Pada tanggal 16 Agustus 2025 Ni Nyoman Sipleg (Ibu Bukit) disuruh lagi sama Ida Bhatara Lingsir yang punya lontar dulu dan Roh atau Sukma Para Raja Se Indonesia Nusantara yang lintas agama untuk mengotonin Ibu Pertiwi menangis di catur muka dengan banten ayaban tumpeng 33 menghitung arah dan urip dan ada plegembal dan bebangkit. Ada Caru Panca Sata, ada lagi ayabannya tumpeng 11 atau guru penyeneng masing masing arah untuk mengotonin 4 Dewi Danu, Dewi Danu Batur, Danu Beratan, Danu Bulian, dan Danu Tamblingan dan ada as tengahnya. Disuruh juga mengambil tirta dari Danu Danu tersebut disatukan untuk melukat simbol Ibu Pertiwi atau Pulau Bali dari nasi. Dan Dibuat Simbol Dewi Telaga 8 berbentuk oleg itu simbol Dewi Telaga 8 Penjuru atau 8 Kabupaten dan 9 sama as tengah. Ada Danu ada telaga untuk menyuburkan Ibu Bumi Pertiwi. Ada banten yang as tengah juga menghormati atau menyayangi roh roh leluhur atau penglingsir baik itu Raja, Ratu, Prajurit dan Pahlawan yang berjuang dulu yang gugur di medan perang. dan ada nasi untuk beliau nasi yasan 108. Ada juga tumpeng merah putih di atas nasi yasan simbol merah darah putih tulang dan diletakkan atau dibariskan seperti tentara berbaris. Di lingkaran nama Provinsi Se Indonesia Nusantara terus ada Nama-Nama Negara Dunia berbentuk bulat dan baru di tancapkan Bendera Merah Putih dan di belakangnya ada Bendera Duplikat 206 negara. Dengan tujuan memohon sama Sang Pencipta supaya tidak ada lagi penjajahan di Negara Indonesia Nusantara ini. Nanti yang memuput yadnya itu Pedanda disuruh nyari yang viral menyapu tidak pakai baju. Banten Ibu Pertiwi tidak boleh ditaruh di atas meja harus di Ibu Pertiwi atau paving dialaskan kain putih dengan gambar simbol pulau bali dari nasi. Terus kalau bantennya itu tidak boleh ditaruh di atas meja, banten itu harus di Ibu Pertiwi atau paving. Bagaimana Pedanda atau Sulinggih yang mepuja. Apa beliau di atas atau di bawah, jawabannya nanti tanggal 16 Agustus 2025. Nanti disuruh juga menyampaikan kepada Bapak Kapolda supaya acara nanti dijaga agar nantinya berjalan aman dan lancar. Terus juga Ibu Bukit disuruh mencari Jro Bendesa yang punya wilayah disana dan Parisadha yang tau Yadnya dan Weda. Anak-Anak, Bapak/Ibu, Jero Jero, dan Semeton Sami datanglah ke Catur Muka ikut menyayangi Ibu Pertiwi dengan menaburi bunga dan juga Roh Prajurit ditaburi bunga. Dan siapa yang lahir punya kelebihan bisa melihat Roh tolong hadirlah lihat bagaimana Roh-Roh yang berjuang dulu yang Kita sayangi dengan tulus ikhlas mempersembahkan sesaji seperti yang dilakukan. Yadnya Ini yang akan Ibu Bukit lakukan yang ketiga kalinya. Pecaruan untuk virus dengan nasi perwujudan manusia 8 warna dan nasi yasan untuk Beliau-Beliau yang berjuang. Dulu sudah pernah Ibu Bukit nyari dan memberi atau menyerahkan pesan pesan beliau dulu kepada Bapak Bupati Badung Bapak Nyoman Giri Prasta dan Bapak Gubernur Wayan Koster. Mana mereka percaya karena sudah punya Pedanda, atau punya Bhagawan. Tapi Ibu Bukit tetap menjalani karena itu permintaan Ida Ratu Pandita Sakti Wawu Rauh yang membuat lontar dulu. Itu yang minta tolong ke Ibu Bukit. Sekarang Ibu Bukit kasi tau ke Bapak Bupati Badung yang baru dan Bapak Gubernur Bali yang sudah pernah Ibu Bukit kasi pesannya Beliau. Kalau punya pedanda tolong suruh datang juga ke Catur Muka mungkin jam 6.00 sore. Lihat Banten Ibu Bukit kalau itu tidak mematuhi lontar atau sastra Ibu Bukit siap dihukum apa saja dengan senang hati. Nanti setelah acara selesai, banten ayaban dewi danu dan nasi yasan 108 dan banten lainnya dilarung di pantai uluwatu di dekat pura dan bawa pejati, diaturkan di pura uluwatu memohon api air angin di dunia ini secukupnya, tidak lebih tidak kurang, kalau air lebih tsunami atau banjir itu juga mematikan, air kurang atau tidak ada juga, pohon binatang manusia juga akan mati. Kalau kita tidak diperlukan ga mungkin kita diciptakan. #pondokibubukit #yadnya #banten #ibupertiwi #caturmuka #pesan #penika - @pondokmemebukit