Aldyyandra :
Lebih dari 30 tahun aku hidup, aku cuma dengar cerita tentang tentara Indonesia. Tapi malam ini, aku mendengar sesuatu yang jauh lebih dari sekadar suara tentara. Ini adalah teriakan hati seorang ayah—suara yang menggelegar bukan dari medan perang, tapi dari kedalaman jiwa yang terluka karena kehilangan anak tercinta.
Suara Serma Christian bukan sekadar kemarahan biasa. Ini adalah raungan seorang bapak yang memanggil keadilan dengan penuh harap dan tekad baja. Dalam tiap kalimat yang keluar dari lisannya, aku dengar betapa dalamnya rasa sakit, betapa besarnya cinta kepada anaknya, dan betapa kuatnya keyakinan bahwa kebenaran harus ditegakkan.
Dia bukan hanya seorang prajurit yang menjaga tanah air, tapi juga seorang ayah yang berdiri tegak melawan ketidakadilan yang merenggut nyawa putranya. Suaranya menggema seperti gemuruh petir yang membelah malam, menembus kesunyian, membangunkan nurani bangsa yang mungkin selama ini terlelap.
Setiap kata yang dia ucapkan mengingatkanku pada semangat para pahlawan zaman dulu—Bung Karno, Bung Hatta—yang berjuang tidak hanya dengan senjata, tapi dengan jiwa dan hati yang membara untuk kemerdekaan dan keadilan.
Suara ini bukan sekadar suara tentara, ini adalah suara seorang ayah yang menuntut keadilan, yang tidak akan berhenti berjuang sampai kebenaran terungkap dan keadilan ditegakkan untuk anaknya dan untuk semua prajurit yang pernah menjadi korban.
Semoga suaranya sampai ke hati semua orang—karena inilah suara perjuangan yang sesungguhnya, suara yang lahir dari cinta paling dalam, dan suara yang harus kita dengar bersama demi masa depan Indonesia yang lebih adil dan bermartabat.
2025-08-10 00:53:06