@peypeyyzha_25:

𝕱𝖗𝖊𝖞𝖟𝖍𝖎𝖆
𝕱𝖗𝖊𝖞𝖟𝖍𝖎𝖆
Open In TikTok:
Region: ID
Saturday 19 July 2025 18:50:50 GMT
858
44
0
5

Music

Download

Comments

There are no more comments for this video.
To see more videos from user @peypeyyzha_25, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

#fyp #foryou #foryoupage #fypシ゚viral #tiktok  Ratusan Anak Menari di Halaman Museum: Protes Kreatif Tolak Alih Fungsi Gedung Kesenian Probolinggo
 
 PROBOLINGGO – Ratusan anak di Kota Probolinggo turun ke jalan, bukan dengan teriakan, melainkan dengan hentakan kaki dan liukan tari. Rabu (27/8/2025) sore, halaman Museum Probolinggo mendadak jadi panggung terbuka.
 
 Sekitar 500 anak dari berbagai sanggar menari di bawah terik aspal panas — sebuah simbol penolakan terhadap kebijakan kontroversial: alih fungsi Gedung Kesenian menjadi lapangan tenis indoor.
 
 Aksi ini bukan sekadar latihan. Anak-anak, pelatih, hingga orang tua hadir untuk menunjukkan bahwa seni masih hidup dan dibutuhkan. Bahwa gedung kesenian bukanlah bangunan kosong seperti yang kerap jadi dalih.
 
 “Seru latihan di luar, tapi kaki sakit. Saya sedih Gedung Kesenian dipindah. Saya sudah sering latihan di sana,” ungkap Yanis (10), murid SD yang sejak TK tekun menari. Ucapan polos itu seakan menampar kebijakan yang lahir tanpa mendengar suara para pegiat seni.
 
 Di sisi lain, para orang tua tak kalah kecewa. Indah, warga Kelurahan Jati, menyesalkan pemerintah yang tidak pernah melibatkan mereka.
 
 “Kenapa kita nggak diajak rembukan? Anak saya sudah bertahun-tahun latihan tari, sering ikut lomba. Kalau dipindah-pindah, jelas merugikan. Kami hanya ingin anak-anak tetap punya ruang berkesenian,” katanya dengan nada kesal.
 
 Komite Tari Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro) menegaskan aksi ini adalah bukti nyata aktivitas seni masih berjalan.
 
 “Ini loh, yang terjadi di dalam gedung. Anak-anak menari, berkesenian. Kalau ada yang bilang gedung tidak dimanfaatkan, itu kebohongan,” tegas Yuyun Widowati, Komite Tari DKKPro.
 
 Yuyun menambahkan, pihaknya sudah bertemu DPRD dan berencana melanjutkan audiensi dengan Wali Kota.
 
 Namun bagi mereka, aksi tari di museum sudah cukup membuktikan: alih fungsi Gedung Kesenian sama saja mematikan denyut kebudayaan di kota ini.
 
 Halaman museum malam itu bukan sekadar ruang latihan. Ia berubah menjadi panggung protes. Hentakan kaki kecil ratusan anak seakan menyuarakan kekecewaan besar: Kota Probolinggo nyaris kehilangan rumah seninya.
#fyp #foryou #foryoupage #fypシ゚viral #tiktok Ratusan Anak Menari di Halaman Museum: Protes Kreatif Tolak Alih Fungsi Gedung Kesenian Probolinggo PROBOLINGGO – Ratusan anak di Kota Probolinggo turun ke jalan, bukan dengan teriakan, melainkan dengan hentakan kaki dan liukan tari. Rabu (27/8/2025) sore, halaman Museum Probolinggo mendadak jadi panggung terbuka. Sekitar 500 anak dari berbagai sanggar menari di bawah terik aspal panas — sebuah simbol penolakan terhadap kebijakan kontroversial: alih fungsi Gedung Kesenian menjadi lapangan tenis indoor. Aksi ini bukan sekadar latihan. Anak-anak, pelatih, hingga orang tua hadir untuk menunjukkan bahwa seni masih hidup dan dibutuhkan. Bahwa gedung kesenian bukanlah bangunan kosong seperti yang kerap jadi dalih. “Seru latihan di luar, tapi kaki sakit. Saya sedih Gedung Kesenian dipindah. Saya sudah sering latihan di sana,” ungkap Yanis (10), murid SD yang sejak TK tekun menari. Ucapan polos itu seakan menampar kebijakan yang lahir tanpa mendengar suara para pegiat seni. Di sisi lain, para orang tua tak kalah kecewa. Indah, warga Kelurahan Jati, menyesalkan pemerintah yang tidak pernah melibatkan mereka. “Kenapa kita nggak diajak rembukan? Anak saya sudah bertahun-tahun latihan tari, sering ikut lomba. Kalau dipindah-pindah, jelas merugikan. Kami hanya ingin anak-anak tetap punya ruang berkesenian,” katanya dengan nada kesal. Komite Tari Dewan Kesenian Kota Probolinggo (DKKPro) menegaskan aksi ini adalah bukti nyata aktivitas seni masih berjalan. “Ini loh, yang terjadi di dalam gedung. Anak-anak menari, berkesenian. Kalau ada yang bilang gedung tidak dimanfaatkan, itu kebohongan,” tegas Yuyun Widowati, Komite Tari DKKPro. Yuyun menambahkan, pihaknya sudah bertemu DPRD dan berencana melanjutkan audiensi dengan Wali Kota. Namun bagi mereka, aksi tari di museum sudah cukup membuktikan: alih fungsi Gedung Kesenian sama saja mematikan denyut kebudayaan di kota ini. Halaman museum malam itu bukan sekadar ruang latihan. Ia berubah menjadi panggung protes. Hentakan kaki kecil ratusan anak seakan menyuarakan kekecewaan besar: Kota Probolinggo nyaris kehilangan rumah seninya.

About