@cleopuyo: POV | 'Pranata Mangsa, Surat dari Musim yang Jatuh Hati.' Heeseung as Engineer: Nakamura Haru You as his wife: Serana Sekar Arum ** Tahun 1905 Kereta malam dari Makassar menuju Jakarta berderit pelan di rel, mengantar pulang seorang lelaki yang matanya tak lepas dari secarik kertas yang mulai menguning di tepinya. Surat itu sudah lusuh, dilipat berkali-kali, seakan setiap lekukan adalah tanda betapa sering ia dibuka. Di pojok kanan atas, ada tulisan kecil dengan tinta biru, "Baca pelan-pelan ya, ini berita baik." Haru menarik napas dalam. la sudah hafal setiap kata, tapi tetap membacanya ulang-seperti orang yang tak pernah bosan menatap matahari sore. 'Kepada Haru, yang sedang jauh namun tetap terasa dekat, Aku harap udara di sana tidak terlalu panas. jangan lupa minum, dan jangan makan terlalu cepat. Aku sempat ke dokter kemarin. Awalnya kupikir hanya masuk angin yang tak kunjung reda. Tapi ternyata... Aku tidak sendiri lagi. Aku membawa separuh dirimu di dalam tubuhku sekarang. Kalau kau pulang nanti, bolehkah kau belikan sate padang seperti waktu itu? Kita akan makan bertiga. Dengan cinta, Serana.' Haru tersenyum tipis, tapi sudut matanya basah. Surat ini dikirim sebulan lalu. la baru sempat membalas minggu kemudian, karena pekerjaannya di tanah orang. Dan sekarang, di dalam gerbong yang sesak ini, ia mengulang lagi balasannya di kepalanya sendiri, seperti janji yang digenggam erat. 'Kepada istriku, Serana, yang kini sedang menjaga dua hati di dalam satu tubuh, Suratmu sudah kubaca. pelan-pelan, seperti pintamu. Baris demi baris, kutelusuri dengan jemari yang sedikit gemetar. Aku rasa, aku akan mengingat hari ini selamanya. Hari saat aku tahu bahwa Tuhan sedang menitipkan keajaiban kecil lewat rahimmu yang hangat. Terima kasih sudah menjadi rumah yang begitu tabah. Aku tahu, dua tahun bukan waktu yang pendek. Kita pernah menatap bulan dari tempat yang berbeda, pernah tertidur hanya dengan suara satu sama lain lewat sambungan telepon yang sering putus. Tapi kamu tetap menunggu. Tetap merawat segala yang sunyi, tanpa pernah mengeluh. Serana, aku minta maaf karena saat kabar ini datang, aku belum bisa pulang. Masih ada tiga minggu yang harus kulalui di sini. Tapi percayalah, bahkan sejak kututup suratmu, hatiku sudah berjalan pulang ke arahmu. Aku membayangkan kamu membuka pintu rumah kita, masih dengan daster lengan pendek dan jepit rambutmu yang sering hilang satu. Tapi kini, ada yang berubah. Ada dua denyut nadi di tubuhmu. Dan aku? aku hanya bisa menunduk dalam doa malam ini, mengucap syukur dalam diam karena semesta memilih kita. Jaga dirimu baik-baik. Makan teratur, istirahat cukup. Jangan paksakan tanganmu untuk menjahit terlalu lama, dan... tolong bisikkan sesuatu pada si kecil di perutmu, dari ayahnya yang sedang merindu, "Ayah akan pulang. Ayah sedang menyiapkan pelukannya." Salam cium dari jauh, Haru * Kereta berdecit ketika memasuki stasiun akhir. Haru melangkah turun dengan langkah panjang, membawa koper kecil di satu tangan, dan lipatan surat itu di tangan yang lain. Udara Jakarta malam itu masih hangat, seperti debar yang merayap di dadanya. Sampai rumah. Lampu ruang tamu menyala redup ketika pintu kayu itu terbuka. Serana berdiri di ambang, wajahnya pucat, tapi senyum itu, senyum yang sama yang ia bawa sejak hari pertama mereka menikah, masih di sana. Rambutnya diikat seadanya, daster yang ia kenakan sederhana. Tapi perutnya.. sudah mulai terlihat. Haru menatapnya sekejap, lalu langkahnya pecah menjadi pelukan. Tas terjatuh di lantai, tapi siapa peduli. la dekap tubuh Serana erat, menunduk di pundaknya, mencium harum kenanga yang tersembunyi di kerah bajunya. Matanya panas, dan akhirnya, menitik. "Kamu baik-baik saja, sayang?" suaranya pecah di ujung. Serana mengangguk pelan, bibirnya bergetar. "Baik... sekarang sudah lebih baik." Haru menunduk, tangannya menyentuh perut yang menghangat di balik kain tipis itu. Ada air mata yang jatuh di sana. "Ayah sudah pulang. Ayah bawa semua rindu yang sempat tertinggal." (comsect+) #heeseung #enhypen #pov

chloe🦝

Open In TikTok:

Region: ID

Saturday 02 August 2025 11:28:23 GMT