@arsip.takberjudul: Cilacap, Jawa Tengah Agustus 2025. Di tepi bukit sunyi, angin sore membawa kabar yang tak sanggup diucapkan. Langit tampak berat, seakan menahan hujan, sementara matahari meredup perlahan di ufuk barat. Di antara rerumputan yang merunduk, terbaring tubuh mungil berusia tiga tahun. Ia dipanggil Abil. Nama kecil yang biasanya diikuti senyum polos, tawa yang memantul di dinding rumah, kini hanya bergaung di udara tanpa jawaban. Hari itu, pelukan yang seharusnya menjadi benteng, berubah menjadi dinding yang runtuh. Pelukan yang seharusnya hangat seperti matahari pagi, kini hilang, tercabut, digantikan tatapan asing. Fery, lelaki muda yang menjadi selingkuhan ibunya, Reni, tak datang membawa kue atau mainan. Tangannya bukan untuk menuntun langkah kecil itu, bukan untuk mengusap rambutnya yang halus. Tangannya menghantam, berulang, menghapus sisa tawa yang masih tinggal di pipi. Napas kecil itu dicekik, perlahan menyempit. Tubuh ringkih itu dilempar dari ketinggian, jatuh di pelukan tanah yang dingin dan asing. Reni menyerahkan Abil ke pada Fery dan meninggalkan nya. Seakan darah tak lagi berarti, seakan air mata anaknya hanyalah hujan yang bisa diabaikan. Seakan teriakan kecil itu tak lebih dari angin yang lewat. Ketika warga mendengar kabar ini, kemarahan berubah jadi gelombang. Mereka berkumpul, menatap bukit itu dengan dada yang sesak. Rekonstruksi penuh teriakan dan tangis, suara-suara yang patah di ujung kata. Orang-orang menangis meski tak pernah mengenal Abil, karena mereka tahu, kepergian seorang anak adalah luka, tapi cara ia direnggut… adalah robekan yang tak akan pernah sembuh. Fery dan Reni kini jadi tersangka. Hukum akan menimbang, meneliti setiap detil, menanyai setiap saksi. Namun semua orang tahu. tak ada vonis, tak ada hukuman, tak ada tahun-tahun di penjara yang mampu mengembalikan detak jantung Abil. Ia hanyalah anak kecil, yang seharusnya tertidur di pangkuan, bukan di tanah basah, di bawah langit yang ikut berduka. Ia seharusnya tumbuh, mengeja kata demi kata, berlari di halaman, merasakan dunia. Tapi dunia itu merenggutnya terlalu cepat, terlalu kejam, meninggalkan hanya nama dan cerita yang berbisik di antara doa #abil #informasi #followformore #fyp #arsiptakberjudul

Arsip.TakBerjudul

Open In TikTok:

Region: ID

Friday 15 August 2025 01:40:26 GMT