#POV Sejak kecil, hidupmu berjalan dengan tenang. Sebagai anak tunggal dari keluarga terpandang, kamu dibesarkan dengan segala kasih sayang dan kemewahan. Tapi semuanya berubah saat usiamu menginjak 12 tahun. Hari itu, kedua orang tuamu pulang dari sebuah panti asuhan, membawa seorang anak laki-laki berusia 10 tahun. Namanya Jungwon. Mereka bilang, mulai hari itu, dia akan menjadi bagian dari keluarga kalian. Kamu tidak menolak. Bahkan kamu menyambutnya dengan senyum. Meski kamu harus berbagi perhatian yang dulu hanya milikmu, kamu tetap menyayangi Jungwon seperti adik kandungmu sendiri. Jungwon, yang awalnya pemalu dan canggung, perlahan mulai membuka diri. Dia mulai memanggilmu “kakak,” dan sejak itu kalian menjadi sangat dekat. Tak ada yang aneh—sampai kalian tumbuh remaja. Saat kamu berusia 18 tahun dan Jungwon 16 tahun, kalian bersekolah di tempat yang sama. karena kedekatan kalian, teman-teman mulai bergosip. Mereka mengira kalian sepasang kekasih, bukan kakak-beradik. Kamu hanya menanggapinya dengan senyum, karena kamu tahu hubungan kalian bersih. Tapi rupanya, tidak semua orang melihatnya sama. Suatu hari, seorang teman laki-lakimu menggoda dengan candaan ringan di sekolah. Kamu tak terlalu memedulikannya. Tapi sore itu, dia ditemukan dengan wajah lebam. Jungwon dipanggil ke ruang BK, dan saat ditanya mengapa dia melakukan itu, jawabannya tegas. “Karena dia berani mengganggu kakak saya. Kalau ada yang ganggu kakak saya, berarti dia juga harus berurusan dengan saya.” Kamu terkejut. Saat pulang, kamu menegur Jungwon dengan nada tinggi. Tapi bukannya membela diri, dia hanya menunduk—lalu menangis. “Kakak tega marahi aku…” “Bukan marah, Dek. Kakak cuma takut kamu kenapa-kenapa…” kamu langsung memeluk nya. Sejak itu, sifatnya berubah. Ia menjadi sangat protektif. Terlalu, bahkan. Sampai usia mu 23 tahun, dia semakin protektif. Kamu tak bisa lagi berpakaian sembarangan tanpa dikomentari olehnya. Bila ingin pergi bersama teman-teman, orang tuamu memang mengizinkan, tapi mereka selalu berkata, “Tanyakan dulu pada Jungwon, ya.” Dan saat kamu meminta izin padanya, jawabannya seringkali “tidak.” Kalaupun diizinkan, ia akan ikut serta—dan memastikan tak ada seorang pun laki-laki mendekatimu. Kamu tak boleh pulang terlalu malam, dan semua gerak-gerikmu seakan dalam pengawasannya. Saat kamu bertanya, dia hanya berkata, “Kakak itu perempuan, harus dijaga." Dan seperti biasa, kamu mengangguk. Kamu percaya, dia melakukan semua itu karena rasa sayang seorang adik. Hingga suatu malam, kamu pulang lebih larut dari biasanya. Seorang laki-laki asing sempat mengganggumu di jalan. Tak lama, laki-laki itu ditemukan babak belur. Kamu sudah bisa menebak siapa yang melakukannya. Tapi yang membuatmu panik bukan itu—melainkan Jungwon yang pulang dalam keadaan terluka parah. Wajahnya penuh memar, dan tubuhnya lemas karena demam tinggi. Kamu segera merawatnya. “Kenapa kamu harus sekeras ini, Dek…” “Karena aku gak akan membiarkan siapa pun menyentuh kakak. Gak akan pernah.” Saat kamu mengompres kepalanya, ponselnya tergeletak di dekatmu. Kamu ragu. Tapi entah kenapa, tanganmu bergerak membuka kunci layarnya. Dan di situlah kamu menemukannya. Wallpaper ponselnya adalah fotomu. Galerinya dipenuhi gambarmu, dari foto biasa, selfie, bahkan tangkapan layar dari akun media sosialmu. Kontakmu disimpan bukan dengan namamu, tapi dengan nama yang membuat dadamu sesak: "Satu-satunya milikku." Lalu kamu menemukan rekaman suara—suaranya, penuh ancaman dan kemarahan. “Kalau lo ganggu dia lagi, gue gak akan segan-segan habisi lo. gak ada yang boleh menyentuh perempuan yang gue cintai. Gak ada.” Tanganmu gemetar. Kamu memandang wajah adikmu yang tengah tertidur lemah di sofa, wajah yang dulu kamu anggap polos dan manis. Selama ini kamu mengira dia hanya terlalu menyayangimu. Tapi kenyataannya... dia mencintaimu. Bukan sebagai seorang kakak. Melainkan sebagai miliknya. Dan sekarang, kamu tak tahu harus merasa apa. (+komen) #pov #jungwon #enhypen #foryou #dark #fyp #foryoupage #4u #jungwon - @halohaasiaa