@.aep.chxrlie: Brutal. | Joe goldberg poster boy edit | #joegoldberg #posterboy #edit #chrishemsworth #fyp #pennbadgley

chxrlie
chxrlie
Open In TikTok:
Region: GB
Saturday 19 July 2025 17:18:34 GMT
23390
2120
71
135

Music

Download

Comments

aep.dxvid
𝙖𝙚𝙥.𝙙𝙭𝙫𝙞𝙙 :
“Just be a 5’7 stalker” brutal
2025-07-19 17:20:38
48
rookie.aep01
Rookie :
Missed opportunity to edit thor 💔
2025-07-20 22:09:25
7
dedits.vfx
DEDITS :
Who is the best serial killer?⬇️
2025-07-19 17:22:07
8
valid.4
𝐕𝐀𝐋𝐈𝐃 :
bro so clean
2025-07-19 21:25:08
4
aep.kgdd
𝙆𝙂𝘿𝙑𝙁𝙓 :
Joe mogs me Joe goonberg Conner gooner boomer gooner hehehheehehhe wjyiwkxjosdjwodlxldwllylwlwldldod m-m-m massive lowww taper KHABIB MURGODAVNDODJ WAY JSJDYIKWJ I SCENE DESERVE EVERY DEV EVERY DOES DEVS POSTER BOY JOE GOONERBERG
2025-07-19 21:07:30
0
lamthepot7
𝕷𝖆𝖒𝖙𝖍𝖊𝖕𝖔𝖙 :
Cold edit lil 😎
2025-07-19 17:49:55
1
tess_aep
𝙩𝙚𝙨𝙨 :
Next edit: Best serial killer oat
2025-07-20 17:47:16
1
darwinthegoat
Darwin :
5'9 gooner vs 6'3 asgardian
2025-08-07 09:27:08
2
coopdanoob.cc
𝓒𝓸𝓸𝓹𝓭𝓪𝓷𝓸𝓸𝓫.𝓬𝓬 :
“Just goon” brutal
2025-07-19 17:36:10
1
ahmedboukhamssen
A7md50 :
“Just last 8 seconds” brutal
2025-08-18 05:34:28
0
jylofilmz
𝑱𝒚𝒍𝒐 :
So fire brotha 🔥🔥
2025-07-19 18:27:03
1
_dxtr2
️DXTR :
Peak edit
2025-07-19 21:03:08
2
smlz.vfx
smlz.vfx :
So fire
2025-07-19 17:20:53
1
mvs.prodz
𝐦𝐯𝐬.𝐚𝐞 :
Fireeee 🙏
2025-07-19 17:25:25
1
b3har_aep
𝐁𝟑𝐇𝐀𝐑.𝐀𝐄 :
Peak chxrlie 🙏
2025-07-20 08:29:23
1
buniusia
🐴🧸Gosia🧸🐴 :
How this isn’t viral?!
2025-07-25 17:53:22
1
chainik31
you :
Hello, 𝒀𝑶𝑼
2025-07-20 14:23:31
2
shadowghost2011
𝓐𝓻𝓲𝔃𝓾𝓷𝓸🐉 :
So underrated 🔥🔥🔥
2025-07-19 17:22:08
1
bineymoser02
Biney :
Cooked like always🔥
2025-07-19 19:54:21
0
aeflash21
aepallen🇵🇸 :
PEAK❤️🥰
2025-07-20 00:49:31
0
yassinehammouda06
y.h :
2025-08-16 22:39:41
0
bob_bob250
sackboynoir :
no
2025-08-07 05:41:32
0
gjinevra
️     ️ :
2025-07-24 17:10:18
0
scofield.editsz
Scofield.editsz :
Do the massive trend 🙏
2025-07-19 18:06:03
0
To see more videos from user @.aep.chxrlie, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Malam itu, langit Makkah bertabur bintang, tetapi seorang pemuda bernama Muhammad bin Abdullah diliputi harap dan doa. Di dalam keheningan, ia memikirkan seorang wanita yang telah lama ia kagumi, Ummu Hani' binti Abu Thalib. Sejak kecil, Muhammad dan Ummu Hani' tumbuh bersama. Mereka berasal dari keluarga yang sama, bermain di halaman rumah Abu Thalib, dan saling mengenal dalam kedekatan yang suci. Bagi Muhammad, Ummu Hani' bukan hanya sepupu, tetapi juga wanita yang ia hormati dan ia cintai dengan tulus. Dengan hati penuh keyakinan, Muhammad mengutarakan niatnya kepada Abu Thalib. Ia ingin melamar Ummu Hani' dan menjadikannya pendamping hidupnya. Namun takdir berkata lain. Abu Thalib, meski mencintai Muhammad seperti anaknya sendiri, menatapnya dengan penuh kasih, tetapi juga dengan kebijaksanaan seorang ayah. Dengan lembut namun tegas, ia berkata:
Malam itu, langit Makkah bertabur bintang, tetapi seorang pemuda bernama Muhammad bin Abdullah diliputi harap dan doa. Di dalam keheningan, ia memikirkan seorang wanita yang telah lama ia kagumi, Ummu Hani' binti Abu Thalib. Sejak kecil, Muhammad dan Ummu Hani' tumbuh bersama. Mereka berasal dari keluarga yang sama, bermain di halaman rumah Abu Thalib, dan saling mengenal dalam kedekatan yang suci. Bagi Muhammad, Ummu Hani' bukan hanya sepupu, tetapi juga wanita yang ia hormati dan ia cintai dengan tulus. Dengan hati penuh keyakinan, Muhammad mengutarakan niatnya kepada Abu Thalib. Ia ingin melamar Ummu Hani' dan menjadikannya pendamping hidupnya. Namun takdir berkata lain. Abu Thalib, meski mencintai Muhammad seperti anaknya sendiri, menatapnya dengan penuh kasih, tetapi juga dengan kebijaksanaan seorang ayah. Dengan lembut namun tegas, ia berkata: "Wahai Muhammad, engkau adalah seorang yang mulia, tetapi aku telah menjodohkan Ummu Hani' dengan seorang dari kaumnya, Hubayrah bin Abi Wah." Hati Muhammad sejenak terasa berat. Namun, seperti biasa, beliau tidak pernah mempertanyakan takdir. Ia tidak memohon, tidak memaksa, dan tidak menunjukkan kekecewaan yang berlebihan. Dengan kelembutan hati yang luar biasa, ia menerima keputusan itu dengan ikhlas. Karena cinta sejati bukanlah tentang memiliki, tetapi tentang merelakan. Tahun-tahun berlalu. Muhammad menerima Wahyu dan diangkat menjadi Rasulallah SAW. Hidupnya dipenuhi dengan perjuangan, sementara Ummu Hani' menjalani hidupnya sebagai istri Hubayrah bin Abi Wahb. Namun, ketika Fathu Makkah tiba, dan Islam menyebar ke seluruh jazirah Arab, nasib Ummu Hani' berubah. Suaminya, Hubayrah, yang masih dalam kekafiran, meninggalkan dan melarikan diri. Di hari yang penuh kemenangan itu, Ummu Hani' datang kepada Rasulullah SAW, meminta perlindungan bagi beberapa kerabatnya yang takut akan pembalasan. Dengan penuh kasih, Rasulullah SAW menenangkannya, "Kami telah memberi perlindungan kepada siapa yang engkau lindungi, wahai Ummu Hani'." Di dalam hatinya, Ummu Hani' tahu bahwa pria yang berdiri di hadapannya bukan hanya sepupunya, tetapi seorang utusan Allah SWT yang penuh kasih sayang. Rasulullah SAW, yang dulu pernah melamarnya, kini telah menjadi pemimpin bagi seluruh umat Islam. Dan hari itu, untuk kedua kalinya, Rasulullah SAW kembali mengungkapkan keinginannya untuk menikahi Ummu Hani'. Ummu Hani' merasakan hatinya bergetar. Ia masih mencintai Rasulullah SAW. Bagaimana mungkin ia tidak mencintai lelaki yang paling mulia, yang hatinya penuh kelembutan? Namun, disaat yang sama, ia juga sadar akan keadaannya. Ia telah menjadi seorang ibu dari banyak anak. Dan ia tahu bahwa menjadi istri Rasulullah SAW bukan hanya berarti menjadi seorang pendamping biasa, itu adalah amanah besar, yang membutuhkan dedikasi dan pengorbanan. Dengan mata berkaca-kaca dan suara yang gemetar, Ummu Hani' berkata: "Wahai Rasulullah, sungguh aku mencintaimu seperti yang engkau ketahui. Namun, aku telah memiliki tanggung jawab terhadap anak-anakku. Aku khawatir jika aku menikah, aku tidak bisa memenuhi hak-hakmu sebagai suami sebagaimana mestinya." Keheningan menyelimuti ruangan. Rasulullah SAW menatapnya dengan penuh kelembutan. Tak ada amarah, tak ada kekecewaan. Hanya keikhlasan. Beliau tersenyum tipis, lalu berkata dengan suara yang tenang, "Semoga Allah memberkahimu, Ummu Hani'. Aku mendoakanmu agar selalu dalam lindungan-Nya." Ummu Hani' menundukkan kepala. Air mata perlahan mengalir, tetapi bukan karena kesedihan semata, melainkan karena kebesaran hati seorang Rasul. Cinta Rasulullah SAW adalah cinta yang penuh keikhlasan. Ia pernah mencintai Ummu Hani', namun ketika Allah mentakdirkan jalan yang berbeda, ia menerimanya dengan lapang dada. Bahkan saat Ummu Hani' menolaknya untuk kedua kalinya, beliau tidak merasa ditolak, karena cintanya tak bergantung pada kepemilikan. Sumber: Sirah Nabawiyah #sejarah #sejarahislam #quetsislamic #rasulullah_saw #fyp

About