@winni3thebunny: I can feel my heartbeat in my toes (can’t)

Winnie
Winnie
Open In TikTok:
Region: US
Friday 18 July 2025 14:19:08 GMT
7207
604
13
12

Music

Download

Comments

dedicatedtotheworld
Evie :
Ok ur apartment is cute as hell tho
2025-07-18 14:58:40
5
jojo.7057
🫧 :
love the room
2025-07-18 14:21:36
0
imsleepyish
𝕽𝖔𝖇𝖇𝖞 :
That is a cool set up
2025-08-10 05:50:32
0
commun1zzam
iz :
The amount of job interviews I’ve never shown up to out of pure anxiousness 😭
2025-07-18 16:49:57
0
lifelessrose
C :
I recently threw up A LOT right before an interview because I was so scared😭
2025-07-21 13:50:14
0
rachael_arianna
rachael :) :
How are we supposed to live if 4 hours before work I’m already have a heart attack
2025-07-18 14:33:54
0
winyl_
winyl :
Girl same, I developed a panic attack disorder during my year long unemployment thanks to interviews 🥲
2025-07-18 14:24:24
0
jaidenknowsbest
j :
i’ve wanted a new job for a year and a half but i WILL NOT interview. ugh
2025-07-18 15:42:37
2
reginald_fatbottom
Its_Just_A_Storm_Dick_Settle :
Can?
2025-07-18 14:21:34
0
thalllover33
thall ⛧ :
i have to fully convince myself that i am in a roblox game trying to get hired at someone else’s tycoon and go from there 😭🙏
2025-07-18 16:13:16
1
l.j167
pp :
I haven’t seen you inna minute 😭
2025-07-18 14:25:21
0
loganarc00
loganarc00 :
huh?
2025-07-18 15:20:16
0
To see more videos from user @winni3thebunny, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

rame gak ya 🤔☕🗿 Tentara infanteri Rusia yang mirip zombie menghadapi tentara Jerman dalam pertarungan yang mengerikan sampai akhir dalam peristiwa yang dikenal sebagai Serangan Orang-Orang Mati/“Attack Of The Dead Men”. Kedengarannya kisah tersebut seperti thema surealis dari sampul album heavy metal, yang memang faktanya Grup Band Metal Sabaton membuat lagu tentang kejadian itu, tetapi kisah itu adalah memang kisah nyata, dan itu terjadi pada tahun 1915 selama Perang Dunia Il.Tanggal 6 Agustus tahun 2015 menandai peringatan 100 tahun dari peristiwa “Serangan Orang-Orang Mati (Attack Of The Dead Man)” yang terkenal, yakni sebuah serangan balik yang dilakukan oleh pasukan Kompi ke-13 dari Resimen ke-226 Zemlyansky, yang selamat dari serangan gas Jerman selama serangan di benteng Osowiec, Polandia tanggal 6 Agustus 1915. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Saat itu adalah tahun kedua perang, dimana situasi di Front Timur tidak menguntungkan bagi Rusia. Pada tanggal 1 Mei 1915, setelah serangan gas di wilayah Gorlitsa, Tentara Jerman berhasil menerobos posisi pertahanan Rusia, dan serangan besar-besaran oleh pasukan Jerman dan Austria segera dimulai. Akibatnya, wilayah kekuasaan Russia di Polandia, Lituania, Galicia, sebagian Latvia, dan Belarusia kemudian ditinggalkan. Hanya dari jumlah tawanan saja, tentara kekaisaran Rusia kehilangan 1,5 juta orang, dan total kerugian pada tahun 1915 (tidak termasuk korban dari tahun 1914) berjumlah sekitar 3 juta orang terbunuh, terluka, dan ditawan. Namun, apakah gerak mundur besar pasukan Russia tahun 1915 merupakan sebuah pelarian yang memalukan.Sejarawan militer terkemuka A. Kersnovsky menulis tentang penerobosan pasukan Jerman di Gorlitsa pada periode yang sama: “Saat fajar pada tanggal 4 April, tentara Austria-Hongaria ke-4 dan tentara Jerman ke-XI menyerang korps ke-9 dan ke-10 di Danube dan di Gorlitsa. Seribu senjata artileri — termasuk yang berkaliber 17 inci (42 cm) bernama Big Bertha— menghujani parit dangkal kami di depan dengan lautan api, setelah itu pasukan infanteri Mackensen (Jerman) dan Archduke Joseph Ferdinand (Austro-Hongaria) bergegas menyerang. Melawan masing-masing korps kami adalah untuk satuan setingkat tentara, melawan masing-masing brigade kami adalah unit seukuran korps, sedangkan yang melawan masing-masing resimen kami adalah pasukan setingkat divisi. Didorong oleh nyaris tidak adanya tanggapan dari senjata artileri kami, musuh menganggap semua kekuatan pasukan kami telah dilenyapkan. Tetapi dari parit yang hancur, sekelompok orang yang setengah bertaburan dengan tanah naik keatas parit – yakni sisa-sisa pasukan dari resimen ke-35, 42, 31 dan divisi ke-61 yang sudah berantakan, tetapi belum hancur. Tampaknya para fusilier Zorndorf bangkit dari kubur mereka. Dengan penuh keberanian, mereka melancarkan pukulan dan mencegah malapetaka menimpa semua angkatan bersenjata Rusia.”Tentara Rusia mundur pada tahun 1915, lebih karena mengalami kekurangan peluru dan senjata. Sebagian besar, kaum industrialis Rusia adalah patriot liberal yang berteriak “Berikan (Selat) Dardanelles!” dan pada tahun 1914 mereka dituntut untuk menyediakan bagi tentara Russia kekuatan untuk merebut kemenangan. Namun mereka terbukti tidak mampu mengatasi kekurangan senjata dan peluru. Di tempat dimana mereke melakukan penerobosan, tentara Jerman telah menembakkan hingga satu juta peluru artileri. Sementara itu, artileri Rusia hanya dapat membalas seratus tembakan Jerman hanya dengan sepuluh tembakan balasan. Rencana untuk memenuhi kebutuhan tentara Rusia dengan artileri gagal dilakukan: alih-alih 1500 meriam yang diberikan, mereka hanya menerima … 88. Meski demikian seorang tentara Rusia yang secara teknis rata-rata bersenjata buruk, dan buta huruf dibandingkan dengan seorang tentara Jerman, tetap berupaya melakukan apa yang dia bisa untuk menyelamatkan negara. Mereka menebus kesalahan pihak berwenang, kemalasan dan kepentingan pribadi orang-orang
rame gak ya 🤔☕🗿 Tentara infanteri Rusia yang mirip zombie menghadapi tentara Jerman dalam pertarungan yang mengerikan sampai akhir dalam peristiwa yang dikenal sebagai Serangan Orang-Orang Mati/“Attack Of The Dead Men”. Kedengarannya kisah tersebut seperti thema surealis dari sampul album heavy metal, yang memang faktanya Grup Band Metal Sabaton membuat lagu tentang kejadian itu, tetapi kisah itu adalah memang kisah nyata, dan itu terjadi pada tahun 1915 selama Perang Dunia Il.Tanggal 6 Agustus tahun 2015 menandai peringatan 100 tahun dari peristiwa “Serangan Orang-Orang Mati (Attack Of The Dead Man)” yang terkenal, yakni sebuah serangan balik yang dilakukan oleh pasukan Kompi ke-13 dari Resimen ke-226 Zemlyansky, yang selamat dari serangan gas Jerman selama serangan di benteng Osowiec, Polandia tanggal 6 Agustus 1915. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimana peristiwa itu bisa terjadi? Saat itu adalah tahun kedua perang, dimana situasi di Front Timur tidak menguntungkan bagi Rusia. Pada tanggal 1 Mei 1915, setelah serangan gas di wilayah Gorlitsa, Tentara Jerman berhasil menerobos posisi pertahanan Rusia, dan serangan besar-besaran oleh pasukan Jerman dan Austria segera dimulai. Akibatnya, wilayah kekuasaan Russia di Polandia, Lituania, Galicia, sebagian Latvia, dan Belarusia kemudian ditinggalkan. Hanya dari jumlah tawanan saja, tentara kekaisaran Rusia kehilangan 1,5 juta orang, dan total kerugian pada tahun 1915 (tidak termasuk korban dari tahun 1914) berjumlah sekitar 3 juta orang terbunuh, terluka, dan ditawan. Namun, apakah gerak mundur besar pasukan Russia tahun 1915 merupakan sebuah pelarian yang memalukan.Sejarawan militer terkemuka A. Kersnovsky menulis tentang penerobosan pasukan Jerman di Gorlitsa pada periode yang sama: “Saat fajar pada tanggal 4 April, tentara Austria-Hongaria ke-4 dan tentara Jerman ke-XI menyerang korps ke-9 dan ke-10 di Danube dan di Gorlitsa. Seribu senjata artileri — termasuk yang berkaliber 17 inci (42 cm) bernama Big Bertha— menghujani parit dangkal kami di depan dengan lautan api, setelah itu pasukan infanteri Mackensen (Jerman) dan Archduke Joseph Ferdinand (Austro-Hongaria) bergegas menyerang. Melawan masing-masing korps kami adalah untuk satuan setingkat tentara, melawan masing-masing brigade kami adalah unit seukuran korps, sedangkan yang melawan masing-masing resimen kami adalah pasukan setingkat divisi. Didorong oleh nyaris tidak adanya tanggapan dari senjata artileri kami, musuh menganggap semua kekuatan pasukan kami telah dilenyapkan. Tetapi dari parit yang hancur, sekelompok orang yang setengah bertaburan dengan tanah naik keatas parit – yakni sisa-sisa pasukan dari resimen ke-35, 42, 31 dan divisi ke-61 yang sudah berantakan, tetapi belum hancur. Tampaknya para fusilier Zorndorf bangkit dari kubur mereka. Dengan penuh keberanian, mereka melancarkan pukulan dan mencegah malapetaka menimpa semua angkatan bersenjata Rusia.”Tentara Rusia mundur pada tahun 1915, lebih karena mengalami kekurangan peluru dan senjata. Sebagian besar, kaum industrialis Rusia adalah patriot liberal yang berteriak “Berikan (Selat) Dardanelles!” dan pada tahun 1914 mereka dituntut untuk menyediakan bagi tentara Russia kekuatan untuk merebut kemenangan. Namun mereka terbukti tidak mampu mengatasi kekurangan senjata dan peluru. Di tempat dimana mereke melakukan penerobosan, tentara Jerman telah menembakkan hingga satu juta peluru artileri. Sementara itu, artileri Rusia hanya dapat membalas seratus tembakan Jerman hanya dengan sepuluh tembakan balasan. Rencana untuk memenuhi kebutuhan tentara Rusia dengan artileri gagal dilakukan: alih-alih 1500 meriam yang diberikan, mereka hanya menerima … 88. Meski demikian seorang tentara Rusia yang secara teknis rata-rata bersenjata buruk, dan buta huruf dibandingkan dengan seorang tentara Jerman, tetap berupaya melakukan apa yang dia bisa untuk menyelamatkan negara. Mereka menebus kesalahan pihak berwenang, kemalasan dan kepentingan pribadi orang-orang

About