Vallecito, Colorado 2012 Langit tak turun salju, tapi udara membeku, oleh rahasia yang tak seharusnya diketahui seorang anak. Namanya Dylan. Tiga belas tahun. Ia datang mengunjungi ayahnya, bukan karena rindu, melainkan karena keputusan pengadilan. Orang tuanya telah berpisah. Ibunya di kota, ayahnya menyendiri di pegunungan sunyi bernama Vallecito. Dan Dylan, terjebak di antara dua dunia yang tak lagi saling menyapa. Setahun sebelumnya, tanpa sengaja ia menemukan sesuatu di laptop ayahnya. gambar-gambar ganjil tersembunyi, rekaman yang tak pantas disaksikan. Sisi gelap sang ayah yang tak seharusnya terlihat oleh mata seorang anak. Sejak itu, Dylan berubah. Ia menyimpan semuanya sendiri, seperti bocah yang tumbuh terlalu cepat karena tak tahu kepada siapa harus percaya. Dan malam itu, di ruang tamu yang tenang, ia menatap wajah ayahnya dan bertanya, tentang apa yang selama ini ia pendam. Namun tak semua pertanyaan menemukan jawaban. Ada yang dijawab dengan kemarahan, dan ada yang diakhiri dengan keheningan yang mematikan. Keesokan pagi, Dylan lenyap. Bukan badai yang menghantamnya, melainkan ketakutan seorang ayah yang memilih menyelamatkan aib, dengan cara yang tak pernah bisa disebut cinta. Ia tahu, cahaya di mata anak itu tak bisa lagi dipadamkan. Dan di antara pelukan yang bisa menyelamatkan atau kebohongan yang ingin mengubur, ia melangkah ke sisi tergelap yang bahkan malam pun enggan menyentuh. Polisi datang. Mark Redwine berkata Dylan hanya pergi bermain. Tapi tak ada jejak kaki di luar. Tak ada pintu yang terbuka. Tak ada suara dari dalam rumah. Yang tersisa hanya lantai yang terlalu bersih, dan udara yang terlalu diam untuk rumah yang pernah menyimpan suara anak-anak. Namun kebohongan tak bisa tinggal selamanya. Bukti mulai bicara: noda merah di karpet, jejak samar di kendaraan, dan bau kehilangan yang tak bisa ditutupi oleh waktu. Beberapa waktu kemudian, di kaki gunung yang sunyi, sisa raganya ditemukan berserak di antara batu dan ilalang, bersama potongan baju yang ia kenakan saat terakhir terlihat. Yang paling menyayat: bagian dari dirinya yang menyimpan senyum, tanya, dan keberanian kecil, ditemukan jauh dari yang lain. Seolah seseorang ingin memisahkannya dari dirinya sendiri, agar dunia tak mengenalnya sebagai jiwa utuh yang pernah hidup dan bermimpi. Motifnya? Bayangan kelam yang ingin dikubur. Arah hidup yang menyimpang. Dan bagi Mark, melindungi dirinya sendiri lebih penting daripada mendengarkan kebenaran dari anak yang hanya ingin dimengerti. Ia dijatuhi hukuman 48 tahun penjara. Namun lima dekade takkan pernah cukup untuk menebus satu kehidupan yang tak sempat tumbuh dewasa. Kini rumah itu kosong. Tak ada lagi ransel di pojok ruangan. Tak ada suara dari kamar atas. Hanya dinding yang menyimpan percakapan terakhir, dan lantai yang menunggu langkah kecil yang tak akan pernah kembali. Untuk Dylan, semoga langit menjadi rumah barumu. Penuh kelembutan, penuh cahaya, dan jauh dari mereka yang meminta anak kecil untuk memikul rahasia orang dewasa.🕊️ 📌 Follow @jejakTerakhir karena terkadang, yang paling mengerikan bukan monster di luar rumah, melainkan seseorang yang memintamu memanggilnya ayah. #JejakTerakhir #truecrime #4u #information #fyp - @jejakterakhir_