@nafisa.adamu625: #tranding #trendingvideo

NAFISA ADAMU 😍
NAFISA ADAMU 😍
Open In TikTok:
Region: NG
Wednesday 13 August 2025 21:42:48 GMT
1014
109
10
3

Music

Download

Comments

oumar.ibrahim244
oumar ibrahim :
macha alla❤
2025-08-14 06:54:14
0
mohammeddalladi
Mohammed Dalladi :
🥰🥰🥰
2025-09-02 13:18:02
0
user34706090958142
user34706090958142 :
🥰
2025-09-02 00:04:01
0
kdhhejdbsjzvwkdoje2
DAN ALLSS 0664372364 :
🤲
2025-09-01 14:47:06
0
lawan0273
Lawan02 :
🥰
2025-08-30 21:47:59
0
user2590926778412
Hafiz hamza :
🥰
2025-08-21 14:07:32
0
hassan.uomar.hass
@Hassan uomar Hassan issa :
🥰🥰🥰
2025-08-21 13:48:31
0
user21036214577aaaa
bachir ma Sona gari :
💙
2025-08-16 14:23:27
0
nblajawa
NB LAJAWA :
@NB LAJAWA:Wasu Na Jiran Aure, Wasu Na Jiran Haihuwa, Wasu Na Jiran Arziki, Wasu Na Jiran Waraka. Allah, Ka Amsa Wa Kowa Nashi 🙏
2025-09-01 23:09:00
0
musbahusulaiman16
musbahusulaiman47 :
waidanaallhamaiyasakunadafasaliamma
2025-09-01 02:09:33
0
To see more videos from user @nafisa.adamu625, please go to the Tikwm homepage.

Other Videos

Seorang pemimpin negara maupun pemimpin agama bukan hanya pengatur tata kehidupan lahiriah, tetapi juga penjaga nilai moral yang akan menentukan arah perjalanan bangsa. Ketika mereka menjalankan amanah dengan jujur, adil, dan penuh tanggung jawab, rakyat akan merasakan ketenteraman serta keadilan. Sebaliknya, jika para pemimpin terjerumus dalam keburukan, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat luas dalam bentuk ketidakadilan, kerusakan sosial, dan runtuhnya kepercayaan. Baik-buruknya suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh rakyat semata, tetapi juga oleh teladan para pemimpinnya. Ulama dan pemimpin negara ibarat dua pilar yang menopang kehidupan bersama: yang satu menjaga akhlak dan spiritualitas, yang lain mengatur kesejahteraan dan keadilan sosial. Jika keduanya berjalan beriringan dengan kebaikan, maka masyarakat akan berkembang dalam harmoni. Namun, jika salah satunya rusak, apalagi keduanya, maka kerusakan itu akan menular cepat, melahirkan krisis moral dan sosial yang sulit dipulihkan. Refleksi ini terasa sangat relevan untuk kondisi bangsa sekarang. Tantangan modern berupa korupsi, krisis kepercayaan, hingga lemahnya moralitas publik adalah gambaran bagaimana kerusakan di level elite memengaruhi kehidupan rakyat. Karena itu, pesan KH Ahmad Dahlan bukan sekadar nasihat moral, melainkan seruan untuk memperbaiki fondasi kepemimpinan bangsa: membangun pemimpin yang berintegritas, ulama yang berwibawa, dan masyarakat yang kritis serta peduli. Hanya dengan demikian, bangsa dapat berdiri kokoh, dan “alam” yang dimaksud beliau—yaitu tatanan sosial, moral, dan negara—dapat tetap terjaga.
Seorang pemimpin negara maupun pemimpin agama bukan hanya pengatur tata kehidupan lahiriah, tetapi juga penjaga nilai moral yang akan menentukan arah perjalanan bangsa. Ketika mereka menjalankan amanah dengan jujur, adil, dan penuh tanggung jawab, rakyat akan merasakan ketenteraman serta keadilan. Sebaliknya, jika para pemimpin terjerumus dalam keburukan, dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat luas dalam bentuk ketidakadilan, kerusakan sosial, dan runtuhnya kepercayaan. Baik-buruknya suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh rakyat semata, tetapi juga oleh teladan para pemimpinnya. Ulama dan pemimpin negara ibarat dua pilar yang menopang kehidupan bersama: yang satu menjaga akhlak dan spiritualitas, yang lain mengatur kesejahteraan dan keadilan sosial. Jika keduanya berjalan beriringan dengan kebaikan, maka masyarakat akan berkembang dalam harmoni. Namun, jika salah satunya rusak, apalagi keduanya, maka kerusakan itu akan menular cepat, melahirkan krisis moral dan sosial yang sulit dipulihkan. Refleksi ini terasa sangat relevan untuk kondisi bangsa sekarang. Tantangan modern berupa korupsi, krisis kepercayaan, hingga lemahnya moralitas publik adalah gambaran bagaimana kerusakan di level elite memengaruhi kehidupan rakyat. Karena itu, pesan KH Ahmad Dahlan bukan sekadar nasihat moral, melainkan seruan untuk memperbaiki fondasi kepemimpinan bangsa: membangun pemimpin yang berintegritas, ulama yang berwibawa, dan masyarakat yang kritis serta peduli. Hanya dengan demikian, bangsa dapat berdiri kokoh, dan “alam” yang dimaksud beliau—yaitu tatanan sosial, moral, dan negara—dapat tetap terjaga.

About