soal cita-cita konyol yang dulu sempat kalian bicarakan. Untuk sejenak, dunia terasa kembali normal. Jake melihatmu tertawa, dan hatinya berdoa sungguh-sungguh: semoga senyum itu bertahan selamanya. ------ Suatu sore yang cerah, Jake membujukmu keluar rumah. “Kita jalan-jalan sebentar aja ya. Aku janji nggak jauh.” Kamu mengangguk, akhirnya menurut, meski tubuhmu cepat lelah. Kalian pergi ke taman kota, tempat biasa keluarga berkumpul. Jake membentangkan jaketnya di rumput untuk alas duduk, lalu membelikanmu es krim meski kamu sempat menolak. “Sekali-sekali nggak apa-apa,” katanya dengan senyum hangat. Kamu tertawa melihat wajahnya belepotan es krim, dan Jake ikut tertawa sambil pura-pura kesal. Untuk sesaat, kalian kembali jadi remaja SMA yang dulu suka kabur kelas. Tak ada penyakit, tak ada waktu yang menghitung mundur. Hanya kamu dan Jake. Bahagia. ----- Namun kebahagiaan itu runtuh begitu cepat. Saat Jake hendak mengajakmu pulang, kamu tiba-tiba memegangi dadamu. Nafasmu tersengal. Keringat dingin membasahi pelipis. “Y/N? Hei—hei, sayang, lihat aku!” Jake panik, langsung memelukmu. Tubuhmu terkulai, jatuh di lengannya. “Y/N!!” teriak Jake, suaranya pecah. Tanpa pikir panjang, ia menggendongmu, berlari sekencang-kencangnya menuju mobil, lalu melaju gila-gilaan ke rumah sakit. ------ Begitu sampai di rumah sakit, Jake berlari-lari sambil menggendongmu. Suaranya menggema di lorong: “Tolong! Istri saya! Tolong selamatkan dia!” Dokter dan perawat segera mengambil alih, membawamu ke ruang darurat. Jake terhenti di depan pintu yang menutup rapat, dadanya naik turun tak karuan. Tangannya berlumur keringat, rambutnya berantakan, wajahnya kacau penuh panik. Ia berjalan mondar-mandir, sesekali menunduk, berdoa tanpa suara. “Tolong… jangan ambil dia dari aku. Jangan sekarang.” ------ Waktu terasa berjalan sangat lama. Hingga akhirnya, pintu ruang darurat terbuka. Seorang dokter keluar dengan wajah serius, mata penuh simpati. Jake langsung menghampiri. “Gimana? Dia selamat, kan? Istri saya selamat, kan?” Dokter itu terdiam sejenak, lalu menggeleng pelan. “Maaf, kami sudah berusaha menyelamatkan istri anda, tapi sayangnya kanker yang menyebar diseluruh otaknya...tidak dapat lagi kami selamatkan.” Dunia Jake runtuh seketika. Suara di sekelilingnya menghilang, hanya ada dengungan kosong di telinganya. Kakinya lemas, tubuhnya hampir jatuh. “nggak… nggak, nggak mungkin. Kalian pasti salah. Dia masih bisa… dia janji sama saya…” Jake menerobos masuk ke dalam ruangan. Dan di sana, kamu berbaring tenang di ranjang putih, wajahmu damai seakan hanya tidur. Selimut menutupi tubuhmu, monitor jantung sudah tak lagi berbunyi. Jake meraihmu, mengguncang bahumu. “Bangun, Y/N! Hei, ini bukan waktunya tidur! Kita kan masih mau nonton film minggu depan? Kita masih punya banyak tempat yang mau kita datengin, ingat?!” Suaranya pecah jadi jeritan. “JANGAN tinggalin aku!!” Air matanya mengalir deras, jatuh di wajahmu yang dingin. Jake memeluk tubuhmu erat sekali, seolah bisa menghidupkanmu kembali dengan kehangatan. “Y/N, jangan pergi… aku janji jaga kamu, aku janji… tolong jangan tinggalin aku…” Tangisnya menggema di ruangan itu, memecah hening. Dan di balik semua janji, hanya ada satu kenyataan pahit yang tak bisa ia terima: orang yang paling ia cintai sudah pergi selamanya. Suara tangisnya pecah, bergema di ruang yang dingin itu. Semua sudah terlambat. Hari itu, Jake benar-benar kehilangan kamu. Bukan karena cinta hilang… tapi karena takdir sudah merenggutmu pergi. [end] #jake #enhypen #pov #foryou #fyp

About