@dhanihd_0: Siapa nih yang sudah pernah Jadi korban AUG9 #Arenabreakout #ArenabreakoutID #arenabreakouts9 #ABYEAR2 #norulesinthestorm

DhaniHD
DhaniHD
Open In TikTok:
Region: ID
Thursday 17 July 2025 14:15:21 GMT
3271
76
9
10

Music

Download

Comments

cavendish025
WithMe :
🗿🗿
2025-07-18 01:35:42
4
wildhuntpeak
odd🍋🌊 :
perang T3 gw kemaren jir
2025-07-26 01:49:41
0
santos_mt3
🫵😂 Santos™ :
essa arma mal chegou e tá tacando o terror ☠️
2025-07-17 18:13:36
2
To see more videos from user @dhanihd_0, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Layangan Pitu‑Pitu Bugis: Sang Maestro Aduan Bersuara Tradisional Layangan Pitu‑Pitu merupakan warisan khas masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan—terutama di Wajo, Bone, dan Soppeng. Namanya berasal dari bahasa Bugis, “pitu” yang berarti tujuh, merujuk pada karakter bunyi kompleks yang dihasilkan saat layangan ini diadu di udara  . Asal-usul dan Filosofi: Selain menjadi permainan adu benang, Pitu‑Pitu juga merepresentasikan kearifan budaya Bugis. Layangan ini melambangkan keberanian, adu strategi, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Adanya suara yang keluar dari layangan menandakan kontrol dan kecakapan pembuatnya  . Apa yang Membuatnya Bersuara? Desain rangka, pita, dan bahan bambu menciptakan tubuh layangan seperti resonator alami. Saat narik tajam atau “ngebandang”, angin mengalir melalui rongga tersebut dan menghasilkan bunyi bernada—bisa jadi bass, nadanya gemetar, atau melengking. Inilah yang membuat suaranya menjadi bagian dari pengalaman aduan, bukan hanya aksesoris tambahan  . Keunikan Nada “Pitu” Konon, Pitu‑Pitu bisa menghasilkan hingga tujuh nada berbeda, tergantung: Bentuk rangka dan lubangnya Tegangan benang saat narik Kekuatan dan arah angin Tingkat ketenangan pembuat (diperlukan dalam proses pembuatan)  . Kini banyak konten di YouTube dan TikTok yang menyorot keunikan suara Pitu‑Pitu. Mengapa Layangan Ini Istimewa? Asli dan bukan modifikasi: Pitu‑Pitu dirancang dari awal untuk aduan dan suara. Resonansi alami: Pita, bambu dan getaran udara bekerja seperti “speaker” alami. Ragam nada: Berbeda dengan layangan aduan lain yang senyap, suaranya terang dan jadi ciri khas. Warisan budaya: Menyimpan filosofi, cerita, dan fungsi sosial adat Bugis. #pitupitubugis #layangan #sendaren #bugis #diều_sáo_việt_nam #fyp
Layangan Pitu‑Pitu Bugis: Sang Maestro Aduan Bersuara Tradisional Layangan Pitu‑Pitu merupakan warisan khas masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan—terutama di Wajo, Bone, dan Soppeng. Namanya berasal dari bahasa Bugis, “pitu” yang berarti tujuh, merujuk pada karakter bunyi kompleks yang dihasilkan saat layangan ini diadu di udara . Asal-usul dan Filosofi: Selain menjadi permainan adu benang, Pitu‑Pitu juga merepresentasikan kearifan budaya Bugis. Layangan ini melambangkan keberanian, adu strategi, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Adanya suara yang keluar dari layangan menandakan kontrol dan kecakapan pembuatnya . Apa yang Membuatnya Bersuara? Desain rangka, pita, dan bahan bambu menciptakan tubuh layangan seperti resonator alami. Saat narik tajam atau “ngebandang”, angin mengalir melalui rongga tersebut dan menghasilkan bunyi bernada—bisa jadi bass, nadanya gemetar, atau melengking. Inilah yang membuat suaranya menjadi bagian dari pengalaman aduan, bukan hanya aksesoris tambahan . Keunikan Nada “Pitu” Konon, Pitu‑Pitu bisa menghasilkan hingga tujuh nada berbeda, tergantung: Bentuk rangka dan lubangnya Tegangan benang saat narik Kekuatan dan arah angin Tingkat ketenangan pembuat (diperlukan dalam proses pembuatan) . Kini banyak konten di YouTube dan TikTok yang menyorot keunikan suara Pitu‑Pitu. Mengapa Layangan Ini Istimewa? Asli dan bukan modifikasi: Pitu‑Pitu dirancang dari awal untuk aduan dan suara. Resonansi alami: Pita, bambu dan getaran udara bekerja seperti “speaker” alami. Ragam nada: Berbeda dengan layangan aduan lain yang senyap, suaranya terang dan jadi ciri khas. Warisan budaya: Menyimpan filosofi, cerita, dan fungsi sosial adat Bugis. #pitupitubugis #layangan #sendaren #bugis #diều_sáo_việt_nam #fyp

About